Virus Corona
Bayang-bayang Teror Corona di Kampung Penagi, Lokasi Terdekat dengan Observasi WNI di Natuna
Warga di Kampung Tua Penagi merasakan langsung dampak observasi ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan
Saat sosialisasi warga diminta tidak perlu cemas, tetap jaga kesehatan dan pola makan, menggunakan masker serta selalu mencuci tangan.
4. Perekonomian di Penagi Sempat Lumpuh
Perekonomian di Kawasan kota tua ini sempat lumpuh karena kecemasan yang luar biasa. Warung-warung milik warga kompak tutup.
Kondisi mencekam ini terjadi selama dua hari. Parahnya lagi, tidak ada nelayan yang berani melaut, aktivitas buruh pelabuhan ikut terhenti.
'Jelas ekonomi disini terganggu. Nelayan tidak bekerja, semua cemas. Warga tidak ada yang jualan, sangat sepi," kata Ketua RT 01 Penagi, Yohanes
5. Resepsi Pernikahan warga ditunda
Pasangan pengantin Solihin (21) dan Parmita (20) terpaksa menunda resepsi pernikahan mereka. Padahal akad nikah sudah digelar Senin (3/2/2020).
Sesuai rencana, mereka akan menggelar resepsi pada Kamis (6/2/2020). Karena lokasi resepsi dekat dengan hanggar isolasi, terpaksa resepsi ditunda.

Padahal, beragam makanan telah disiapkan. Undangan sudah disebar hingga panggung sudah dibuat. Kekhawatiran tertular virus corona jadi alasan utama resepsi ditunda.
Ketua RT 01 Penagi, Yohanes mengatakan menurut keluarga, respsi baru akan digelar setelah masa observasi ratusan WNI selesai dilakukan.
"Resepsi pernikahan warga saya ditunda sampai dua minggu, selesai observasi," ungkap Yohanes.
6. Imlek Bersama Batal Digelar hingga Cap Go Meh Penuh Kesederhanaan
"Selain resepsi pernikahan batal digelar. Imlek bersama warga Penagi juga batal. Padahal panggung udah dibuat. Rencananya Imlek bersama itu malam minggu, Sabtu (1/2/2020) tapi ditunda karena WNI dievakuasi dan dibawa ke Natuna," ungkap Ketua RT 01 Penagi, Yohanes.
Biasanya, Imlek bersama di Penagi selalu ramai. Warga menggelar acara makan bersama, tukar kado hingga menyiapkan panggung hiburan di depan Klenteng.
Sementara itu perayaan Cap Go Meh di Penagi juga dibalut kesederhanaan. Warga Tionghoa hanya sembayang di Klenteng tanpa ada hiburan serta makan bersama.
Menyikapi ini, Ketua RT 01 Penagi, Yohanes mengungkapkan ada suasana keprihatinan yang benar-benar dirasakan warganya.
"Sungguh kami merasakan suasana keprihatinan, kedukaan yang mendalam. Disaat begini kan tidak mungkin kami melakukan aktivitas lain seperti resepsi atau warga tetap berjualan. Pasti omongan orang kok terlalu sekali. Makanya kami batasi aktivitas keseharian," imbuhnya.