Risma Diisukan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Pengamat Sebut 4 Alasan Namanya Bisa Mencuat
Masa jabatan Tri Risma sebagai Wali Kota Surabaya akan habis. Ini alasan nama Risma senter dikabarkan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan mengungkapkan 4 alasan yang membuat nama Tri Rismaharini senter dikabarkan akan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta atau Menteri.
Keempat alasan tersebut adalah kualitas personal, filosofi gaya kepemimpinan, prestasi dan ambisi.
"Pertama, kualitas personal. Orang indonesia ingin pemimpin yang perhatian untuk rakyat dan itu terlihat di bu Risma setuju atau tidak setuju. Perhatian, ketegasan dan bersih."
"Kedua, filosofi dan gaya kepemimpinan. Filosofi utama dia melayani rakyat," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Sabtu (22/2/2020).
"Ketiga prestasi. Surabaya mendunia dan orang bisa lihat hasilnya. Dan yang keempat ambisi. Risma tidak punya ambisi untuk menduduki jabatan lebih tinggi," imbuhnya dalam acara Talk Show Rosi.
Menurutnya hampir semua orang mengenal Tri Risma sebagai pribadi yang baik.
Meskipun sering marah dan meluapkan emosi, Risma lebih banyak dikenal dari sisi positifnya dan pemimpin yang punya sisi positif jarang di Indonesia.
Baca: Biasa Terlihat Garang, Ternyata Begini Cara Tri Rismaharini Atasi Masalah
Ia menambahkan jika cara kepemimpinan Risma berbeda dari budaya birokrasi yang sudah ada.
"Filosofi utama kepemimpinan bu Risma adalah melayai masyarakat. Inikan perbedaan yang sangat tajam. Birokrasi bekerja dengan caranya sendiri tapi bu Risma memaksa orang untuk bekerja."
"Problem utama birokrasi adalah tidak mau melayani masyarakat dan itu bukan sekedar kebiasaan," ungkapnya.
Ketika ditanya peluang Risma menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, Djayadi Hanan mengungkapkan ada beberapa hal yang dimiliki Risma dan cocok untuk di Jakarta.
"Jakarta ini minatur Indonesia ada bagian yang cocok tapi disesuaikan. Tapi yang tidak perlu dirubah orientasi melayani dan langsung turun ke lapangan," katanya.

Sebelumnya, Tri Rismaharini mengaku belum menentukan langkah ke depan, setelah masa jabatannya menjadi Wali Kota Surabaya selesai.
Di periode keduanya menjabat, ia masih fokus ingin mengawal warga Kota Surabaya.
"Justru ini saat penting saya bisa mengawal kota Surabaya," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Sabtu (22/2/2020).
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Talk Show Rosi yang dibawakan oleh Rosi Silalahi.
Baca: Risma Ungkap Reaksinya saat Lihat Postingan Facebook Penghinanya: Langsung Nangis, Saya Terluka
Rosi menanyakan adanya kemungkinan Risma dibawa ke Jakarta untuk menjadi Calon Gubernur atau Menteri.
Dengan tenang, Risma menjawab jika dirinya tidak memiliki hak untuk memilih jabatan.
"Saya tidak berhak untuk memilih jabatan itu karena bagi saya jabatan itu adalah amanah. karena kalau di jabatan politik Menteri, Gubernur, Wali Kota, Bupati punya tanggungjawab ke masyarakat. saya tidak berhak untuk meminta karena itu berat," ungkap politis PDI-P ini.
Menurutnya, melayani masyarakat tidak ditentukan dari tinggi atau rendahnya jabatan.

"Melayani orang tidak dari jabatannya. Misalkan saya jadi Gubernur tapi tidak bisa menolong orang gak ada artinya."
"Jadi menurut saya bukan karena dia lebih tinggi wilayahnya jabatannya tapi bagaimana dia seorang pemimpin punya arti untuk warganya," ungkapnya.
Ia menambahkan jika masyarakat memilih pemimpin agar hidupnya lebih baik dan jabatan itu adalah amanah.
"Untuk apa orang memilih saya selain agar hidupnya lebih baik. Gak ada gunanya saya tidak berani menjawab ya. Saya dititipi nasib orang oleh Tuhan itu berat," imbuh wanita 58 tahun ini.
Risma mengaku jika pernah menolak jabatan yang ditawarkan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
"Ya nanti ada yang jawab, saya ditawari macam-macam sama bu Mega saya tolak. Saya kan masih punya tanggung jawab," katanya disambut tepuk tangan meriah dari penonton.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay)