Serap Aspirasi, Peradah Indonesia Gelar Polling Pemilihan Dirjen Bimas Hindu
Peradah Indonesia telah menyelenggarakan diskusi publik tentang “Pemaparan Hasil Poling Online Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) telah menyelenggarakan diskusi publik tentang “Pemaparan Hasil Poling Online Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia 2020”, Sabtu (30/5/2020) melalui media zoom meeting.
Kegiatan diskusi ini menampilkan tiga narasumber dan penanggap yaitu Gede Pasek Suardika, Prof dr LK Suryani, dan Dewa Budjana.
Saat dikonfirmasi terkait polling tersebut apakah itu sebagai bentuk intervensi atau tidak, Ketua Umum Peradah Indonesia I Gede Ariawan atau Ige tidak membantah atau mengiyakan bahwasanya Peradah mengintervensi proses pemilihan calon Dirjen Bimas Hindu tersebut.
Selanjutnya Ige menegaskan bahwa polling tersebut adalah bentuk nyata Peradah Indonesia untuk menyerap aspirasi umat Hindu nusantara.
Baca: Benarkah Pemerintah Lebih Pentingkan Ekonomi Dibanding Kesehatan? Ini Jawaban Menteri Sri Mulyani
“Kegiatan diskusi ini untuk melihat bagaimana aspirasi masyarakat terhadap kriteria calon dirjen bimas Hindu. Jadi, kita melihat hal–hal mana yang menurut masyarakat perlu ditingkatkan dan bagaimana agar calon dirjen yang terpilih nanti mampu mengayomi seluruh kepentingan masyarakat Hindu se-Indonesia atau Hindu Nusantara," jelas Ige.
Alumni IVLP Amerika Serikat ini juga menyebutkan kriteria calon Dirjen yang diharapkan oleh 6.376 umat yang ikut serta dalam polling.
Dimana sebanyak 47 % umat berharap Dirjen yang terpilih nanti mampu berjuang untuk meningkatkan anggaran pembinaan umat, 21 % berharap Dirjen dipimpin sosok yang memiliki kemampuan leadership mampuni, mampu mengkomunikasikan berbagai permasalahan dengan baik, dengan semua komponen terkait dan ormas-ormas Hindu yang ada.
Serta 13 % umat menyampaikan harapannya dalam pelayanan keumatan, baik pendirian tempat ibadah (Pura dan lainnya), pelayanan adminitrasi kependudukan dan 10 % meminta Dirjen Bimas Hindu kedepan memiliki integritas yang kuat, mampu berdiri diatas semua kelompok dan golongan, 9 % berharap Dirjen bisa meningkat SDM Umat Hindu.
Baca: KPK Buka Kemungkinan Jerat Pihak Lain Dalam Kasus Suap Wahyu Setiawan dan Harun Masiku
Semantara itu, Gede Pasek Suardika menyampaikan bahwa masalah anggaran merupakan masalah yang masih ada hingga sekarang.
Jika dikatakan anggaran dirjen masih sedikit tetapi banyak anggaran yang dikembalikan sehingga bisa dikatakan Dirjen Bimas Hindu tidak kekurangan anggaran.
"Nah disini yang perlu dibicarakan adalah masalah penyerapan anggaran dan mau dibawa kemana anggaran tersebut," ujarnya.
GPS sapaan akrab tokoh hindu nasional yang juga merupakan mantan anggota DPR/DPD RI tersebut mengatakan misalnya banyak organisasi pemuda yang tidak mendapatkan anggaran yang cukup padahal organisasi ini mampu untuk meningkatkan SDM para pemuda dan pemudi Hindu.
Selain itu, perlu ada kebijakan mengenai anggaran tentang pasraman.
Baca: Anis Matta Sebut Dunia Sedang Dalam Proses Transisi Menuju Tata Dunia Baru Akibat Pandemi Covid-19
"Pasraman ini perlu diperkuat sehingga nantinya banyak melahirkan pasraman-pasraman di Indonesia dan secara otomatis banyak penyerapan SDM-SDM lulusan agama Hindu atau guru-guru agama Hindu di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Prof dr LK Suryani, pensiunan Guru Besar Universitas Udayana menyampaikan pelayanan umat Hindu nusantara sangat penting untuk melihat Hindu itu tidak hanya Hindu Bali tetapi masih banyak umat Hindu lainnya di Indonesia, seperti Hindu Tolotang, Hindu Sidrap, Hindu Keharingan, Hindu Kejawen, dan masih banyak lainnya.
Menurut Founder Suryani Institute ini sebaiknya pelayanan keumatan tidak hanya dilihat pada Hindu Bali saja ataupun hanya bertolak ukur pada ritualnya tetapi justru harus meningkatkan spiritualnya.
Hal tersebut penting karena pelayanan umat tidak hanya melihat bagaimana Hindu berkembangan dan lainnya tetapi melihat pada nilainya.
"Misalnya kita melihat entitas agama dari keluarga dan peran seorang ibu. Ini merupakan PR besar bagi Calon Dirjen Bimas Hindu mendatang, setidaknya bisa melihat bahwa pelayanan umat itu sangat luas dari mulai lingkup yang terkecil adalah keluarga, peran seorang ibu atau orang tua dan persolaan umat yang lebih besar," ujarnya.
Sementara itu, Dewa Budjana menyampaikan bahwa peran anak muda seperti leadership dan juga peningkatan kreativitas SDM sangatlah penting.
Baca: Kisah Hidup Helmy Yahya Setelah Dicopot jadi Dirut TVRI, Akui Ketiban Rezeki: Mengalir Luar Biasa
Menurutnya sosialisasi yang telah dilakukan selama ini masih berkutat pada hal yang sama dan belum mampu menarik minat anak muda untuk menonton.
"Ke depan kita harus melihat bahwa Dirjen Bimas Hindu mampu berinovasi tentang bagaimana cara mensosialisasikan agama Hindu agar masyarakat hindu tidak bosan dan mau menonton acara-acara yang sifatnya kehinduan," katanya.
Menurut musisi Hindu yang dikenal murah senyum ini, kita harus bisa melihat bahwa penguatan SDM tidak hanya pada Pendidikan formal saja tetap juga pada Pendidikan informasi seperti misalnya memperbaikan sosialisasi baik dalam bentuk, cara dan penyampaiannya.
Mengikuti perkembangan jaman dan teknologi tentulah penting.
“Seorang pemimpin tidak hanya berpaku pada aturan tetapi juga bagaimana peran anak muda didalamnya untuk turut serta meningkatkan SDM. Ungkap personil band papan atas yang legendaris ini," katanya.
Sekjen Peradah Indonesia AA Ayu Ari Widhyasari menyatakan bahwa diskusi hasil polling kriteria sosok yang diharapkan sebagai Dirjen Bimas Hindu mendatang akan di sampaikan ke Tim Seleksi Calon dirjen Bimas Hindu Kemenag RI dan Presiden Republik Indonesia melalui surat resmi Peradah Indonesia.
Menurut Ari sapaan akrab Sekjen Peradah Indonesia yang juga merupakan Tenaga Ahli Anggota DPR RI ini menyebutkan diskusi hasil polling ini akan lebih menitikberatkan pada bagaimana keinginan masyarakat yang sangat ingin adanya perubahan dalam kinerja Dirjen Bimas Hindu terpilih ke depan serta mampu mengayomi semua kelompok Hindu Nusantara.