Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

WNI Kuliah di China Ingin Lanjutkan Pendidikan, Pemerintah Fasilitasi jika WHO Turunkan Status

Nasib pendidikan bagi mahasiswa dari China ini, kini menjadi sorotan.Pasalnya, sampai saat ini WHO belum menurunkan status darurat pada virus corona.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Tangkap layar Kompas TV
Nasib pendidikan bagi mahasiswa dari China ini, kini menjadi sorotan.Pasalnya, sampai saat ini WHO belum menurunkan status darurat pada virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib pendidikan bagi mahasiswa dari China kini menjadi sorotan.

Pasalnya, sampai saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum menurunkan status darurat terkait virus corona.

Namun, beberapa universitas di China dikabarkan menyediakan kuliah online untuk memfasilitasi mahasiswanya.

Seperti halnya yang dialami Nurul Fadkhatussiyadah, WNI yang sebelumnya dikarantina di Natuna.

Nurul berasal Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca: Pengakuan Pasien Sembuh dari Virus Corona: Ini Lebih Seperti Pilek Berat

Baca: Harga Masker di Indonesia Jadi Sorotan Media Asing, Disebut Lebih Mahal Ketimbang Emas

Nurul merupakan mahasiswa kedokteran di sebuah universitas di China.

Dia mengaku masih merasa khawatir dengan keadaan China.

Kendati demikian, dia ingin tetap melanjutkan pendidikannya di sana.

"Kalau dibilang khawatir pasti, tapi sampai sekarang saya masih menunggu keadaan Wuhan terus membaik."

"Bila keadaannya membaik, saya akan melanjutkan pendidikan saya di sana," ujarnya pada tayangan Kompas TV, Minggu (16/2/2020).

Nurul kini sudah menginjak semester 4 di perkuliahannya.

Demi menyelesaikan pendidikan kedokteran ini, Nurul harus tinggal selama sekitar 4 tahun lagi.

Sementara ini, pihak kampusnya memberikan kuliah online.

Tujuannya agar tidak tertinggal materi.

Kuliah online yang Nurul jalani ini akan dimulai pada, Senin (17/2/2020).

Baca: China Bantah Tidak Transparan Umumkan Jumlah Korban Virus Corona

Baca: 25 Hewan Ini Dilempar dari Gedung Tinggi, Belasan Tewas, Pemilik Diduga Takut Tertular Virus Corona

"Soal pendidikan saya, kita pakai kelas online, dan itu akan mulai pada 17 Februari 2020, sesuai jadwal masuknya," kata Nurul.

Otoritas kampus Nurul, memberi fasilitas berupa aplikasi khusus agar bisa mengikuti kelas.

"Dari kampus disediakan aplikasi, kami harus regristrasi, baru bisa mengakses kelas itu," ucapnya.

Nurul mengaku bersekolah di China menggunakan biaya pribadi.

Dia kembali menegaskan, akan meneruskan pendidikannya bila kondisi penyebaran virus ini mulai menurun.

"Mungkin setelah kasus (virus corona) mulai membaik," ujarnya.

Pemerintah Fasilitasi WNI setelah WHO Turunkan Status Darurat

Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dany Amrul Ichdan, mengatakan pemerintah akan memfasilitasi WNI yang berkepentingan di China.

Baik itu berkuliah ataupun bekerja di sana.

Namun, sekarang ini WHO masih belum menurunkan status darurat untuk China dan sebagian negara di dunia.

Baca: Ahli Kesehatan Australia Curiga Virus Corona Tak Terdeteksi di Indonesia, Menduga Ini Penyebabnya

Baca: Korban Virus Corona Terus Bertambah, Per 17 Februari 1.765 Orang Meninggal

Dany menyebut saat ini pemerintah masih memantau perkembangan China, melalui KBRI maupun institusi setempat.

"Saat ini WHO masih menetapkan status darurat untuk Public Health."

"Oleh karena itu pemerintah terus menjalin komunikasi antara KBRI dengan institusi di China," paparnya.

Satu WNI Mahasiswa di China Ingin Lanjutkan Pendidikan, Pemerintah Fasilitasi Bila WHO Turunkan Status Darurat
Satu WNI Mahasiswa di China Ingin Lanjutkan Pendidikan, Pemerintah Fasilitasi Bila WHO Turunkan Status Darurat (Kompas TV)

Menurut Dany, pendidikan online yang kini banyak ditempuh mahasiswa yang bersekolah China adalah solusi terbaik saat ini.

"Mengenai pendidikan online, itu merupakan terobosan yang baik agar tidak ketinggalan kurikulum," kata dia.

WNI asal China yang dikarantina di Natuna, memang sebagian besar merupakan mahasiswa.

Agar pendidikan mereka terjamin, pemerintah kini sedang mengupayakan program transfer kredit.

"Pemerintah akan memetakan program studi apa saja yang diambil WNI yang sekolah di sana."

"Setelah kita petakan dengan detail, kita akan eksplorasi dan bikin plan B seandainya kita akan membuat program transfer kredit dengan universitas di Indonesia," jelas Dany.

Kini pemerintah masih dalam tahap koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Menko PMK, untuk mewujudkan wacana tersebut.

Beberapa mahasiswa yang menempuh pendidikan menggunakan beasiswa, Danny menyebut, tidak akan terganggu.

Dia percaya, penyalur beasiswa pasti memiliki kebijakan khusus karena kondisi penyebaran virus corona di China.

Dany juga menegaskan, baik mahasiswa yang menggunakan beasiswa atau biaya sendiri akan tetap difasilitasi pemerintah.

Tapi, semuanya bergantung pada keputusan WHO terkait kondisi China dan dunia saat ini.

"Apakah dia beasiswa ataupun biaya sendiri, itu semua pemerintah fasilitasi untuk meneruskan pendidikan."

"Kita fasilitasi setelah selesainya masa recovery oleh WHO," ujar Dany.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved