Sabtu, 4 Oktober 2025

Sentil Risma, Rocky Gerung Tegas: Pimpinan Publik Harus Tahan Dicerca oleh Publik

Sentil Risma, Rocky Gerung sebut sebagai tokoh publik harus tahan dengan penghinaan atau perundungan yang dilontarkan publik kepadanya.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
YouTube Rocky Gerung Official
Pengamat Politik, Rocky Gerung 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung turut menyoroti langkah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang sempat melaporkan warganet yang telah menghinanya ke polisi.

Menurut Rocky Gerung, sebagai tokoh publik harus tahan dengan penghinaan atau perundungan yang dilontarkan publik kepadanya.

Mengingat itu merupakan resiko yang memang sewajarnya harus dihadapi oleh seorang tokoh publik seperti risma.

Pernyataan ini ia sampaikan dalam kanal YouTube pribadinya Rocky Gerung Official yang videonya diunggah pada Senin (10/2/2020).

"Di dalam teori komunikasi publik ada semacam sepekatan bahwa public figure memang ditakdirkan untuk dikritik oleh rakyat," ujarnya.

Rocky menuturkan meskipun menjunjung norma ketimuran, namun perlu diingat Indonesia merupakan negara demokrasi.

s
Pengamat Politik, Rocky Gerung (YouTube Rocky Gerung Official)

Sehingga berlaku prinsip bahwa tokoh publik harus tahan dengan kritik sekaligus hinaan yang dilontarkan oleh masyarakat.

"Jadi kultur kita sebetulnya di dalam pergaulan antar manusia, oke Timur," kata Rocky.

"Tetapi dalam hubungan publik, tidak bisa timur, aturannya ada kulturnya ada," imbuhnya.

"Dimana didalam demokrasi berlaku prinsip bahwa pimpinan publik pasti harus tahan dicerca oleh publik," tegasnya.

Lebih lanjut, Rocky pun mengungkapkan terkait modal yang perlu dimiliki oleh tokoh publik dalam menghadapi kritik tersebut.

"Modalnya kuping tebal, batin cukup lebar, dan otak bening untuk membedakan anatara sindiran, hinaan, mana yang sekedar satire," jealsnya.

"Dan mesti diingat bahwa menghina presiden pun sekarang bolehkan, dalam arti kebijakannya, bukan menghina personalnya," imbuhnya.

Baca: Ditanya Keinginan Bertemu Risma, Zikria Dzatil Menangis Akui Malu : Baru Tahu Sosok Bu Risma di Sini

"Karena deliknya sudah dicabut oleh Mahkamah Konstitusi" ujarnya.

Sehingga Rocky menilai presiden saja boleh dikritik apalagi walikota.

Di sisi lain, ia juga menganggap langkah Risma yang melaporkan penghinanya itu terlalu berlebihan.

"Saya kira seringkali berlebihan, orang enggak bisa bedakan dia figur publik," kata Rocky.

"Sekali dia jadi public figure seluruh perilakunya itu harus dia biasakan untuk di-bully," imbuhnya.

Pria 60 tahun ini menyebut Risma tidak terbiasa disayang dengan cara dikritik.

Padahal menurutnya walikota Surabaya ini sering mem-bully bawahannya.

Baca: Kronologi Kasus Penghinaan Tri Rismaharini, Sakit Hati Anies Baswedan di-Bully, Cabut Laporan

"Jadi dia pasti rentan di-bully kan apalagi Risma suka mem-bully orang kan dengan cara yang kadang kala berlebihan," jelasnya.

"Tapi orang anggap biasa saja, kalau Bu Risma lagi marah-marah enggak ada orang yang marah kalau dimarahin Bu Risma kan."imbunya.

"Jadi musti ada keseimbangan kalau Bu Risma marah, orang diam, karena ada hierarki," kata Rocky.

Kritik warganet yang dilontarkan kepada Risma seharusnya tidak diterima sebagai serangan secara pribadi.

"Kalau rakyat marah dan dibuat meme atau hinaan ya anggap -itu semacam yang bukan poin personal," tambahnya.

Lebih lanjut, menurut Rocky kritikan yang didapat karena aksi aksi Risma dinilai berlebihan.

Satu di antaranya yakni saat Risma turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas.

Baca: Risma Beri Maaf dan Cabut Laporan, Suami Zikria Dzatil Minta Bertemu Langsung: Batin Kurang Puas

"Justru karena Bu Risma terlalu dinamis maka orang anggap berlebih sehingga orang kasih semacam kritik," kata Rocky.

"Saya lihat Bu Risma ngatur lalu lintas saya kira juga berlebih, artinya mengambil alih tugas orang lain," imbuhnya,

"Kan ada hal-hal yang tidak pas sebetulnya, walikota yaudah bikin kebijakan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengaku tersinggung dengan status yang diunggah akun Facebook bernama Zikria Dzatil.

Pasalnya, dalam unggahan yang dilakukan akun tersebut dianggap tidak hanya menghina dirinya secara personal, tapi juga orangtuanya.

Karena alasan itu, Risma melaporkan pemilik akun yang membuat status bernada penghinaan tersebut kepada polisi.

"Sebetulnya, kemarin alasan saya kenapa saya melaporkan, pertama yaitu pribadi saya. Karena kalau saya kodok, berarti ibu saya kodok," kata Risma yang dikutip dari Kompas.com. 

s
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menunjukkan surat pribadi Zikria Djatil yang meminta maaf atas perbuatan dirinya menghina Risam, Rabu (5/2/2020) (SURYA.co.id/Nuraini Faiq)

Atas pelaporan itu, Polrestabes Surabaya berhasil menangkap dan mengamankan pemilik akun Facebook yang diduga menghina Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pada Jumat (31/1/2020).

Wanita yang diduga telah menghina Risma ini menangis tersedu saat mengungkapkan penyesalan atas perbuatannya itu.

Bahkan, Zikria telah menulis dua lembar permintaan maafnya kepada Risma. 

Usai menerima dua lembar surat maaf Zikria Dzatil, Risma mengatakan telah memaafkannya.

Baca: Risma Sudah Cabut Laporan, Apakah Zikria Dzatil Sudah Bisa Dibebaskan dari Jeratan Hukum?

Hal ini Risma sampaikan saat menggelar konferensi pers di Kediaman Wali Kota Jalan Sedap Malam Surabaya, Rabu (5/2/2020).

Tak berselang lama Risma juga telah melakukan pencabutan laporan tersebut, hal ini tidak lepas karena adanya permohonan maaf dari Zikria. 

Dengan dicabutnya laporan tersebut, persoalan antara Risma dengan Zikria Dzatil dianggap sudah selesai.

Untuk proses hukum selanjutnya akan diserahkan sepenuhnya kepada polisi. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, Kompas.com/Ghinan Salman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved