Jumat, 3 Oktober 2025

Megawati dan Wakil Ketua DPRD DKI Kritik soal Formula E, Sandiaga Uno Beri Usulan Anies Baswedan

Rencana gelaran balapan mobil listrik Formula E di kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta, pada 6 Juni 2020 mendatang, mendapat berbagai kritikan.

Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
Danang Triatmojo/Tribunnews.com
Lintasan Resmi Formula E Jakarta E-Prix 2020 di Kawasan Monas yang ditampilkan perdana dalam konferensi pers PT Jakarta Propertindo, Ikatan Motor Indonesia (IMI), Formula E Operation, di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Rencana gelaran balapan mobil listrik Formula E di kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta, pada 6 Juni 2020 mendatang, mendapat berbagai kritikan.

Tokoh yang menyampaikan kritikannya yakni Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani.

Megawati mengkritik rencana tersebut, karena Monas merupakan cagar budaya yang harus dilindungi.

Sementara itu, Zita Anjani meminta Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, tidak menutupi pembangunan Sirkuit Formula E.

Baca: Tim Sidang Pemugaran Bantah Tetapkan Monas untuk Lintasan Formula E

Baca: Ingin Gelar Formula E di Monas, Megawati Minta Anies Jangan Langgar Aturan

Berikut rangkuman dari Tribunnews.com, Kamis (20/2/2020) soal kritikan pada gelaran Formula E di Monas:

Megawati Soekarnoputri

Megawati mempertanyakan keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang akan menggelar balapan Formula E di Monas.

Ia menegaskan, kawasan Monas merupakan cagar budaya yang harus dilindungi.

Sehingga, pihak pemerintah wajib untuk melindungi kawasan tersebut.

"Monas itu di dalam keputusan, peraturan, itu adalah cagar budaya," ujar Megawati di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (20/2/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini pun menyayangkan keputusan dari Anies Baswedan tersebut.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Megawati mempertanyakan, mengapa Anies tak mencari tempat lain saja.

"Kenapa sih, mau bikin Formula E kenapa sih harus di situ? Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu. Peraturan itu ya peraturan," ungkapnya.

Ia menyebut, Ir Soekarno telah berjuang untuk membangun kawasan Monas tersebut.

Baca: Polemik Formula E, Ketua DPRD DKI Marahi Kepala Dinas Kebudayaan Sampai Gebrak Meja

Baca: Megawati: Kenapa Formula E Harus di Monas? Itu Cagar Budaya

Menurutnya, Soekarno mencari dana sendiri untuk membangun Monas.

"Dulu ketika Bung Karno dilengserkan, Bung Karno itu cari uang sendiri. Beliau bilang, saya masih ingat, karena saya dengar," jelas Megawati.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani mengatakan, masyarakat harus mengetahui semua perihal pembangunan Sirkuit untuk balapan Formula E di Monas.

Menurutnya, pembangunan tersebut menggunakan uang warga Jakarta.

Wakil Ketua DPRD DKI, Zita Anjani.
Wakil Ketua DPRD DKI, Zita Anjani. (Tribunnews.com/ Danang Triatmojo)

Saat mengikuti rapat di Komisi E DPRD DKI, Zita berterima kasih atas penjelasan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta, Profesor Mundardjito.

Sebab, Mundardjito mengaku memang tidak dilibatkan dan tidak menyetujui cagar budaya Monas dipakai untuk lintasan balap Formula E.

Baca: Ketua DPRD DKI Geram Hingga Gebrak Saat Bahas Rekomendasi Formula E, Ini Pemicunya

Baca: Polemik Surat Rekomendasi Formula E, Ketua DPRD DKI: Kadis Kebudayaan Belajar Dulu Deh

Diketahui, rekomendasi pembangunan sirkuit tersebut berdasarkan kajian dari Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta.

“Kalau TACB setuju ya enggak apa-apa bilang dapurnya, tapi ternyata dapurnya juga masih berantakan," katanya, dikutip dari Wartakotalive.com, Rabu (19/2/2020).

Sandiaga Uno

Sementara itu, Sandiaga Uno memberi usulan untuk Anies Baswedan, agar menggelar ajang balap yang lebih kecil skalanya.

Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya @sandiuno, Rabu (19/2/2020), Sandiaga Uno terlihat berada di jalan raya Nagoya, Jepang.

Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha dan politikus Indonesia, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha dan politikus Indonesia, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Ia melihat kerumunan pengendara gokart yang tengah antre menunggu lampu lalu lintas.

Sandi akhirnya meminta Anies Baswedan untuk menggelar ajang serupa sebelum perlombaan Formula E.

Pernyataan Sandi tersebut, karena adanya sejumlah kritikan dalam perencanaan ajang balapan mobil listrik itu.

"Pak Gub, daripada ribut, sebelum Formula E, mending bikin kayak gitu tuh, keliling DKI," kata Sandi.

"Supaya enggak pada berantem mulu, ampun," ungkapnya.

Baca: Polemik Formula E, Anies Sebut Ada Pesan yang Ingin Disampaikan, Fraksi DPI-P: Baunya Pembohongan

Baca: Anggota DPRD DKI Kenneth Sebut Dugaan Manipulasi Surat Rekomendasi Formula E Bisa Dipidana

Saran dari Sandi itu, agar Anies Baswedan tak lagi menerima kritikan pedas.

"Mau bikin kegiatan yang niatnya, nawaitu-nya baik, Diserang terus, ampun," katanya.

"Tuh kayak gitu tuh, bikin kayak di Nagoya tuh, keliling-keliling pakai gokart tuh, gokart listrik," lanjutnya.

Dalam video unggahannya itu, Sandiaga Uno memberikan keterangan sebagai berikut:

"Daripada ribut soal Formula-E, mendingan di Jakarta buat balapan gokart listrik dulu saja nih."

"Dikemas dengan menarik dan kreatif. Saya yakin nilai ekonominya juga tidak kalah dan malah bisa lebih menjangkau seluruh kalangan."

"Di Jepang sedang ngetren wisata bermain gokart menggunakan kostum-kostum lucu."

"Sebuah peluang usaha baru yang terinspirasi dari sebuah video game."

"Tadinya saya ingin mencoba, namun diharuskan memiliki sim international atau sim jepang," tulis Sandiaga Uno.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari) (Wartakotalive.com/Fitriyandi Al Fajri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved