Virus Corona
Bangunan Bekas Kamp Pengungsi Vietnam di Pulau Galang Batam Segera Jadi RS Khusus Corona
Pemerintah menargetkan renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit di Pulau Galang itu kurang dari sebulan.
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau rumah sakit bekas kamp pengungsi Vietnam dan lahan di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (4/3/2020), untuk tempat penanganan pasien virus corona.
Pemerintah menargetkan renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit di pulau itu kurang dari sebulan.
Peninjauan ini menindaklanjuti instruksi Presiden RI Joko Widodo yang akan membangun rumah sakit khusus menangani kasus virus, salah satunya virus corona yang mulai mewabah di Indonesia.
"Rehabilitasi ini ditargetkan akan selesai hingga satu bulan ke depan," ujar Hadi saat kunjungan bersama Basuki Hadimuljono di rumah sakit eks kamp pengungsi Vietnam.

Menurut hadi, selain bekas bangunan rumah sakit, saat ini pemerintah juga tengah mencari lahan di sekitarnya untuk dibangun rumah sakit baru untuk penanganan pasien virus corona.
"Jadi tidak sepenuhnya merenovasi rumah sakit bekas pengungsi, nantinya juga akan dibangun gedung yang lain, namun berdekatan dengan lokasi rumah sakit yang lama," jelasnya.
Untuk tahap awal, lanjut Hadi, pemerintah bisa memanfaatkan sejumlah barak atau bangunan yang masih layak tinggal sambil menunggu proses pembangunan gedung baru.
Baca: Jelang 40 hari Meninggal Ashraf Sinclair, Ungkap Adik Suami BCL bahwa Anaknya Ikut Kehilangan
Baca: VIDEO Eric Dier Ngamuk dengan Suporter setelah Hasil Piala FA Tottenham Kalah Pinalti dengan Norwich
"Target kami gedung baru proses pembangunannya minimal satu bulan dengan jumlah 500 kamar dan mampu menampung 1.000 pasien. Dan juga kita siapkan 2 persen kamar khusus isolasi sebanyak 50 kamar," terang Hadi.
"Setuju apa tidaknya hal itu sepenuhnya keputusan Pak Jokowi," ungkap Hadi.
Dia berharap renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit tersebut dapat segera direalisasikan sehingga bisa segera digunakan untuk tempat observasi terhadap warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona.
"Mudah-mudahan rencana ini bisa segera terealisasi dan segera kita gunakan untuk para saudara-saudara kita yang harus melaksanakan observasi. Dan apabila ada yang terinfeksi segera bisa kita laksanakan pengobatan di wilayah Galang ini," imbuh Hadi.
Kepala Museum Ex-Camp Vietnam, Said Adnan yang ikut menerima kunjungan Panglima TNI dan Menteri PURP ini mengatakan, bangunan rumah sakit eks pengungsi Vietnam saat ini dikategorikan sudah rusak berat dan tak layak pakai.
Banyak bagian dinding, langit-langit hingga atap yang sudah roboh sehingga tak bisa langsung digunakan.
Baca: Kini Mulai Membaik, 2 Pasien Corona Awalnya Sengaja Tak Diberi Tahu Kondisi Mereka Sebenarnya
Baca: Cegah Masuknya Virus Corona di 19 Bandara, Ini yang Dilakukan Angkasa Pura II
Cat di dinding pun sudah mengelupas dan berlumut. Tak ada tanda-tanda bahwa bangunan itu adalah rumah sakit besar.
Hanya sebua plang dengan tanda palang merah yang terlihat di salah sisi bangunan.
"Kalau mau dipakai, harus direnovasi dulu," ujarnya.

Adnan mengatakan, bangunan rumah sakit ini digunakan saat Pulau Galang menjadi tempat pengungsian asal Vietnam pada 1979 hingga 1996.
Dahulunya, ada fasilitas lengkap di rumah sakit ini, seperti ruang operasi, laboratorium, radiologi, ruang bersalin hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Selain itu, terdapat ruang rawat inapnya dapat menampung sekitar 150 pasien.
Baca: BMKG: Prakiraan Cuaca 33 Kota Besar Hari ini, Kamis 5 Maret 2020, Hujan Petir di Samarinda & Tarakan
Baca: Pose Tara Basro Dianggap Berbau Pornografi dan Langgar UU ITE, Ini Reaksi Para Selebriti
Memudahkan Observasi
Hadi mengatakan, ada beberapa alasan pihaknya menilai eks kamp pengunsi Vietnam di Pulau Galang ini cocok untuk lokasi rumah sakit khusus penanganan kasus virus corona.
Di antaranya karena kemudahan akses dan terintegrasi dengan daratan untuk menuju lokasi "Ex Camp Vietnam".
Selain itu, terdapat Bandara Internasional Hang Nadim di Batam untuk pendaratan pesawat rukuran kecil hingga berbadan lebar.

"Jarak bandara dengan lokasi, ex camp Vietnam yang akan didirikan rumah sakit juga terhitung dekat. Bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam," ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Panglima ex camp Vietnam juga memiliki ketersediaan fasilitas untuk pemukiman warga, mulai air bersih dan listrik.
Ia menegaskan, lokasi Ex Camp Vietnam ini menjadi tempat strategis untuk warga dari dalam dan luar negeri yang diduga terjangkit virus corona.
Baca: UPDATE Corona: Kamis 5 Maret 2020: 81 Negara Terjangkit, 90.000 Kasus, dan 3.000 Meninggal
Baca: Flu Burung Saja Ada Masa Berakhirnya, Lantas Kapan Ending Virus Corona? Ahli Ini Bongkar Jawabannya
Dengan begitu, mereka akan lebih mudah untuk dilakukan observasi oleh otoritas pemerintah Indonesia.
"Apabila ada WNI dari luar negeri maupun dalam negeri yang terinfeksi atau harus melakukan observasi kapanpun saja itu bisa langsung ke sini dengan alasan bandara Batam lebih dekat," kata dia.
China Lebih Maju
Berbeda dengan Indonesia, pemerintah China langsung membangun rumah sakit besar khusus untuk penanganan pasien virus corona di Kota Wuhan, Hubei, pada Januari 2020 lalu.
Bahkan, rumah sakit tersebut dibangun dalam waktu 7 hari.

Pemerintah China melakukan rangkaian perencanaan, desain dan pembangunan secara matang hingga akhirnya mampu mewujudkan rumah sakit darurat khusus pasien corona bernama Xiaotangshan di Kota Wuhan.
Kota tersebut merupakan daerah awal munculnya virus corona yang kini telah menelan korban jiwa sebanyak lebih 3 ribu orang serta menyebar di 78 negara.
Singkatnya waktu pembangunan yang dimulai pada 25 Januari 2020 itu tak lepas dari ambisi China untuk mengulang prestasi serupa saat membangun rumah sakit khusus pasien severe acute respiratory syndrome (SARS) Xiaotangshan, di Beijing, pada 2003 silam.

Rumah sakit yang dibangun untuk pasien virus corona bukan asal-asalan.
Rumah sakit yang dibangun mempunyai kapasitas 1.000 tempat tidur dengan desain bangunan modern.
Selain rumah sakit Xiaotangshan, China juga membangun rumah sakit untuk pasien corona lainnya, yakni Leishenshan rampung pada awal Februari.
CGTN News melaporkan, pekerjaan konstruksi yang serba cepat dan disiarkan secara langsung melalui saluran-saluran televisi milik Pemerintah, memukau puluhan jutaan penonton. (tribun network/tribun batam/dit/kps/coz)