Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Akan Diobservasi Dengan Cara Khusus

Kemenkes menyatakan skema observasi berbeda akan diterapkan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.

Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan skema observasi berbeda akan diterapkan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan dua kali masa observasi yakni 2 x 14 hari diperlukan dalam kasus ini.

"Kita mulai berpikir bahwa seharusnya untuk kasus yang dari Diamond Princess ini kita harus melakukan observasi setidaknya dua kali masa inkubasi yakni 2 x 14 hari," ujar Yuri dalam sambungan telekonference, di Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2020).

Baca: BREAKING NEWS: Wakil Menteri Kesehatan Iran Dinyatakan Positif Virus Corona

Tak hanya masa observasi yang berbeda, Yuri menyebut observasi pun berbeda dari kasus WNI kru kapal World Dream ataupun mahasiswa WNI di Wuhan yang diobservasi di Natuna.

Yuri mengatakan 78 WNI kru kapal Diamond Princess harus dikelompokkan atau di-clustering saat observasi.

Alasannya sudah ada 9 WNI diantaranya yang positif terinfeksi virus corona.

Baca: KBRI Seoul Minta WNI di Korea Selatan Tak Khawatir Terkait Wabah Virus Corona

"Kita sudah memutuskan skema awalnya kalau Diamond Princess ada yang dijemput, maka dia harus dikarantina selama 2 x 14 hari. Dengan catatan di observasinya harus di clustering, dikelompokkan. Tidak bisa dijadikan satu seperti yang di Natuna kemarin," kata dia.

Pengelompokan itu, kata Yuri, harus dibedakan antara siapa yang kira-kira memiliki riwayat kontak dengan yang sudah terkonfirmasi positif dengan mereka yang baru dicurigai terinfeksi.

"Kita harus pisahkan cluster sendiri, yang hanya dicurigai infected kita pisahkan di kamar tersendiri. Betul-betul kita batasi kontak antara yang positif dengan tidak," kata dia.

Baca: Presiden Jokowi Pimpin Ratas Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Indonesia

Lebih lanjut, Yuri mengatakan pihaknya belum menentukan lokasi observasi untuk WNI kru kapal Diamond Princess.

Dia mengatakan masih kesulitan menemukan cara evakuasi yang mampu mengelompokkan atau membuat para WNI tidak bercampur.

"Yang pasti (lokasi observasi) belum kita tentukan sekarang. Karena kita tidak memungkinkan mengevakuasi mereka dengan satu ruangan yang sama, yang tidak memungkinkan layanan clustering."

"Jadi clustering itu bukan hanya kamar beda, tapi makan dan mandi di tempat bersama. Clustering itu betul-betul dia akan berada di kamar terpisah, aktivitas terpisah, makan terpisah, kemudian kita menghindarkan kontak di antara mereka," katanya.

Prinsip kehati-hatian

Pemerintah terus berupaya mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di atas kapal pesiar Diamond Princess.

Saat ini, pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan otoritas pemerintah Jepang terkait proses pemulangan WNI tersebut. Karena, kapal pesiar Diamond Princess.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto usai menghadap Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2020).

"Saat ini juga terus bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai upaya, teknik, cara yang paling baik untuk bisa mengeluarkan mereka. Jadi ini nego terus. Kita nego tapi harus dengan caranya jangan semaunya sendiri. Kalau caranya semaunya sendiri saya membentuk episentrum baru. Enggak boleh," kata Terawan.

Baca: Ada WNI di Kapal World Dream Tidak Ikut Dievakuasi Karena Kontrak Kerja dan Negatif Corona

Terawan menjelaskan, pemerintah berupaya untuk menjaga agar 264 juta jiwa penduduk Indonesia selamat dari wabah virus corona, di samping tetap memberikan perhatian kepada WNI yang ada di Jepang.

Menurutnya, pemerintah Indonesia sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa agar bisa melaksanakan evakuasi dengan baik.

"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ucap Terawan.

Baca: Menkes Terawan: 9 WNI Dirawat Karena Virus Corona di Jepang

"Supaya kita tetap green zone ya. Tapi juga tidak menyepelekan keadaan yang di sana. Tetapi tata caranya kan kita tahu, cara yang tepat untuk melakukan pemindahan tanpa harus melakukan membuat episentrum baru," tambahnya.

Seperti diketahui, kapal Diamond Princess telah menjalani proses karantina usai sejumlah penumpang maupun awaknya positif terinfeksi virus corona, termasuk sembilan WNI dari Indonesia.

Kesembilan WNI tersebut kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang.

"WNI yang kena kan juga dirawat oleh pemerintah Jepang yang sembilan orang itu," ungkap Terawan.

Selain sembilan orang tersebut, ada sejumlah WNI lainnya yang masih berada di kapal pesiar Diamond Princess.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah terus memastikan agar semua WNI tersebut mendapatkan perlakuan sesuai dengan protokol kesehatan WHO.

"Kita ingin memastikan bahwa mereka mendapat perlakuan sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan oleh WHO. Sekarang ini yang 74 itu masih berada di kapal. Kita masih terus membahasnya dengan otoritas di Jepang," kata Presiden.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved