Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Pengamat Puji Jokowi Lebih Utamakan Nyawa Rakyat daripada Investasi ke China

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai sikap Jokowi patut diacungi jempol.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kementan
Pengamat Politik Hendri Satrio. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dinilai lebih mengutamakan nyawa rakyatnya daripada investasi terkait pembatasan travel dan perdagangan dari dan ke China

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai sikap Jokowi patut diacungi jempol. 

"Saya mengapresiasi pemerintahan, dalam hal ini Jokowi yang lebih mengutamakan nyawa rakyat ketimbang investasi. Sebuah langkah berani yang patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi oleh sejarah kelak," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (6/2/2020). 

Baca: Eks Pimpinan KPK: Kompol Rossa Sengaja Disingkirkan Firli Bahuri

Menurut Hendri, pemerintah tentu sudah menghitung permasalahan untung dan rugi terkait pembatasan tersebut. Oleh karenanya, yang bisa dilakukan saat ini adalah mendukung kebijakan tersebut. 

Apalagi, kata dia, kebijakan ini dimaksudkan untuk salah satunya mencegah penyebaran virus corona kepada warga negara Indonesia (WNI). 

"Ya kita harus dukung kebijakan pemerintah untuk menanggulangi melakukan pencegahan terhadap virus corona dengan membatasi atau melarang penerbangan dari dan ke China ini. Jadi harus kita dukung gitu," tandasnya. 

Baca: Komisi III DPR: Hati-hati Pulangkan Eks ISIS, Lebih Bahaya dari Virus Corona

Seperti diketahui, pemerintah Tiongkok lewat Kedutaan Besar (Kedubes) Tiongkok untuk Indonesia berharap agar Indonesia mengambil tindakan rasional dan mengambil saran yang diberikan pemerintah Tiongkok terkait pembatasan penerbangan.

Dikatakan Dubes Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian pembatasan travel dan perdagangan terhadap Tiongkok akan merugikan ekonomi, perdagangan, pariwisata negara Indonesia sendiri.

"Kedubes Tiongkok tidak setuju bahkan keberatan atas segala tindakan pembatasan travel dan perdagangan terhadap Tiongkok," ujarnya, Selasa (4/2/2020) di Kuningan, Jakarta.

Hal tersebut dikarenakan Tiongkok menurutnya adalah sumber investasi yang terbesar untuk Indonesia, dimana Tiongkok juga sebagai negara kedua terbesar sumber wisatawan asing ke Indonesia. 

Baca: Dubes RI di Singapura: Kondisi WNI Positif Corona Dalam Tahap Pemulihan

"Setiap tahun ada 2 juta lebih turis China yang datang ke Indonesia. Menurut saya kalau ambil pembatasan terhadap penerbangan dan perdagangan, maka kami sangat tidak berharap akan dampaknya," ujar Xiao Qian

Dubes Tiongkok itu juga mengatakan pembatasan tersebut akan mengakibatkan dampak langsung terhadap hubungan kedua negara.

Menurutnya tindakan tersebut tidak sama, bahkan berbeda dengan apa yang telah direkomendasikan Pemerintah Tiongkok.

"Kebanyakan negara-negara telah mengambil langkah yang masuk akal atau rasional dan mereka sudah mengambil saran dari kami seperti memperketat karantina di bandara atau pelabuhan dan mendata keberadaan turis dari china. Saya rasa itu bisa dipahami," ujarnya.

Dubes Xiao Qian mengatakan Tiongkok dan Indonesia adalah negara bersahabat. 

Ia berharap Indonesia mengambil saran dari Pemerintah Tiongkok dan mengambil tindakan yang rasional, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap hubungan kedua negara.

"Jangan memberikan dampak negatif terhadap kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved