Selasa, 30 September 2025

Laut Natuna Diklaim China

Fadli Zon Minta Patroli di Laut Natuna Dilengkapi Drone

Fadli Zon menilai patroli yang dilakukan Badan Kemanan Laut (Bakamla) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Laut Natuna harus dilengkapi drone.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Theresia Felisiani
Fadli Zon. 

"Di Natuna ini ada penduduknya sebanyak 81 ribu, juga ada bupatinya dan gubernurnya (Kepulauan Riau)."

"Jadi jangan sampai justru kita sendiri bertanya dan meragukan. Dari dulu sampai sekarang Natuna ini adalah Indonesia," Jokowi saat bertemu dengan ratusan nelayan di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, Pelabuhan Perikanan Selat Lampa Natuna, Kabupaten Natuna, Rabu (8/1/2020) seperti siaran pers Biro Pers Kepresidenan.

Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan kapal perang Usman Harun di Puslabuh TNI AL d Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1/2020). Selain itu Jokowi juga mengadakan silaturahmi dengan para nelayan di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa Natuna. TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan kapal perang Usman Harun di Puslabuh TNI AL d Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1/2020). Selain itu Jokowi juga mengadakan silaturahmi dengan para nelayan di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa Natuna. TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO (TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO)

Karenanya, tidak ada tawar-menawar terhadap kedaulatan Indonesia terhadap wilayahnya, termasuk wilayah Kepulauan Natuna.

Baca: Pengamat Sebut China Ingin Ngetes Pejabat Baru Indonesia, Jokowi: Natuna adalah Perairan Kita

Terkait dengan insiden masuknya kapal dari China yang banyak diberitakan media belakangan ini, Jokowi membantah dan menyatakan tidak ada kapal asing yang memasuki teritorial Indonesia.

Baca: Ternyata Kapal China Ada di Natuna Sejak 2016, Mas Achmad: Mereka Disubsidi Pemerintah Negaranya

"Tapi kita juga harus tahu apakah kapal negara asing ini masuk (laut) teritorial kita atau tidak. Enggak ada yang masuk teritorial kita. Tadi saya tanyakan ke Panglima TNI, tidak ada," kata Presiden.

Mendampingi Presiden dalam kesempatan tersebut antara lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Masuki Perairan Indonesia

Mengutip Kompas.com, kapal-kapal ikan asing, termasuk kapal China, kembali masuk ke Laut Natuna Utara setelah pemerintah gencar menenggelamkan kapal illegal fishing 5 tahun ke belakang.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim mengungkapkan, kembalinya kapal-kapal asing tersebut disebabkan kayanya sumberdaya perikanan di Laut Natuna Utara.

"Potensi di Laut Natuna bagian utara yang masuk ke dalam Wilayah Pengelolaa Perikanan Negara Republik Indonesia (WPNRI) 711, itu termasuk wilayah yang kaya akan ikan tuna, cakalang, dan tongkol," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Ia mencontohkan, kapal-kapal Vietnam banyak mengejar ikan yang bernilai ekonomi tinggi.

Misalnya ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Di sisi lain, Abdul juga mengatakan bahwa stok ikan tuna, cakalang, dan tongkol di perairan Vietnam atau China juga sudah menipis.

Oleh karena itu, nelayan-nelayan tersebut pergi mencari ikan ke Laut Natuna Utara yang potensi perikannnya masih besar.

"Kenapa mereka lari ke Natuna? Alasan utamanya adalah potensi ikan serupa di perairan mereka sudah mulai menipis sehingga mereka (Vietnam) memberdayagunakan 2.134 kapal yang dimiliki di atas 50 gross ton lari ke perairan kita," kata dia.

Di sisi lain ucap Abdul, China juga mengklaim Laut Natuna Utara merupakan zona tradional nelayannya mencari ikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan