Jokowi Pimpin Ratas Strategi Pertahanan dan Alusista di Samping Kapal Selam Cakra-401
Ratas bersama menteri ini membahas tentang Kebijakan Pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas (Ratas) dengan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di PT. PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020).
Ratas bersama menteri ini membahas tentang Kebijakan Pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).
Baca: 100 Hari Jokowi-Maruf di Bidang Pertahanan yang Dipimpin Prabowo: Alutsista hingga Polemik Natuna
Jokowi memimpin Ratas tepat disamping Over Haul Kapal Selam KRI Cakra-401 yang sedang dalam proses pengerjaan.
Hadir dalam Ratas tersebut Menko Polhukam Mahfud MD, Manko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menko Perkonomian Airlangga Hartarto.
Terlihat hadir juga Menhan Prabowo Subianto, Menlu Retno Marsudi, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkominfo Jhonny G Plate, Kepada Staf Presidenan Moeldoko.
Panglima TNI Marsekal Hadi, Kapolri Jenderal Idham Azis, kelapa staf tiga matra serta seseret jajaran PT PAL, PT Pindad dan jajaran BUMN lainnya.
"Rapat terbatas di siang hari ini kita akan bahas mengenai strategi besar ke depan, terhadap industri strategis pertahanan kita yang terutama berkaitan debgan kebijakan pengembangam pengadaan alutsista," kata Jokowi saat membuka Ratas.
"saya ingin memastikan bahwa program pengembangam alutsista betul-betul dapat memperkuat industri pertahanan di negara kita," tambahnya.
usai meninjau langsung kondisi lapangan serta alusista, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan keinginan pemerintah untuk fokus dalam pembenahan ekosistem industri pertahanan.
"Baik yang berkaitan dengan fasilitas pembiayaan bagi BUMN, klaster industri pertahanan," ucap Jokowi.
Baca: Ini Permintaan Jokowi Soal Pengadaan Alutsista TNI
Jokowi juga mengingatkan pentingnya ketersambungan antara industri dengan komponen pendukung maupun bahan baku.
"Kemudian termasuk di dalamnya reformasi suplai chain dan pengembangan industri lokal untuk mengurangi ketergantungan kita pada barang barang impor," jelasnya.