Jumat, 3 Oktober 2025

Tiga Skenario Pemulangan Eks ISIS

"WNI pendukung ISIS yang sudah pergi ke Suriah tentu mempunyai ideologi radikal yang cukup kuat dan tidak mudah begitu saja menjadi tidak radikal,

Editor: Rachmat Hidayat
ISTIMEWA
Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta 

Skenario kedua adalah memulangkan sebagian WNI pendukung ISIS dari Suriah, yakni mereka orang yang belum dewasa, menjadi korban karena dipaksa bergabung, atau karena memang sudah benar-benar sadar ingin kembali menjadi WNI.

Namun untuk menentukan orang dengan kategori tersebut tentu tidak mudah karena perlu observasi yang cukup detail.

Baca: Daftar Pemain Asing di Liga 1 2020, Persebaya Lengkap, Persija Jakarta & Persib Bandung Sisakan Slot

Observasi harus dilakukan dengan cermat dan ketat, dengan melibatkan banyak pihak seperti BNPT, Polri, Imigrasi, Kementrian Agama, dan psikolog untuk memastikan motif dan tingkat paparan paham radikalnya.

"Jika skenario ini yang terjadi tentu syarat bahwa mereka masih mempunyai dokumen seperti paspor harus menjadi syarat wajib," katanya.

Selain itu pemerintah tetap harus melakukan proses hukum karena mereka telah melanggar aturan keimigrasian, terlibat dalam organisasi terlarang, dan terorisme.

Baca: Grab Hadirkan 5 Inovasi Baru, Apa Saja?

Tentu saja program deradikalisasi juga harus diikuti sehingga ketika selesai menjalani hukumannya mereka dapat dikembalikan ke masyarakat dalam kondisi tidak radikal.

Skenario ketiga adalah memulangkan semua WNI pendukung ISIS ke Indonesia. Stanislaus mengatakan ini adalah skenario terburuk karena dapat disebut bahwa Indonesia justru menjemput atau mendekatkan sumber ancaman terorisme ke tanah air.

Skenario ini juga berarti pemerintah mengambil risiko besar untuk menerima ancaman radikalisasi dan terorisme secara masif di kemudian hari.

Baca: Lanjutan Isu Pesugihan, Ruben Onsu Jalani Pemeriksaan Polisi, Ada Kemungkinan Artis R Ikut Dipanggil

Jika skenario terburuk ini terjadi, maka pemerintah harus melakukan proses hukum dengan cukup ketat. Kemudian melakukan isolasi agar 600 WNI pendukung ISIS itu tidak menyebarkan ideologinya ke masyarakat di Indonesia.

"WNI pendukung ISIS yang sudah pergi ke Suriah tentu mempunyai ideologi radikal yang cukup kuat dan tidak mudah begitu saja menjadi tidak radikal, kecuali memang pura-pura tidak radikal untuk tujuan tertentu," katanya.

Baca: Potensi Museum Benyamin Sueb Akan Dikembangkan

Stanislaus mengungkapkan, skenario pertama merupakan skenario terbaik yang harus terjadi dan dilakukan pemerintah. Dengan banyak pertimbangan, maka sebaiknya skenario kedua dan ketiga alias skenario terburuk bukan menjadi pilihan.

"Sikap tegas pemerintah kali ini perlu dilakukan agar sumber ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia tidak semakin bertambah dan berkembang," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved