Virus Corona
90 Persen WNI di China Pulang Kampung, Menlu Pastikan Tak Ada yang Terpapar Virus Corona
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut tidak ada WNI yang terinfeksi virus corona di China.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut tidak ada WNI yang terinfeksi virus corona di China.
Retno mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Beijing, Tiongkok.
Sebanyak 428 WNI di Wuhan sebagian besar merupakan mahasiswa.
Sementara itu, sekitar 1200 WNI di Beijing serta lebih dari 800 yang ada di Shanghai dipastikan tidak ada yang terjangkit virus itu.
Dilansir dari tayangan Kompas TV, Jumat (24/1/2020), saat ini sekitar 90 persen WNI yang ada di Tiongkok kembali ke tanah air untuk merayakan Imlek.
"Juga ada warga negara Indonesia yang lain, yang semuanya terpantau."
"Dari pantauan Kedutaan Indonesia di Beijing, belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya Warga Negara Indonesia dari wabah yang sedang terjadi di China," ujarnya.

Sebelumnya, KBRI Beijing juga membentuk satuan tugas (satgas) untuk melakukan pengecekan terhadap WNI di China.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan, satuan tugas ini terus mendata WNI yang ada di China.
"Ada juga satuan tugas (task force) yang dibentuk oleh KBRI di Beijing untuk mengecek kondisi mereka (WNI dan mahasiswa Indonesia) dari waktu ke waktu," ujar Faizasyah (24/1/2020) dikutip dari Kompas.com.
Pemeriksaan utamanya dikonsentrasikan pada WNI yang berada di Wuhan, kota pusat penyebaran virus corona.
Kemenlu juga telah merilis imbauan di laman resminya agar WNI memperhatikan beberapa hal terkait penyebaran virus corona yaitu:
1. Bagi seluruh masyarakat yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk dan sulit bernafas.
2. Menghindari kontak dengan hewan hidup termasuk unggas dan burung, dan menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang;
3. Menghindari berkunjung ke pasar ikan/makanan laut atau tempat penjualan hewan hidup;
4. Menghindari untuk berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia;
5. Selalu menjaga higienitas seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin.
Bagi WNI di China yang membutuhkan bantuan Pemerintah Indonesia atau kekonsuleran dapat menghubungi KBRI di China yang beralamat di Nomor 4, Dongzhimenwai Dajie, Chao Yang District, Beijing 100600.
Atau menghubungi layanan komunikasi:
Telepon: 001-86-(10) 6532 5489
Fax: 001-86-(10) 6532-5368
Email: set. beijing. [email protected]
Website: https://kemlu.go.id/beijing/id
Korban di Beijing Bertambah
Di Beijing, Komisi Nasional Kesehatan telah mengumumkan sebanyak 25 warganya meninggal karena virus corona.
Dilansir Sky News, Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona dikutip dari Kompas.com.
Diketahui, seorang pria 80 tahun menjadi korban meninggal pertama yang berasal dari luar Provinsi Hubei.
Walaupun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menganggap ini sebagai keadaan yang darurat.
Menurutnya saat ini masih terlalu awal jika diumumkan secara global.
"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China. Namun, terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," jelas Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dia juga menganggap China sudah mengupayakan berbagai cara untuk menanggulangi penyebaran virus corona.
Di antaranya dengan menutup tiga kota yaitu Wuhan, Huanggang dan Ezhou.
Penutupan transportasi umum di Wuhan dan memerintahkan masyarakat untuk memakai masker jika bepergian.
Perayaan Imlek pun juga ikut ditiadakan di Kota Beijing.
Belum ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan ditularkan antarmanusia.
WHO menyatakan sumber utamanya kemungkinan adalah binatang.
Virus corona disebut merupakan keluarga besar virus yang terdiri dari demam hingga sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang pernah membunuh hampir 800 orang pada 2002-2003.
Karena itu, ketika varian baru keluarga itu muncul dengan wabah yang semakin membesar, maka disebut sebagai novel coronavirus (n-Cov).
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Ardi Priyatno Utomo)