Sabtu, 4 Oktober 2025

Waspadai Pasokan Minyak Terganggu Akibat Serangan AS, Harga Bisa Naik Lagi

Hans mengungkapkan, meningkatnya kekhawatiran bahwa ketegangan Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kolase Foto (Wikimedia dan Pixabay)
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan rilis resmi pernyataan penyerangan terhadap pemimpin Pasukan Pengawal Revolusi Islam / Islamic Revolutionary Guard Corps-Quds Force. Sementara merespon serangan tersebut, Iran siapkan balas dendam besar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panasnya tensi di Timur Tengah akan menjadi perhatian pasar pekan depan menyusul naiknya harga minyak di akhir pekan ini akibat serangan udara Amerika Serikat (AS) ke milisi Irak yang di dukung oleh pemerintah Iran.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, serangan udara AS dikabarkan menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Baca: Makin Panas, Tentara AS Serang Milisi Irak Dukungan Iran di Utara Baghdad

"Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan membalas serangan tersebut yang menimbulkan kekawatiran terjadi konflik di wilayah tersebut," ujarnya di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Hans mengungkapkan, meningkatnya kekhawatiran bahwa ketegangan Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak.

"Hal ini menyebabkan harga minyak akan naik," katanya.

Baca: Harga Minyak dan Emas Meroket Gara-gara Serangan AS, tapi Tidak akan Lama

Selain itu, Hans menambahkan, sentimen pada pekan depan pasar terpengaruh optimisme penandatanganan fase 1 antara China dan AS.

"Presiden Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan Fase 1 antar AS dan China akan ditandatangani pada 15 Januari di Gedung Putih," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved