Virus Corona
Status KLB Akibat Virus Corona, Pemerintah Siap Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan
Karena statusnya KLB, maka seluruh pembiayaan akan menjadi tanggung jawab pemerintah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan memastikan seluruh biaya pasien yang terjangkit virus corona (COVID-19) ditanggung oleh pemerintah.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Bambang Wibowo menjelaskan wabah virus corona ini merupakan kejadian luar biasa (KLB).
Karena statusnya KLB, maka seluruh pembiayaan akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Ini sebuah KLB semua pembiayan mulai dari yang suspect atau sakit ditangung pemerintah,” kata Bambang di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).
Bambang menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir sejak seseorang melaporkan keluhan dan ditetapkan sebagai orang dalam pengawasan (ODP) maka akan dibiayai negara.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dalam soal pembiayaan yang penting kalau memang betul surveilancenya sakit dan harus dirawat makan dibiayai negara,” tegas Bambang.
Sementara itu saat ini sudah ada 153 sampel yang diperiksa oleh Badan Litbangkes dan dua di antaranya dipastikan positif virus corona.
Dua orang yang memiliki hubungan ibu dan anak yang terjangkit corona virus itu saat ini sedang dalam perawaran di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Cerita ketua RT di Sukmajaya
Dua warga di Kecamatan Sukmajaya, Depok positif terjangkit virus corona.
Keduanya kini tengah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Ketua RT setempat, Teguh Prawiro mengatakan keduanya dalam kondisi baik dan sudah mendapat penanganan medis dari tim dokter.
"Satu jam yang lalu saya berkomunikasi dengan beliau masih baik-baik saja. Yang bersangkutan bilang dirawat dengan baik," kata Teguhdi Sukmajaya, Depok, Senin (2/3/2020).
Dari hasil perbincangannya, ibu berusia 61 tahun itu berharap dapat segera sembuh dan beraktivitas kembali seperti biasa.
Teguh juga menuturkan perawatan yang dijalani tak 'semengerikan' bayangan masyarakat karena dapat menggunakan handphone.
"Beliau mengatakan dirawat dengan baik dan berharap mendapat kesembuhan. Baru saja berkomunikasi, jangan dibayangkan tidak bisa berkomunikasi," ujarnya.
Perihal penjemputan tukang kebun dan penyemprotan cairan disinfektan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok sekira pukul 15.00 WIB tadi.
• Dua Warga Depok Terdampak Corona, Ketua Komisi A DPRD DKI Minta Anies Batalkan Formula E di Jakarta
• Stok Masker Menipis, Pedagang Minta Suplai Barang dari Luar Daerah Jadi Penyebab Harga Melonjak
• 2 Pasien Positif Corona, Gubernur Anies Minta Warga Rajin Cuci Tangan hingga Jaga Etika Batuk
Teguh mengaku tak tahu pasti karena tiba di rumahnya selepas penjemputan dan penyemprotan cairan disinfektan berlangsung.
"Saya enggak tahu kalau itu, karena baru datang. Tapi saya sudah minta untuk penyemprotan cairan disinfektan lagi, minta ke Dinas Ketahanan," tuturnya.
Garis polisi diperluas
Area pemasangan garis polisi di rumah warga yang positif terjangkit virus corona diperluas oleh jajaran Polsek Sukmajaya, Depok, Senin (2/3/2020).
Garis polisi yang sebelumnya dipasang sekira pukul 15.00 WIB sejauh 20 meter dari rumah kini ditambah sekitar 5 meter dari lokasi sebelumnya terpasang.
"Supaya lebih aman, lebih safety," kata Kapolsek Sukmajaya AKP Ibrahim Sadjab di Sukmajaya, Kota Depok, Senin (2/3/2020).
Sebelum perluasan garis polisi, seorang petugas Dinas Kesehatan Kota Depok lebih dulu mengambil gambar tempat sampah rumah.
Namun saat dikonfirmasi untuk apa perluasan garis polisi, dia enggan menjawab dengan alasan tak berwenang.
"Mohon maaf, omongan saya enggak bisa dikutip. Saya enggak berwenang kasih keterangan," ujar petugas Dinas Kesehatan Kota Depok itu.
Data yang dihimpun wartawan TribunJakarta.com di lokasi, malam ini Dinas Kesehatan Kota Depok bakal menyemprot cairan disinfektan.
Tapi belum diketahui pasti pukul berapa penyemprotan cairan disinfektan yang sebelumnya sudah dilakukan berlangsung.
Permintaan agar penyemprotan cairan disinfektan sebelumnya diminta Ketua RT setempat, Teguh Prawiro agar dilakukan.
"Saya tanya tadi apakah ada disinfektan atau apa katanya akan diupayakan jemputan disinfektan dari RS Polri," tutur Teguh.