Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Kementerian Kesehatan Minta Produsen Genjot Produksi Masker Agar Tidak Langka di Pasaran

Pembelian masker di sejumlah daerah melonjak seiring wabah virus corona yang mulai menjalar ke berbagai negara di dunia.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga menggunakan masker saat tiba di Bandara Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (3/2/2020). Pasca Pulau Natuna dijadikan tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, warga sekitar melakukan aktivitas menggunakan masker. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Pembelian masker di sejumlah daerah melonjak seiring wabah virus corona yang mulai menjalar ke berbagai negara di dunia.

Akibatnya, keberadaan masker di toko kesehatan maupun minimarket di sejumlah kota di Indonesia menjadi langka.

Direktur Tata Kelola Obat Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Saidah menyatakan pihaknya sudah mengetahui hal tersebut.

Baca: Tak Biarkan Sang Istri Urus Bayi Mereka Sendirian, Edric Tjandra Turun Tangan

Dia tidak menampik di beberapa daerah pembelian masker dibatasi dan harganya ada yang mencapai jutaan.

Dikonfirmasi apakah masker di sejumlah kota di Indonesia menjadi langka karena banyak diborong untuk disumbangkan ke Natuna atau luar negeri?

Saidah menegaskan masker yang disumbangkan dan dibagikan Kemenkes merupakan masker milik Kemeskes sendiri.

Baca: Rizky Febian Merasa Tak Perlu Minta Maaf kepada Teddy, Ini Alasannya

"Kalau yang Kemenkes itu masker kami sendiri. Soal kelangkaan masker di lapangan, kami sudah minta para produsen untuk genjot produksi mereka‎ supaya di lapangan tidak langka," kata Saidah, Jumat (7/2/2020).

Saidah menjamin khusus di Natuna stok masker mencukupi.

Khusus di Natuna saat ini ada 40.000 lembar masker dan stok tersebut akan ditambah.

"Sejauh ini jumlah masker masih mencukupi kebutuhan warga. Sebanyak 70.000 lembar masker tambahan akan dikirimkan pada sabtu (8/2/2020)," kata Saidah.

Jamin limbah masker dikelola baik

‎Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjamin pengolahan limbah masker ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjakani observasi di Natuna dikelola dengan baik.

"Kami berhasil setup unit pengolah limbah yang berfungsi mengolah limbah padat, contohnya masker," ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono ‎di Natuna, Kamis (6/2/2020).

Baca: Pengamat Intelejen Soleman Ponto Ungkap Bahaya Jika Eks ISIS Pulang: Kalau Virus Corona Bisa Dicek

Anung menjelaskan pengolahan limbah dari kegiatan observasi merupakan bagian penting yang tidak boleh disepelekan atau dibuang sembarangan.

Untuk itu, pihaknya telah mengolah masker hingga barang sekali pakai lainnya yang digunakan orang-orang selama menjalani proses observasi.

Baca: Ratusan WNI yang Dievakuasi dari Cina Tidak Alami Kenaikan Suhu Selama Jalani Observasi di Natuna

"Seluruh limbah dari observasi dijamin dibawa keluar dan telah diolah menjadi limbah untuk B3," katanya.

Upaya pencegahan lainnya, ‎khusus untuk sterilisasi, Kemenkes menugaskan Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan di Batam dan Tanjung Pinang rutin menyemprotkan cairan desinfektan ‎pada tenda, tempat tidur, alat makan, hingga meja makan para WNI yang diobservasi.

Observasi hari kelima terhadap WNI

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono memberikan update kondisi WNI pada hari kelima observasi di Natuna.

Menurut Anung, 238 orang yang dievakuasi dari Wuhan Cina dan kru pesawat yang menjemputnya dalam keadaan sehat.

"‎Hingga hari ini (kelima) tidak ada satupun WNI yang menjalani karantina mengalami gejala mengarah ke virus corona," ucapnya di Natuna, Kamis (6/2/2020).

Baca: Curhat Sedih Cut Meyriska Saat Ditinggal Umrah Roger Danuarta

"‎Situasi di Natuna kami dapat informasi dari dalam, tim kami, kru pesawat dan ratusan WNI alhamdulilah tidak ada kenaikan suhu sejak mereka tiba di Natuna sampai saat ini," tuturnya.

Anung melanjutkan proses layanan kesehatan berjalan dengan baik pada seluruh peserta observasi yang melibatkan pihak dari pelayanan kesehatan masyarakat, TNI, tenaga medis hingga para psikologi.

Baca: KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Pada 14 Februari 2020

"Jadi disana kami terus berikan layanan semacam rumah sakit lapangan. Menerima kunjungan dari mereka yang sedang dilakukan observasi, sejauh ini mereka hanya mengalami gatal, perut begah dan pusing. Itupun masih dalam batas wajar," katanya.

Diketahui saat ini di Natuna ada 237 WNI dan seorang warga negara Amerika Serikat beristri WNI yang menjalani karantina setelah dievakuasi dari Wuhan, Cina.

Selain itu, ada juga lima petugas Kementerian Luar Negeri, 18 kru pesawat Batik Air dan 24 anggota tim yang menjemput mereka dari Wuhan, Cina.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved