Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Penumpang MRT Jakarta Mengaku Sempat Mengantre 1,5 Jam, Kini Rasakan Sepinya Suasana MRT

Kisah penumpang MRT Jakarta yang sempat merasakan antrean panjang pada Senin (16/3/2020), kini merasakan sepinya suasana MRT.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Aktivitas pekerja saat jam pulang kantor di kawasan stasiun MRT Dukuh Atas Jakarta, Senin (16/3/2020). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang penumpang MRT, Tami, menunjukkan suasana sepi di dalam MRT melalui akun Twitter pribadinya, @ttaammiii.

"So happy that mrt is back to normal again and look at the space between each person!

(Senang sekali MRT kembali beroperasi normal dan lihat jarak antar orang!)" tulisnya di Twitter, Selasa pagi.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Tami membenarkan suasana MRT hari ini lebih sepi dari hari-hari biasanya.

"Memang lebih sepi dari biasanya bahkan lebih sepi dari hari-hari sebelum adanya COVID-19 ini sih," ungkapnya pada Tribunnews.com, Selasa pagi.

Baca: MRT Jakarta Lakukan Evaluasi Menyusul Antrean Penumpang Pagi Tadi

Wanita yang bekerja di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan itu menyebutkan ia berangkat dari Stasiun MRT Lebak Bulus pada sekitar pukul 07.20 WIB.

Menurut Tami, hal ini berbeda dengan yang ia alami pada Senin (16/3/2020) kemarin.

Pemandangan antrean mengular terjadi di akses masuk Stasiun MRT Dukuh Atas BNI.
Pemandangan antrean mengular terjadi di akses masuk Stasiun MRT Dukuh Atas BNI. (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Tami menceritakan, Senin kemarin ia harus menunggu 1,5 hingga 2 jam untuk mendapatkan MRT.

"Dari Lebak Bulus juga, itu sampai 1,5 atau 2 jam gitu baru bisa naik MRT-nya," ucapnya.

Ia pun mengaku terlambat masuk kantor.

"Iya (terlambat), saya masuk jam 08.00, sampai kantor jam 08.30 lewat," tuturnya.

Tami juga mengaku kecewa dengan kebijakan pembatasan transportasi umum sebelumnya yang ia nilai diputuskan tanpa pertimbangan yang matang.

"Sedih sih dari awal, kayaknya pas mau mutusin kebijakannya untuk mengurangi transportasi umumnya kurang matang ya," kata Tami.

"Dampaknya parah banget, kayak yang bisa dilihat kemarin di MRT dan Trans Jakarta.

Terutama MRT sih, sebagai salah satu transportasi umum yang benar-benar bisa diandalin aja sampai bisa seperti kemarin gitu," tambahnya.

Baca: Jadwal Kembali Normal, Situasi Terkini di Stasiun MRT Lebak Bulus, Penumpang Tak Lagi Berjubel

Namun, Tami kini mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam mengevaluasi kebijakannya.

"Tapi syukurnya ya, para pengambil keputusan cepat mencabut kebijakan untuk transportasi umum yang kemarin itu," tutur Tami.

"Kalau saya pribadi ya mengapresiasi sih dengan adanya pencabutan kebijakan kemarin," tegasnya.

Menurut Tami, perubahan kebijakan sebelumnya memang diperlukan.

Pasalnya, terkait arahan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), Tami menuturkan tidak semua orang bisa melakukannya.

"Karena gak semua pekerjaan bisa WFH jadi pasti aja ada dong warga yang butuh naik transportasi umum," kata dia.

Namun, Tami mengaku memiliki kekhawatiran menggunakan layanan transportasi umum di tengah wabah virus corona.

Kendati demikian, ia tetap berusaha untuk menjaga diri.

Baca: Anies Baswedan Kembalikan Jam Operasional Transjakarta, MRT, dan LRT: Sesuai Perintah Pak Jokowi

"Khawatir sih pasti ya, cuman ya jaga diri sebisanya aja sih soalnya mau gimana juga kan emang mesti masuk," ujar Tami.

Hal yang sama diungkap oleh seorang penumpang KRL, Siti (22), yang juga masih harus berangkat ke kantor pada Senin kemarin.

"Khawatir banget," kata Siti pada Tribunnews.com, Senin pagi.

"Aku kalau bisa gak naik kendaraan umum sih mau banget, tapi gak bisa," lanjutnya.

Menurut Siti, di transportasi umum, ia berusaha untuk tidak menyentuh sesuatu di sekitarnya.

"Di kendaraan umum juga usaha banget buat gak pegang-pegang yang lain, untuk tap kartu aja aku hati-hati banget," ujarnya.

"Setelah turun kereta langsung pakai hand sanitizer walaupun aku tahu itu gak terlalu ngaruh kan ya, terus sampai kantor aku langsung cuci tangan pakai sabun," sambungnya.

Jam Operasional Transportasi Umum Kembali Normal

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengembalikan jam operasional Transjakarta, mass rapid transit (MRT) Jakarta, dan light rail transit (LRT) Jakarta seperti sedia kala mulai Selasa (17/3/2020) hari ini.

Dilansir dari Kompas.com, kebijakan tersebut menyusul arahan Presiden Joko Widodo untuk tetap menyediakan layanan transportasi umum di tengah wabah virus corona.

Anies Baswedan umumkan tujuh kebijakan dalam tangani Corona di Jakarta.
Anies Baswedan umumkan tujuh kebijakan dalam tangani Corona di Jakarta. (Tangkap Layar kanal YouTube tvOneNews)

"Sesuai arahan Bapak Presiden terkait penyelenggaraan kendaraan umum massal untuk masyarakat, maka kami kembali menyelenggarakan dengan frekuensi tinggi untuk penyelenggaraan kendaraan umum di Jakarta," ujar Anies, Senin.

Kendati demikian, Anies mengurangi jumlah penumpang di tiga moda transportasi umum itu sebagai langkah disiplin melaksanakan Social Distancing untuk pencegahan corona.

Baca: Jaga Social Distancing, Transjakarta Batasi Jumlah Penumpang di Setiap Armadanya

"Kami akan laksanakan dengan social distancing secara disiplin.

Artinya, akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan per gerbong di setiap kendaraan umum yang beroperasi di bawah Pemprov DKI Jakarta," kata Anies.

Dengan adanya kebijakan tersebut, PT MRT Jakarta pun mengembalikan jadwal normal MRT.

Hal itu disampaikan melalui akun Twitter resminya pada Senin kemarin.

Setelah adanya evaluasi kebijakan tersebut, penumpukan penumpang tidak lagi terjadi.

Dilansir dari siaran langsung TV One, Stasiun MRT Lebak Bulus tampak sepi pada Selasa pagi.

Selain itu, suasana di dalam MRT juga terlihat lebih sepi karena sedikitnya jumlah penumpang.

Seperti yang diketahui, beberapa perusahaan telah menerapkan sistem work from home sebagaimana arahan pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19.

Selain itu, untuk tetap menjalankan Social Distancing, PT MRT Jakarta pun memberi batasan jumlah penumpang per kereta.

Setiap kereta, hanya dapat diisi dengan 60 penumpang saja atau 360 orang per rangkaian.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Nursita Sari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved