Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Warga Panik Soal Corona, Pakar: Pemerintahan Jokowi Belum Temukan Pola Komunikasi yang Tepat

Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie mnyebut kepanikan masyarakat berasal dari pola komunikasi di pemerintahan Jokowi yang belum tepat

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Tiara Shelavie
YouTube Talk Show tvOne
Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie turut menyoroti kepanikan yang terjadi di masyarakat menyusul masuknya virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Ketidaktahuan dan ketidakpastian menjadi pemicu terbesar adanya kepanikan tersebut.

Menurut Lely hal ini berasal dari pola komunikasi di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum tepat.

Hal ini ia sampaikan dalam program APA KABAR INDONESIA PAGI, yang dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Kamis (5/3/2020).

Sebelumnya ia mengatakan komunikasi pemerintah terkait Covid-19 ini bisa dilihat dari tiga hal.

"Pertama tentang komunikasi politik itu sendiri," ujarnya.

s
Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie (YouTube Talk Show tvOne)

"Kita semua tahu komunikasi bukan panasea untuk menyampaikan semua persoalan. Tetapi komunikasi politik itu perlu disampaikan," tegasnya.

Hal ini sangat penting dilakukan agar masyarakat tidak mencari informasi di sumber yang tidak resmi.

Karena ketika informasi itu tidak kunjung muncul maka masyarakat akan mencarinya dimana saja.

Kedua kata Lely dilihat dari komunikasi publik dan pemerintahannya.

Dimana komunikasi yang dilakukan pemerintah sudah tidak bagus sejak awal.

Seperti contohnya terkait sosialisasi menghadapi Covid-19, sehingga bila betul ada orang terdampak virus, rakyat panik.

Baca: Update Kasus Virus Corona di China, Angka Pasien Sembuh Berangsur Naik, Ahli Medis Berikan Saran

"Seandainya pemerintah menyampaikan pesan komunikasi politik dalam virus corona ini lebih awal mungkin dampaknya tidak akan seperti yang pemerintah bayangkan," ujarnya.

Melihat hal itu, Lely mengatakan dalam pemerintahan Jokowi ini belum menemukan pola komunikasi yang tepat.

"Saya melihat di pemerintahan Pak Jokowi periode kedua ini sepertinya belum menemukan pola komunikasi pemerintahan dan publik itu sendiri," kata Lely.

"Terkait virus corona ini sangat terlihat sebenarnya," imbuhnya.

"Kita yakin bahwa pemerintah ini sebenarnya memiliki pesan-pesan yang menyangkut penyakit ini," jelasnya.

Baca: Masker Langka, Jubir Penanganan Virus Corona Sebut Masyarakat Tak Paham Penularan Berujung Panik

"Dimana koordinasi di dalam pemerintahan terkait antisipasi virus ini sudah dilakukan sebenarnya,tetapi tidak disampaikan ke masyarakat" tegas Lely.

Kendati demikian Lely juga tidak memungkiri sebenarnya dari periode ke periode pemerintahan Indoneisa memang belum menemukan pola komunikasi yang tepat.

Sementara itu, yang ketiga mengenai dampaknya sehingga muncul kepanikan di masyarakat.

"Ini tentang asal muasal virus corona itu sendiri sehingga menimbulkan kecemasan," imbuhnya.

"Harusnya sejak awal sudah diperkirakan lambat atau cepat pasti akan cepat pasti akan sampai ke Indonesia isunya," kata Lely.

"Sehingga dipersiapkan komunikasinya, orang-orang yang pakar menyusun agenda rencana komunikasi itu," jelasnya.

Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat Tak Perlu Panic Buying

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk tidak mengalami panic buying, atau membeli barang dalam jumlah banyak karena kepanikannya atas suatu kejadian tertentu.

Hal ini menyusul terkonfirmasinya kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

"Masyarakat tidak perlu memborong kebutuhan sehari-hari," ujarnya yang dikutip dari YouTube metrotvnews, Rabu (4/3/2020). 

"Yang justru bikin langka karena pembelian besar-besaran, tindakan memborong dan menimbun itu sendiri," tegasnya.

Kepala Negara ini menegaskan pemerintah menjamin ketersediaan untuk kebutuhan sehari-hari masih tercukupi.

"Pemerintah Menjamin ketersediaan barang pokok dan obat-obatan yang ada," imbuh Jokowi.

Jokowi mengaku telah mendapatkan laporan tentang hal tersebut dari pihak terkait.

"Saya tadi sudah cek ke Bulog, cek ke Apindo, semua memberikan jaminan ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan," jelas Jokowi.

Erick Thohir Jamin Ketersediaan dan Harga Terjangkau Masker di Kimia Farma

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengunjungi PT Kimia Farma di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Erick meninjau terkait ketersediaan masker dan cairan antiseptik menyusul isu kelangkaan kedua barang tersebut di pasaran.

Tak hanya itu, ia juga memastikan harga masker dan cairan antiseptik tetap terjangkau.

Mengingat sejak mewabahnya virus corona (Covid-19) ini adanya permintaan yang meningkat secara drastis.

"Barusan saya sudah cek masker dan antiseptik semua ada," ujar Erick yang dikutip dari YouTube Kompas tv, Kamis (5/3/2020).

Baca: UMKM Bisa Jadi Penyangga Ekonomi di Tengah Kasus Virus Corona

Erick mengatakan Kimia Farma juga telah membatasi orang-orang dalam melakukan pembelian kedua barang tersebut per harinya.

"Kimia Farma sudah membatasi bahwa tidak boleh misalnya orang membeli lebh dari dua per harinya," jelas Erick.

Pria berusia 49 tahun ini juga memastikan harga masker dan cairan antiseptik di Kimia Farma dijual dengan harga yang terjangkau.

Seperti misalnya setiap masker dijual dengan harga Rp 2000.

"Kalau kimia farma dengan outletnya 1.300 kami memastikan tersedia dan hadir untuk masyarakat," imbuhnya.

"Selain itu harganya juga tidak di mark up," tegas Erick.

Sehingga Erick menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena ketersediaan masker dan alat-alat kesehatan masih tersedia di Kimia Farma sebanyak 4000 masker perhari se-Indonesia. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved