Senin, 6 Oktober 2025

Pro Kontra Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Rano Karno Pertanyakan Nasib Seniman

Rano Karno menanyakan nasib seniman pasca revitalisasi Taman Ismail Marzuki rampung. Tapi ia menyatakan setuju dengan revitalisasi tersebut.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: bunga pradipta p
Warta Kota/Nur Ichsan
Sutradara sekaligus pemain film Akhir Kisah Cinta Si Doel, Rano Karno mengunjungi Kantor Redaksi Tribunnews dan Warta Kota di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2020) siang. Film yang menceritakan kisah terakhir percintaan Si Doel (Rano Karno) dengan Sarah (Cornelia Agatha) dan Zainab (Maudy Koesnaedi) ini rencananya akan mulai tayang di bioskop pada 23 Januari. Warta Kota/Nur Ichsan 

TRIBUNNEWS.COM - Rano Karno menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR, Kamis (27/2/2020) membahas revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).

Ia hadir mewakili seniman untuk mengetahui tujuan dari Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) Jakarta merevitalisasi TIM.

Rano Karno heran permasalahan revitalisasi ini bisa sampai ke DPRD DKI Jakarta.

Menurutnya komunikasi yang dilakukan Pemprov ketika ingin merevitalisasi TIM tidak baik.

"Tapi ini musti sampai DPRD, ada apa? Jadi saya setuju dengan DPRD, mungkin karena komunikasi tidak berjalan," ungkapnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Jumat (28/2/2020).

Ia juga berterima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang telah menginisiasi revitalisasi TIM. 

"Pak Gubernur saya masih mewakili diri saya sebagai seniman, saya berterima kasih karena hampir 57 tahun TIM anda buat baik kembali."

"Tapi mungkin kita memang lupa sejarah. TIM itu diserahkan pada waktu tahun 68 itu memang dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta," imbuhnya.

Baca: Ketua DPRD DKI Minta Anies Baswedan Moratorium Revitalisasi Taman Ismail Marzuki

Baca: Debat Panas dengan Ferdinand Hutahaean soal Anies, Geisz Chalifah Sindir Etika: Diskusi Warung Kopi

Pemeran si Doel ini menanyakan nasib para seniman setelah proses revitalisasi ini selesai.

Meskipun begitu, ia mengungkapkan jika para seniman setuju dengan rencana revitalisasi TIM. 

"Jadi waktu teman-teman seniman kesini prinsipnya mereka setuju revitalisasi cuma mereka bertanya
setelah itu kami gimana?"

"Apakah kami masih dalam pengelolaan karena kalender kegiatan kesenian pasti pihak swasta sulit untuk mengaturnya," ujarnya.

Sementara itu, Anies Baswedan menegaskan tidak ada pembangunan hotel mewah dalam proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).

Gubernur Anies Baswedan tinjau banjir
Gubernur Anies Baswedan tinjau banjir (tangkapan layar YouTube KompasTV)

Anies mengungkapkan yang ada hanya pembangunan wisma untuk para seniman.

"Soal hotel, tidak ada hotel bintang lima di situ. Memang akan dibangun fasilitas tempat tinggal atau wisma untuk para seniman," kata Anies di Ruang Rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta.

Baca: Komisi X DPR Undang Gubernur DKI Anies Baswedan Bahas Revitalisasi Taman Ismail Marzuki

Baca: Anies Bantah Ada Pembangunan Hotel Bintang Lima di Taman Ismail Marzuki

Anies mengatakan wisma tersebut untuk memfasilitasi para seniman lokal dan internasional yang akan datang ke TIM.

Sehingga para seniman bisa berinteraksi di pusat kebudayaan tersebut.

"Para seniman itu akan datang ke Jakarta, dan kalau mereka datang ya paketnya harus ada menginapnya. Tinggal pilihannya mau diinapkan di mana," katanya.

"Mau beri fasilitas di dalam sehingga mereka berinteraksi 24 jam sesama seniman, atau mereka tidak diberikan fasilitas dan berinteraksi di luar," lanjutnya.

Sebelumnya, Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI, Senin (17/2/2020).

TOLAK RIVITALISASI - Sejumlah seniman  berada di puing-puing bangunan Graha Bhakti, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat(14/2/2020). Para seniman menolak Revitalisasi TIM dan pengelolaan pusat kebudayaan  yang dilakukan oleh Jakpro. (Warta Kota/Henry Lopulalan)
TOLAK RIVITALISASI - Sejumlah seniman berada di puing-puing bangunan Graha Bhakti, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat(14/2/2020). Para seniman menolak Revitalisasi TIM dan pengelolaan pusat kebudayaan yang dilakukan oleh Jakpro. (Warta Kota/Henry Lopulalan) (Wartakota/Henry Lopulalan)

Kedatangannya para seniman itu untuk mengadu lantaran mereka kecewa dengan revitalisasi TIM.

Pimpinan Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana mengakui para seniman tidak pernah diajak bicara terkait revitalisasi TIM.

"Berangkat dari satu kebijakan itu seperti komet yang menghantam bumi. Mendadak kita hancur berantakan, kira-kira gitu."

"Tanpa ada kompromi, kayak ketetapan Tuhan aja. Nggak ada bicara sama sekali dengan kami, kebijakan itu, tahu-tahu sudah diberlakukan," katanya di Ruang Rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta.

Radhar mengatakan para seniman setuju revitalisasi agar TIM menjadi lebih baik.

Namun, seharusnya para seniman dilibatkan dan diajak bicara soal rencana revitalisasi itu.

Ia mengungkapkan pihaknya sudah melayangkan protes dan meminta moratorium revitalisasi tersebut.

"Kami protes, karena cuma satu masalahnya. Revitalisasi atau revitalisasi atau rehabilitasi TIM, kita tidak peduli namanya, kita setuju TIM menjadi lebih baik, lebih baru, setuju, tapi ya ngomong," ujarnya.

(Tribunnews.com/Faisal Mohay/chaerul umam)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved