Kamis, 2 Oktober 2025

Pemindahan Ibu Kota Negara

Putra Putri Kalimantan Timur Diharapkan Masuk Dalam Struktur Pimpinan Badan Otorita Ibu Kota Negara

Presiden Jokowi diharapkan tidak melupakan putra putri terbaik Kalimantan Timur untuk dilibatkan dalam struktur pimpinan Badan Otorita Ibu Kota Negara

/FACHMI RACHMAN
Pemandangan kawasan lahan PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dari Ketinggian, Rabu (2/10/2019). Lahan HTI milik PT IHM ini rencananya akan menjadi salah satu lokasi pengembangan Ibu Kota Negara yang baru. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR Irwan berharap Presiden Joko Widodo tidak melupakan putra putri terbaik Kalimantan Timur (Kaltim) untuk dilibatkan dalam struktur pimpinan Badan Otorita Ibu Kota Negara.

"Putra-putri terbaik Kaltim kan banyak, ada Pak Isran Noor dan lainnya. Artinya level wakil (kepala badan otorita), harusnya bisa (dari orang Kaltim)," ujar Irwan kepada wartawan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Menurut Irwan, empat kandidat Kepala Badan Otorita IKN seperti Bambang Brojonegoro, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Abdullah Azwar Anas, dan Tumiyana, memiliki kompetensi maupun kapabilitas dalam melaksanakan perintah Presiden Jokowi.

Baca: Jokowi Telah Kantongi 4 Calon CEO Ibu Kota Baru, Mulai Dari Mantan Menteri Hingga Ahok

"Tapi Pak Jokowi juga harus arif dan bijaksana, artinya memperhatikan aspirasi masyarakat Kaltim untuk masuk dalam unsur pimpinan," tutur Irwan.

Ia menilai, pelibatan putra putri asal Kaltim sangat penting karena lebih memahami karakteristik, geografis sosial, maupun budaya lokasi ibu kota baru yang dibangun di Penajem Paser Utara.

"Yang lebih paham hal tersebut, tentunya putra-putri yang ada di Kalimantan Timur," ucap Irwan.

Baca: Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Hasto Minta Kader PDIP Kaltim Bermental Semangat Juang

Politikus asal Kalimantan Timur itu berharap siapapun yang nantinya ditunjuk Presiden Jokowi menjabat Kepala Badan Otorita IKN bisa membuat ibu kota negara sesuai dengan visi yang selama ini digaungkan.

"Jadi harapan saya, siapapun kepala badan otoritanya nanti, bisa membuat ibu kota negara yang sesuai visinya, yaitu ibu kota negara yang smart, beutiful, sustainable, green, dan tepat waktu, jangan molor," katanya.

Empat kandidat Kepala Badan Otorita IKN

Empat kandidat pemimpin ibu kota baru telah dikantongi Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Berbeda dengan daerah lain, ibu kota baru yang ditetapkan di Penajam Paser Utara ini akan dikelola khusus oleh sebuah badan otorita.

Baca: Peserta Jamsostek Kalsel Paling Rendah di Kalimantan

Dikutip dari laman Setkab, Selasa (3/3/2020), Keempat nama yang akan menjadi calon Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) yakni Bambang Brodjonegoro, Basuki Tjahaja Purnama, Tumiyono, dan Abdullah Azwar Anas.

"Yang namanya kandidat ya memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjo (Brodjonegoro, red). Dua, Pak Ahok. Tiga, Pak Tumiyono. Empat, Pak Azwar Anas," ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa Otoritas Ibu Kota Negara ini akan segera ditandatangani Peraturan Presiden (Perpres)-nya yang nanti di sana akan ada chief executive officer (CEO)-nya.

Baca: Bekantan di Kalimantan Selatan Mulai Kehilangan Habitat

"CEO-nya sampai sekarang belum diputuskan. Dan akan segera diputuskan dalam insyaallah dalam minggu ini," kata Jokowi.

Berikut profil 4 kandidat CEO Otoritas IKN yang dimumkan Jokowi:

 Azwar Anas

Abdullah Azwar Anas ditemui seusai diskusi bersama media dengan topik 'Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada', Kongres V PDIP, Jumat (9/8/2019). TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA
Abdullah Azwar Anas ditemui seusai diskusi bersama media dengan topik 'Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada', Kongres V PDIP, Jumat (9/8/2019). TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)

Azwar Anas masuk sebagai salah satu deretan kepala daerah yang sangat familiar.

Sukses memimpin Kabupaten Banyuwangi dua periode, namanya pernah masuk bursa Calon Gubernur Jawa Timur.

Pria kelahiran Banyuwangi tahun 1973 ini pernah lama menggeluti profesi wartawan radio usai lulus dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).

Kiprah politiknya dirintis dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan terpilih menjadi anggota DPR pada pemilu tahun 2004 dari daerah pemilihan Jatim III yang meliputi Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.

Di pemilu selanjutnya, Azwar berusaha lagi ke Senayan, namun usahanya kandas karena tak memperoleh cukup suara.

Gagal menuju parlemen, Azwar lantas mencoba peruntungan dengan menjajal pemilihan Bupati Banyuwangi dengan menggandeng Yusuf Widyatmoko sebagai pasangannya.

Di kepemimpinan sebagai Banyuwangi inilah namanya mulai banyak dikenal. Program paling menonjolnya yakni pembangunan ekonomi Banyuwangi dengan menggenjot sektor pariwisata.

Tumiyana

Berbeda dengan 3 kandidat lain yang berasal dari birokrat, Tumiyana merupakan wajah lama di BUMN, khususnya perusahaan negara di bidang konstruksi.

Saat ini, dirinya tercatat sebagai Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Lulusan Teknik Sipil Universitas Borobudur ini sebelumnya lama berkarir di BUMN karya lainnya, yakni PT PP (Persero) Tbk.

Di PP, Tumiyana pernah menjabat Direktur Keuangan sebelum kemudian menjadi Dirut PT PP selama dua periode dari 2008-2016 dan 2016-2018.

Selain itu, Tumiyana tercatat juga sebagai Komisaris PT Kereta Cepat Indonesia China.

Tumiyana juga dikenal sebagai pengusaha di sektor peternakan.

Dia memiliki sebuah peternakan sapi besar di kampung kelahirannya, Klaten.

Bambang Brodjonegoro

Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, di Gedung BPPT, Jln MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, di Gedung BPPT, Jln MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019). (Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com)

Sebelum terjun ke birokrasi, pria bernama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro merupakan akademisi tulen.

Karirnya banyak dihabiskan sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia (UI).

Sempat menjadi Kajur lalu Dekan FE UI, jebolan Jurusan Ilmu Ekonomi dan Pembangunan ini ditunjuk Menteri Keuangan tahun 2014 sebelum kemudian terkena reshuffle dan digantikan rekan yang juga seniornya sesama dosen FE UI, Sri Mulyani Indrawati.

Masih di era Presiden Jokowi, Bambang kemudian berganti posisi menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada tahun 2016-2019.

Di periode kedua Jokowi, Bambang kembali dipercaya sebagai anggota kabinet, kali ini diplot sebagai Menristek.

Basuki Tjahaja Purnama

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seusai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seusai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12/2019). (Tribunnews.com/Theresia)

BTP alias Ahok jadi calon pemimpin ibu kota baru yang paling sering masuk pemberitaan.

Terbilang sukses dengan pencapaiannya sebagai Bupati Belitung Timur, namanya mulai dikenal publik saat jadi pendamping Jokowi di Pilgub DKI Jakarta tahun 2012.

Dia sempat merantau dan bekerja di Jakarta selepas lulus kuliah di Universitas Trisakti.

Ahok kemudian pulang kampung dan menggeluti bisnis tambang sebagai kontraktor PT Timah (Persero) Tbk.

Karir politiknya dimulai sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung, lalu memenangi Pilkada Belitung Timur berpasangan dengan Khairul Effendi.

Tahun 2009, Ahok mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan berhasil mengantongi 119.232 suara dan duduk di komisi II DPR RI.

Karir politiknya makin melejit setelah dipinang Gerindra untuk mendampingi Jokowi di Pilgubn DKI Jakarta.

Ahok kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi presiden.

Malang bagi Ahok, saat pencalonannya sebagai sebagai Cagub DKI, dirinya kalah dari Anies Baswedan.

Ahok bahkan sempat mendekam sebagai narapidana di Mako Brimom setelah terjerat kasus tuduhan penistaan agama.

Namanya kembali jadi sorotan setelah ditunjuk menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Rekam Jejak 4 Calon CEO Ibu Kota Baru, Ahok Hingga Azwar Anas

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved