Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

PKB Desak Pemerintah Pertimbangkan Lockdown untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Langkah lockdown itu ditempuh sebagai langkah yang paling terakhir, yang paling mendesak.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta pemerintah melakukan kajian mendalam dan serius untuk menempuh langkah lockdown (penutupan atau isolasi) kota-kota tertentu untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19) di tanah air.

"Langkah lockdown itu ditempuh sebagai langkah yang paling terakhir, yang paling mendesak. Maka otoritas yang berwenang perlu mengkaji secara mendalam dan serius," ujar Ketua DPP PKB Marwan Jafar saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (14/3/2020).

Apalagi kata anggota DPR RI ini, negara-negara lain sudah menerapkan lockdown dan berhasil mencegah penyebaran virus corona.

Baca: Spanyol Nyatakan Keadaan Darurat karena Virus Corona

"Sebab yang dilakukan negara-negara lain, dengan langkah lockdown itu efektif preventif untuk mencegah penyebaran kemana-mana," tegas mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia pada Kabinet Kerja ini.

Untuk itu menurut dia, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan lockdown di tengah makin bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi virus corona.

"Perlu dipertimbangkan itu. Maksudnya adalah siapa tahu ini menjadi efektif. Karena eskalasinya tiap hari makin bertambah. Bertambahnya ini signifikan," ucap Marwan Jafar.

Baca: Singgung Sorotan Mata 188 ABK World, Yudo: Mereka Semua Sehat Wal Afiat

Selain itu Marwan Jafar juga menekankan pentingnya transparansi informasi dan akurasi data mengenai virus corona di Indonesia.

"Karena ada lembaga-lembaga independen, internasional tanya,'apa benar cuma 69? Jangan-jangan lebih dari itu?'" demikian ia mengulang sejumlah pernyataan dari lembaga-lembaga tersebut.

"Karena itu, otoritas berwenang harus memberikan transparansi informasi dan data yang akurat dan valid, yang harus disampaikan kepada publik," jelasnya.

Ia juga mendesak pemerintah melakukan pemeriksaan atau tes-tes uji virus corona secara lebih meluas dan merata hingga ke daerah.

Baca: Conor McGregor Berduka, sang Bibi Meninggal karena Virus Corona

Langkah ini menurut dia, perlu untuk mendeteksi dini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menangani virus corona.

"Dengan tes merata dapat dibuat klaster-klaster berdasarkan tingkat keparahannnya dan penangannya. Sehingga akurasi data dan informasi itu menjadi penting. Dan untuk mendata semua orang. Presisi dan akurasinya menjadi terjaga leih baik," jelasnya.

Ia juga mendorong pemerintah untuk lebih banyak lagi menggandeng lembaga-lembaga kredibel yang secara scientific datanya cepat akurat dan bisa dipertanggungjawabkan terkait pemeriksaan virus corona.

Jika perlu, kata dia, pemerintah perlu menggandeng negara-negara yang mampu cepat memeriksa dan mengetahui hasil tes uji virus corona.

"Ini sudah banyak temuan yang bagus, muktahir, seperti di Swiss itu 3,5 jam sudah bisa diketahui hasil ujinya. Kenapa itu tidak digandeng, diajak kerjasama, misalnya," kata Marwan Jafar.

"Juga bisa dengan Korea yang mampu secara cepat mengetahui dan secara drastis mampu mengurangi atau menekan penyebarannya," jelasnya lebih lanjut.

Menurut dia, pemerintah harus mengajak lembaga-lembaga atau negara sekalipun untuk bekerja sama untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved