Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Mahasiswi Penimbun Masker di Tanjung Duren Sudah 3 Kali Ekspor dan Ambil Untung Rp 10 Ribu Per Dus

TVH (19) penimbun masker di Tanjung Duren, Jakarta Barat, diketahui sudah tiga kali mengekspor masker ke luar negeri.

Editor: Adi Suhendi
TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Barang bukti yang diamankan polisi 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TVH (19) penimbun masker di Tanjung Duren, Jakarta Barat, diketahui sudah tiga kali mengekspor masker ke luar negeri.

TVH yang masih berstatus mahasiswi tersebut diamankan aparat Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa (3/3/2020).

TVH disangkakan menimbun masker untuk kemudian dijual dengan harga tinggi saat barang tersebut sedang banyak dicari masyarakat akibat penyebaran virus corona.

Baca: Mahasiswi yang Ditangkap Karena Timbun Masker Sudah 3 Kali Ekspor dalam Sebulan

"Sebulan sudah tiga kali ekspor sejak Januari, Sementara di Indonesia kurang (pasokan masker)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Mapolres Metro Jakarta Barat, Rabu (4/3/2020).

Namun, Yusri tak merinci negara mana saja yang jadi tujuan ekspor TVH.

Adapun TVH menawarkan maskernya melalui media sosial instagram dan whatsapp.

Karenanya, kata Yusri, polisi sedang menyelidiki apakah masker yang dijualnya tersebut memiliki izin edar atau tidak.

Baca: Komisi IX DPR Minta Pemerintah Jamin Ketersediaan Masker

"Kita dalami apa masker ini ada izin atau tidak," kata Yusri.

Diberitakan sebelumnya, 350 kardus masker berbagai merek disita polisi dari apartemen yang disewa TVH.

Masker tersebut terdiri dari 120 kardus masker merek Sensi,152 kardus masker wajah merek Mitra, 71 kardus masker wajah merek Prasti, dan 15 kardus masker merek Facemas.

Yusri mengatakan, masker itu sudah dibeli TVH sejak sebulan lalu atau saat virus corona mulai mewabah di China.

Masker tersebut kemudian dijual kembali oleh TVH secara online melalui media sosial.

"Dia sendiri sudah menjual 200 dus. Pada saat melakukan penangkapan ada sekitar 350 dus dari berbagai merek masih dalami pemeriksaan," kata Yusri.

Baca: Soal Virus Corona, Cakra Khan Beli Masker Seharga 2 Kali Lipat: Janganlah Cari Cuan saat Kayak Gini

Yusri menambahkan, dari pengakuan TVH, dia hanya mengambil untung Rp 10 ribu per kardusnya.

"Hasil keterangan awal cuma ambil keuntungan Rp 10 ribu (per dus) karena dia modal beli Rp 300 ribu jual Rp 310 ribu," kata Yusri.

"Namun keterangan tersangka masih kami dalami. Apakah benar tersangka mendapatkan masker itu dengan harga yang sudah tinggi," jelas Yusri.

Dalam kasus ini, TVH akan dikenakan Pasal 107 UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan.

Hal itu lantaran TVH sengaja menimbun masker di tengah permintaan yang tinggi karena isu virus corona.

‎Mendag Ingatkan Produsen, Distributor, dan Pengecer Masker

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan pemerintah tidak melakukan larangan ekspor terhadap produk masker ke pasar dunia.

Meskipun tidak ada larangan ekspor, pemerintah mengimbau agar para eksportir lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan masker dalam negeri.

Ia pun mengingatkan para produsen agar tidak menerapkan harga yang tinggi dan memanfaatkan situasi saat ini.

Mengingat permintaan masyarakat terkait masker dan hand sanitizer melonjak signifikan setelah diumumkannya dua kasus virus corona di Indonesia.

Baca: Kasus Virus Corona di China Menurun, Pemerintah Kini Fokus Pantau Keberadaan WNI di 4 Negara Ini

"Menyikapi permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap masker dan hand sanitizer, kami mengimbau para produsen barang tersebut untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat," ujar Agus Suparmanto di Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Peringatan tersebut juga berlaku bagi para distributor dan pengecer masker dan hand sanitizer agar tidak bertindak 'nakal' dalam memasarkan produk kepada masyarakat.

Sejak mewabahnya virus corona, permintaan masyarakat terhadap masker khususnya jenis surgical mask atau masker bedah melonjak.

Baca: Pemeriksaan Sample Pasien Dugaan Virus Corona Kini Tak Hanya di Balitbangkes, Ada 10 Lokasi Tambahan

Akibatnya keberadaan masker di pasaran langka.

Terlebih setelah diumumkannya dua pasien terinfeksi virus corona di Indonesia.

Di sejumlah minimarket yang tersebar di beberapa wilayah ibu kota, keberadaan masker langka.

Beberapa hari terakhir, sejumlah minimarket kehabisan stok surgical mask.

Seperti di minimarket kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Baca: 4 Menteri Gelar Rapat Koordinasi Bareng Pimpinan Redaksi Bahas Sejumlah Isu Termasuk Virus Corona

Tribunnews.com sempat menanyakan keberadaan masker Nexcare yang biasa dijual di minimarket tersebut.

Pegawai toko pun mengatakan bahwa stok produk itu habis dan beberapa hari terakhir ini belum ada stok baru yang masuk.

"Habis maskernya, udah berapa hari ini nggak ada stock," ujar seorang perempuan yang merupakan pegawai minimarket saat berbincang dengan wartawan, Selasa (3/3/2020) pagi.

Ia menjelaskan sebelumnya banyak masyarakat yang membeli produk tersebut dalam jumlah besar.

"Mungkin karena ada isu (corona) ini ya, jadinya kemarin-kemarin itu ada yang sampai beli banyak," kata dia.

Saat ditanya terkait hand sanitizer, ia juga mengaku stok produk satu ini pun kosong beberapa hari terakhir.

"Nggak ada juga, sudah berapa hari ini kosong, sama kayak masker itu," kata dia.

Hal yang sama juga terjadi di minimarket kawasan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Senin (2/3/2020) siang.

Masker memang masih tersedia, namun terlihat terbatas, hanya tersisa 3 pack.

"Hanya itu saja maskernya, yang untuk hijab habis, yang ada coraknya juga sudah habis, hanya ada yang abu-abu itu," kata pegawai minimarket di Kota Bambu Utara.

Hand sanitizer pun untuk sementara waktu tidak tersedia di minimarket itu.

"Hand sanitizer juga nggak ada, kemarin banyak yang beli," jelas dia.

Di Glodok, harga masker yang dijual per pack bahkan mencapai Rp 850.000 isinya pun hanya 50 lembar.

Sedangkan di platform e-commerce, harganya melonjak drastis.

Tribunnews pun melakukan penelusuran pada Selasa (3/3/2020) di beberapa situs e-commerce yang menawarkan masker, mulai dari surgical mask yang biasa beredar di pasaran hingga masker jenis N95.

Harga yang ditawarkan dari beberapa pedagang yang tergabung pun beragam, mulai dari harga normal hingga mencapai harga fantastis yakni Rp 1.750.000 untuk jenis surgical mask yang biasa ditemui di pasaran dengan merk Sensi.

Seperti yang terlihat di situs Blibli, harga yang ditawarkan per box mulai dari normal hingga menyentuh angka yang cukup tinggi dengan isi 50 pcs.

Sementara untuk masker tipe N95 menyentuh angka Rp 1.600.000 untuk 20 pcs.

Di situs lainnya seperti Lazada pun tidak jauh berbeda, karena harga yang ditawarkan beragam dengan merk yang berbeda-beda pula.

Menariknya harga tertinggi untuk penawaran penjualan surgical ask dengan merk Sensi, per boxnya juga diantaranya menyentuh angka Rp 1.500.000 untuk isi 50 pcs.

Sementara masker dengan tipe R95 ditawarkan nyaris satu jutaan rupiah atau seharga Rp 987.500.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mahasiswi Penimbun Masker di Tanjung Duren Sudah Tiga Kali Ekspor dalam Sebulan 

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved