Banjir di Jakarta
Haikal Hassan Nilai Anies Diminta Lengser Berlebihan, Sisca Rumondor: Kita Nggak Lempar Botol
Bencana banjir yang melanda Jakarta pada 1 Januari 2020 mengundang protes warga terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Sri Juliati
Haikal Hassan Tak Setuju Ada Aksi Tandingan
Haikal Hassan mengakui tak setuju dengan adanya aksi tandingan yang menyebut simpatisan Anies.
"Saya memang tidak hadir dalam aksi tersebut karena nggak setuju, apalagi disebut aksi yang menandingi, bahkan ada yang melempar botol," imbuhnya.
Pihaknya pun meminta maaf atas nama orang yang melempar botol.
Ia akan memperbaiki dan mencari si pelaku pelempar botol untuk datang minta maaf langsung.
Haikal Hassan kembali menegaskan terlalu berlebihan soal gugatan ke Anies Baswedan di tengah banjir Jakarta telah surut.
Terlebih adanya gugatan pelengseran Anies Baswedan dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.
"Ketika banjir berkata, apa kata Pak Anies, kami yang bertanggung jawab, api masalahnya terlalu berlebihan dengan prestasi (Anies Baswedan) yang segudang, banjir juga surut, tapi tetep dituntut untuk turun," imbuhnya.
Saling Tuduh Massa Bayaran
Politisi PDIP Dewi Tanjung dengan tegas membantah pihaknya membayar massa demi menggelar demo untuk kritisi Anies Baswedan.
Hal ini seiring dengan beredarnya video yang disebut sebagai pengakuan massa dibayar untuk menjadi peserta aksi demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lengser.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, M Taufik menyebut dalam video tersebut pihak yang mengaku sebagai massa demo mengatakan ia dibayar Ro 100 ribu.
Dewi Tanjung balik menyindir kubu yang bertentangan dengannya, mereka kerap melakukan demo dengan massa bayaran.
Dilansir Tribunnews.com, sindiran ini disampaikan Dewi Tanjung dalam telewicara KOMPAS PETANG unggahan YouTube KOMPASTV, Rabu (15/1/2020).

"Jangan hanya bisa memfitnah, karena mungkin dari kubu sebelah ini suka membayar, jadi jangan samakan kami membayar, kami tidak punya dana," tegas Dewi Tanjung.