Senin, 6 Oktober 2025

Jokowi Seloroh 'Hati-hati 2024' Kepada Sandiaga Uno, Politikus Demokrat: Itu Bukan Bahasa Politik

Ferdinand Hutahaean mengatakan semua orang yang hendak menjadi calon presiden pada Pemilu 2024 tidak perlu merasa kehilangan peluang.

Editor: Adi Suhendi
KOMPAS.COM
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan semua orang yang hendak menjadi calon presiden pada Pemilu 2024 tidak perlu merasa kehilangan peluang.

Hal tersebut menyikapi selorohan Presiden Jokowi terhadap Sandiaga Uno dalam acara HIPMI.

Menurut Ferdinand, pernyataan Jokowi bukan sebagai bagian dari komunikasi politik, tapi komunikasi dagang.

"Jadi siapapun tak perlu merasa kehilangan peluang jadi capres 2024," ujar ujar Ferdinand kepada Tribunnews.com, Jumat (17/1/2020).

Baca: Respon Jokowi soal Tudingan Membangun Dinasti Politik

Ferdinand melihat, Jokowi hanya sedang memberi publik bahan diskusi dan sedang mempromosikan HIPMI melalui selorohnya tersebut.

Selain memberi peluang HIPMI untuk makin masuk politik, imbuh dia, Jokowi juga memberi ruang besar untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah.

"Mengapa? Ada menantu Jokowi, Bobby Nasution disana sekarang yang menjadi Wakil Ketua HIPMI, tentu wajar Jokowi memberikan dukungan pada organisasi HIPMI," jelas Ferdinand.

Baca: Jokowi Bantah UU KPK Hasil Revisi Hambat Kinerja Lembaga Antirasuah

Karena itu dia yakin, Sandiaga pun paham maksud di balik seloroh Jokowi dan tidak langsung berbangga.

"Sandi pun saya pikir paham betul apa yang disampaikan Jokowi hanya bahasa dagang bukan bahasa politik," ucap Ferdinand.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo berseloroh kepada Sandiaga Uno terkait Pilpres 2024.

Baca: Buka Acara HIPMI, Presiden Jokowi Singgung Sandiaga Uno sebagai Kandidat Presiden 2024

Peristiwa itu terjadi ketika Presiden Jokowi membuka acara pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) masa bakti 2019-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi mengulang pernyataan Ketua Dewan Pembina HIPMI Bahlil Lahadalia, saat ini menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), terkait kader-kadernya yang kerap menghiasi kontestasi Pemilu.

Setelah menyapa kader-kader senior HIPMI, Jokowi mengemukakan dia hanya hapal satu nama mantan Ketua Umum HIPMI, yakni Sandiaga Uno.

Sandiaga yang juga hadir di acara tersebut berdiri saat namanya disebut Jokowi.

"Yang saya hormati senior-senior HIPMI, mantan ketua umum yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Yang hapal saya hanya satu, Bapak Sandiaga Uno. Hati-hati 2024," ujar Jokowi.

Ucapan Jokowi langsung disambut sorak-sorai dan tepuk tangan para pengusaha HIPMI yang hadir. 
Jokowi kembali berseloroh ada kader HIPMI yang hadir dalam acara tersebut akan menjadi kandidat capres di Pemilu 2024.

Namun, Jokowi tak menyebut namanya.

Ia hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.

Sementara, hanya Sandiaga yang baru saja berdiri saat Jokowi berpidato.

Baca: Anies Baswedan Dituntut Mundur, Rocky Gerung Sebut Bukan karena Ahok, tapi soal Pilpres 2024

"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya. Dan saya meyakini itu. Tapi saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga) kira-kira," lanjut Jokowi yang kembali disambut tepuk tangan kader HIPMI.

Dalam acara tersebut hadir pula, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono hingga Menteri BUMN Erick Thohir.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menilai Presiden Joko Widodo hanya berkelakar saat mengisyaratkan dia berpeluang menang pada Pilpres 2024.

"Ya mungkin Pak Presiden guyon (bercanda), ya tadi. Atau mungkin Pak Presiden ingin membesarkan hati saya. Pak Presiden orangnya baik," ujar Sandiaga yang juga hadir dalam acara tersebut.

Sandiaga pun mengatakan Pemilu 2024 masih jauh.

Ia menilai, mereka yang berkeinginan maju pada Pilpres 2024 harus menunjukkan kerja nyatanya lebih dulu.

Sandiaga menambahkan, yang terpenting baginya saat ini ialah melakukan segala hal yang dapat membantu perekonomian Indonesia.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta semua pihak tak lagi berseteru lantaran pilpres 2019 telah usai.

"Kita menjaga persatuan kita. Kenapa saya hadir di sini juga saya ingin menunjukkan kepada seluruh rekan-rekan Hipmi bahwa pemilu sudah selesai. Proses politik sudah selesai. Sekarang saatnya kita bersatu membangun bangsa," ujar Sandiaga.

Saat ditanya apakah akan kembali berjuang seperti pada Pilpres 2019, Sandiaga tak menjawab secara tegas.

"Kami berjuang ada di setiap tarikan napas kami. Jadi jangan pernah berhenti berjuang," lanjut dia.

Urus Investor

Pada bagian lain, Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan namanya dicatut Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia asalkan untuk urusan investasi.

Mantan Wali Kota Solo dan mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan Bahlil bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahan di Banten dalam dua minggu.

Padahal selama ini, selalu menjadi masalah saat ada investor yang hendak menanamkan modalnya ke Indonesia.

"Meskipun ngancam-ngancamnya bawa nama presiden, ini kalau ngancam gubernur, ngancam bupati, ngancam wali kota ngancam Polda, Polres, saya dengar pakai nama saya," ucap Jokowi.

Baca: Presiden Jokowi Pantau Sistem Kerja Fleksibel di Kantor Bappenas

"Enggak apa-apa, kalau masalahnya selesai, buat saya enggak ada masalah. Untuk kebaikan ndak ada masalah," kata Jokowi lagi.

Selain soal pembebasan lahan, Jokowi juga menjelaskan perizinan berbelit menjadi hal yang membuat investor tidak tertarik berinvestasi di Indonesia sehingga para Gubernur harus turun langsung menyelesaikan.

Jokowi melanjutkan ada 42 ribu regulasi yang tumpang tindih mulai dari kementerian, provinsi, kabupaten, hingga kota. Hal ini membuat para investor kembali berpikir ulang masuk ke Indonesia.

Sebagai solusinya, kata Jokowi, pemerintah akan mengajukan draf RUU omnibus law ke DPR dalam pekan ini.

"Langsung kita mintakan revisi agar semuanya bisa selesai. Kalau dihitung-hitung, kalau kita ajukan satu persatu revisi undang-undang, 50 tahun enggak mungkin selesai," kata Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved