Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Sebut Pemerintah Lemah Hadapi Virus Corona, Nihayatul Wafiroh: Tak Yakin Indonesia Bebas Corona

Wakil Ketua Komisi IX Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh yakin Indonesia sudah terinfeksi virus corona sejak sebelum ditemukannya dua korban warga Depok.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: bunga pradipta p
dpr.go.id/ Foto : Jaka/mr
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh 

Tak hanya itu, ia menyinggung bahwa penggunaan thermal scanner terkadang tidak begitu maksimal.

"Orang namanya thermal scanner itu juga kadang-kadang lebih banyak tidak ada petugasnya dari pada ada,"

"Lalu, antara thermal scanner dengan KKP yang di-ultimate itu jaraknya sekitar 15-20 meter,"

"Jadi kalau ada orang yang panasnya 38 derajat itu butuh waktu sekitar berapa menit untuk sampai KKP?" kata Ninik.

Calon penumpang pesawat di Terminal 1, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, menggunakan masker kesehatan untuk melindungi pernapasannya, Sabtu (1/2/2020). Merebaknya kasus virus Corona, menimbulkan ketakutan di masyarakat, menggunakan masker seperti ini menjadi pilihan warga masyarakat untuk terhindar dari serangan virus Corona maupun lainnya. (Wartakota/Nur Ichsan)
Calon penumpang pesawat di Terminal 1, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, menggunakan masker kesehatan untuk melindungi pernapasannya, Sabtu (1/2/2020). Merebaknya kasus virus corona, menimbulkan ketakutan di masyarakat, menggunakan masker seperti ini menjadi pilihan warga masyarakat untuk terhindar dari serangan virus corona maupun lainnya. (Wartakota/Nur Ichsan) (Wartakota/Nur Ichsan)

Ninik pun kesal melihat kasus penyediaan fasilitas kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona ternyata tak memadai.

Bahkan ia berpandangan bahwa virus corona sebenarnya sudah merebak di Indonesia.

Tak salah pula jika pemerintah dianggap gagal dalam mengatasi masuknya virus corona ke Indonesia setelah dua warga Depok, Jawa Barat positif terkena virus Corona.

Hal ini diperkuat lagi dengan adanya penemuan kasus di New Zealand bahwa terdapat seorang warga yang positif mengidap virus corona setelah pulang dari Bali.

"Saya yakin kok dari kemarin-kemarin itu juga sudah ada yang namanya corona di Indonesia ini," tegas Ninik.

Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak dapat menutup kemungkinan jika pencegahan dalam menangani penyebaran virus corona tidak begitu ketat atau lemah.

Oleh karenanya, Ninik khawatir apabila jumlah pasien pengidap virus mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) tersebut sebenarnya sudah menyerang banyak korban lain di Indonesia.

Petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas 1 Soetta melakukan pemeriksaan suhu tubuh crew pesawat maskapai asing setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (3/3/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta kini melakukan tiga lapis pemeriksaan bagi seluruh penumpang yang tiba mulai dari pemeriksaan riwayat perjalanan, riwayat kesehatan hingga pemeriksaan suu tubuh yang kesemua itu merupakan prosedur yang harus dijalankan untuk pencegahan dini penyebaran virus corona. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas 1 Soetta melakukan pemeriksaan suhu tubuh crew pesawat maskapai asing setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (3/3/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta kini melakukan tiga lapis pemeriksaan bagi seluruh penumpang yang tiba mulai dari pemeriksaan riwayat perjalanan, riwayat kesehatan hingga pemeriksaan suu tubuh yang kesemua itu merupakan prosedur yang harus dijalankan untuk pencegahan dini penyebaran virus corona. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUN/IRWAN RISMAWAN)

Bahkan, Ninik menegaskan agar pemerintah tidak tertutup dalam menyampaikan jumlah pasien yang positif mengidap virus Corona.

"Saya pikir, kemarin Senin pagi saya baru mengeluarkan statmen di beberapa media bahwasannya jangan ada penutupan data (dari pemerintah)," ujar Ninik.

Kembali Ninik menegaskan, jangan sampai persoalan mengenai virus corona dianggap terlalu ringan dan diremehkan untuk ditangani.

"Saya pikir jangan sampai ini sebagai bola salju yang meninabobokan masyarakat. Tapi ternyata ketika itu boom (meledak) semakin kalut kita," tukasnya.

Ia pun berharap agar edukasi masyarakat lebih diperluas.

Hal ini dapat mencegah adanya buying panic yang terjadi di masyarakat akibat ketidaktahuan soal virus Corona.

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan