Fadli Zon Soroti Deradikalisasi Habiskan Dana APBN, Fadjroel Rachman Singgung Menhan Prabowo
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menyoroti hasil program deradikalisasi pemerintah bagi WNI mantan anggota ISIS yang menghabiskan dana APBN.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia sudah memutuskan untuk tidak memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota ISIS.
Diketahui, bahasan mengenai wacana pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia menyita perhatian publik belakangan ini.
Banyak pihak yang meragukan apa gunanya memulangkan mantan anggota ISIS.
Terkait hal itu, Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon turut memberikan komentarnya.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Mata Najwa Trans7 yang kemudian diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (12/2/2020).
Baca: Fadli Zon Bantah Klarifikasi Fadjroel Rachman soal Isu WNI Eks ISIS: Itu Gara-gara Menteri Agama
Baca: Fadli Zon Curiga Terorisme Direkayasa, Fadjroel Rachman: Nanti Kita Tanya Menteri Pertahanan Prabowo

Fadli Zon menyoroti hasil program deradikalisasi pemerintah.
Ia menilai kondisi Indonesia sebelum tahun 1998 tidak ada kasus terorisme yang menonjol.
"Setelah 1998, kita lihat banyak kasus yang menonjol seperti bom Bali dan sebagainya."
"Kita ingin penanganan kasus seperti ini sustainable, jangan ada terus kasus terorisme," papar Fadli Zon.
"Untuk itu, sejauh mana keberhasilan deradikalisasi yang sudah banyak habiskan dana APBN?"
"Jangan sampai ini menguap begitu saja, tapi tidak ada hasilnya," ungkapnya.
Baca: Anak-anak WNI Eks ISIS Diduga Juga Kena Doktrin, Fadli Zon Sebut Mereka Korban dan Perlu Dibuktikan
Selain itu, Fadli menyebut evaluasi cara menangani terorisme juga perlu dilakukan.
"Jangan sampai terorisme ini dibuat ada terus sehingga ada anggarannya terus," ujar Fadli Zon.
Fadli Zon menyatakan, bisa saja ada pihak yang menginginkan terorisme di Indonesia ada terus.
"Saya yakin orang Indonesia moderat," imbuh Fadli Zon.
Mendengar hal tersebut, Fadjroel Rachman lantas angkat bicara dan menyinggung sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Baca: Guru Besar UI Kena Tegur Fadli Zon saat Bahas Risiko Pulangkan Anak WNI Eks ISIS: Jangan Berandai
"Nanti kita tanyakan ke Bapak Menteri Pertahanan," tegas Fadjroel Rachman.
"Itu bukan di Menteri Pertahanan, itu adanya di BNPT, kepolisian, dan lain-lain," ucap Fadli Zon.
"Tapi beliau masuk Kemenkopolhukam," tutur Fadjroel Rachman.
"Ya tetapi anggarannya bukan di Kemenhan. Kalau bela negara bisa dimasukkan ke sana (Kemenhan)," beber Fadli Zon.
Lebih lanjut, Fadjroel Rachman menuturkan maksud dari pernyataannya.
"Betul tetapi di dalam Kemenkopolhukam, beliau ada didalam sana," jelas Fadjroel Rachman.
"Jangan sampai kita melihat dari kasus per kasus, tetapi tak menyelesaikan masalah," tegas Fadli Zon.
Mantan Teroris Sebut WNI Eks ISIS Jadi Korban Hoaks
Baca: Diminta Buktikan 689 eks ISIS adalah WNI, Fadli Zon Minta Pemerintah Lakukan Verifikasi Satu-satu
Mantan Teroris, Sofyan Tsauri mengungkap bahwa WNI eks ISIS juga bisa jadi merupakan korban hoaks.
Sofyan Tsauri mulanya mengatakan bahwa jaringan teroris ISIS tidak jarang menggunakan anak-anak dan wanita sebagai alat operasi.
"Problemnya adalah ISIS itu menjadikan anak-anak dan wanita sebagai media operasi mereka," kata Sofyan Tsauri dilansir kanal YouTube Kompas TV pada Selasa (11/2/2020).
Lantas ia mencontohkan bagaimana pengeboman di sebuah Gereja di Surabaya beberapa waktu lalu dilakukan oleh sebuah keluarga yang juga terdiri dari seorang ibu dan anak-anaknya.
"Contoh di Surabaya juga melibatkan wanita dan anak-anak dan ini memakai anak-anak dan perempuan di istana kemaren Novi yang tertangkap Densus 88. Itu menjadikan wanita," katanya.

Meski tidak setuju ratusan WNI eks ISIS dipulangkan, Sofyan merasa nilai-nilai kemanusiaan juga perlu dipetimbangkan.
Ia menduga, eks ISIS itu bisa jadi korban propaganda jaringan terorisme tersebut.
Baca: Tegas Tolak Pemulangan WNI eks ISIS, Jokowi Sebut Mereka ISIS eks WNI
"Saya enggak setuju secara tapi kemudian ada nilai-nilai kemanusiaan," kata Sofyan.
"Saya kan juga masih menyangka masih beranggapan bisa jadi mereka juga adalah korban atau hoaks dari kebohongan yang dilemparkan oleh ISIS," sambung dia.
Namun, Sofyan mengatakan lagi bahwa pemulangan eks ISIS itu tidak terlalu mendesak.
"Saya tidak melihat ada urgensinya," katanya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)