Bayar SPP Pakai Uang Elektronik
Nadiem Jengkel, Tegaskan SPP Pakai Gopay Murni Strategi Bisnis: Tak Ada Kaitannya dengan Kemendikbud
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI, Nadiem Makarim jelaskan soal bayar SPP melalui GoPay yang tidak ada hubungannya dengan Kemendikbud
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Miftah
Sekali lagi Mendikbud RI ini menegaskan bahwa tidak ada benturan kepentingan seiring keberadaan fitur baru yakni bayar SPP melalui GoPay.
Mengingat setelah menjadi menteri, Nadiem sudah tidak memiliki kewenangan apapun di GoJek.
Serta ia saat ini tengah mendedikasikan dirinya untuk mencoba menyempurnakan sistem pendidikan di Indonesia.
"Saya ulang lagi, tidak akan pernah Kemendikbud terutama menterinya sendiri melakukan apapun yang melanggar atau menciptakan conflict of interest, yakni kebenturan kepentingan," tegasnya.
Diberitakan, perusahaan GoJek telah mengabarkan dalam siaran resminya, bahwa aplikasinya memiliki fitur tambahan termasuk pembayaran uang SPP dan biaya pendidikan lainnya seperti pembelian buku, seragam dan lain sebagainya.
Baca: Ubah Skema Penyaluran Dana BOS, Nadiem Makarim: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Jujur
Tak hanya dalam rapat dengar DPR, sebelumnya Nadiem juga telah menegaskan terkait hal ini dalam program acara Mata Najwa.
"Sekolah-sekolah kayak swasta kan menerima apa pun cara pembayaran, dia mau pilih bank apa," kata Nadiem yang dilansir dari YouTube Najwa Shihab, Jumat (21/2/2020).
"Dia mau ke metode pemilihan pembayaran apa itu bukan urusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," tegasnya.
Bahkan dalam acara tersebut, Nadiem menyadari hal apapun yang terkait dengan dirinya sangat mudah untuk dipolitisasi.
"Apapun yang kita lakukan bisa diplintir ke sesuatu hal yang bukan dimaksudkan," jelas Nadiem Makarim.
"Dan memang itu yang bikin semarak di berbagai media," ujarnya.

Namun seiring berjalannya waktu Nadiem dapat lebih santai menghadapi itu semua.
"Tapi ya lama-lama karena sudah beberapa kali terjadi, kita juga lebih kalem saja sekarang," imbuhnya.
"Itu adalah bagian normal menjadi figur menteri gitu," tegasnya.
Mendikbud RI ini juga percaya bahwa setiap tekanan atau masalah yang terjadi pasti akan selalu ada cara untuk menghadapinya.
"Awalnya lumayan stres sih, sekarang meditasi lebih sering untuk menenangkan hati," kata Nadiem.
"Enggak apa-apa kita sakit-sakitan, karena dampak yang dapat dapat dilakukan di dalam dunia pendidikan itu adalah 10 hingga 20 tahun kedepan," ungkapnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)