Kamis, 2 Oktober 2025

Eskalasi di Laut Cina Selatan Meningkat, Potensi Konflik Cukup Tinggi Tapi Tak Berarti Akan Perang

Beni menjelaskan potensi konflik disini berarti kedua negara baik AS maupun China akan berusaha mempertahankan kepentingan nasional.

Editor: Johnson Simanjuntak
ist
ILUSTRASI: Pesawat pembom H-6 Angkatan Udara China PLA terbang dekat Pesawat Tempur F-16 Taiwan pada foto selebaran 10 Februari 2020 ini yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan para peju 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I Marsekal Pertama Tri Bowo Budi Santoso mengatakan telah terjadi peningkatan eskalasi di Laut Cina Selatan akibat konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Pengamat keamanan nasional Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (Lesperssi) Beni Sukadis mengatakan peningkatan eskalasi tersebut tidak berarti akan terjadi perang.

"Saya pikir potensi konflik cukup tinggi di Laut China Selatan, namun tidak berarti akan terjadi perang," ujar Beni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Baca: Hubungannya dengan China Berada di ‘Titik Kritis’, AS Bakal Buka Kembali Konsulatnya di Wuhan

Beni menjelaskan potensi konflik disini berarti kedua negara baik AS maupun China akan berusaha mempertahankan kepentingan nasional.

Dalam hal ini, China mengklaim wilayah Laut China Selatan adalah kedaulatannya, namun di sisi lain AS menyatakan bahwa Laut China Selatan adalah wilayah perairan international.

"Sehingga AS berhak melakukan operasi Freedom of Navigation di Laut China Selatan sesuai dengan hukum international," kata dia.

"Dengan mempertahankan kepentingan masing-masing maka bisa terjadi miskalkulasi di lapangan. Miskalkulasi inilah yang menjadi pemicu konflik atau gesekan antara patroli laut China dan AS. Sehingga konflik antar kapal angkatan laut bisa terjadi sewaktu-waktu," imbuh Beni.

Lebih lanjut, Beni meminta pemerintah untuk memikirkan rencana kontijensi seperti skenario agar konflik AS dan China tidak melebar ke Natuna. Sehingga masyarakat yang berada di sekitar wilayah tersebut tetap aman.

"Kesiapsiagaan pemerntah dalam hal ini adalah memiliki rencana kontijensi seperti skenario apa saja agar konflik tidak melebar ke Natuna dan bagaimana perlindungan warga negara Indonesia di dekat wilayah konflik (Natuna)," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved