Sabtu, 4 Oktober 2025

Laut Natuna Diklaim China

Alasan Pengamat Maklumi Indonesia Berusaha Jaga Hubungan Baik dengan Tiongkok

Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini menempati urutan kedua terkait besaran investasi yang dikucurkan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan kapal perang Usman Harun di Puslabuh TNI AL d Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1/2020). Selain itu Jokowi juga mengadakan silaturahmi dengan para nelayan di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa Natuna. TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi INDEF Bhima Yudhistira menilai wajar jika pemerintah berusaha menjaga agar persoalan yang terjadi dengan Tiongkok (China) di Laut Natuna tidak meluas hingga menghambat investasi.

Hal itu karena selama ini, hubungan dan komunikasi selalu terjalin sangat baik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Tiongkok, maupun dengan para investor dari negeri tirai bambu itu.

"Indonesia memang punya kepentingan untuk menjaga hubungan baik dengan negeri tirai bambu," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Kamis (9/1/2020).

Menurut Bhima, posisi Tiongkok sangat penting bagi pertumbuhan iklim investasi di Indonesia karena negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini menempati urutan kedua terkait besaran investasi yang dikucurkan.

Baca: Ketemu dengan Dubes Tiongkok, Menko Luhut: Kakak Beradik kan Suka Gesekan

Hal ini berdasar pada data yang dimiliki oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Ini bisa dimaklumi, sebab berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), China adalah negara dengan investasi terbesar kedua di Indonesia," kata Bhima.

Ia menyebut sepanjang Januari hingga September 2019, realisasi penanaman modal asing (PMA) dari Tiongkok mencapai angka USD 3,3 miliar.

Sebelumnya, Duta Besar Tiongkok untuk RI Xiao Qian pun memastikan bahwa hubungan antara negaranya dengan Indonesia, termasuk dalam bidang investasi tidak akan terganggu persoalan yang terjadi di Laut Natuna.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam acara 'China Business Forum-Enhancing The Power of Indonesia Capital Market' yang turut dihadiri pula oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya tidak berpikir (akan ada ketegangan yang berdampak pada ekonomi) seperti itu ya, nggak, nggak (akan terpengaruh)," ujar Qian, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020) sore.

Menurutnya, selama ini pemerintah Indonesia dan Tiongkok tidak pernah memiliki masalah yang besar.

Persoalan Natuna hanyalah gesekan kecil yang biasa terjadi karena perbedaan perspektif antara 'dua sahabat'.

Sehingga Qian optimis masalah ini tidak akan mengganggu kerja sama Business to Business (B2B) antara kedua negara.

Perbedaan pandangan dalam beberapa hal, ia anggap sangat wajar, namun Qian meyakini Indonesia dan Tiongkok akan mampu menyelesaikan masalah tersebut tanpa mempengaruhi investasi dan kerja sama lainnya dalam berbagai sektor.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved