Eksklusif Tribunnews
Saleh Husin: Yang Paling Utama Niat Tulus dan Hati yang Bersih
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Kiai Maruf Amin bukan serta-merta karena dirinya pernah menjabat posisi-posisi penting
Di samping itu juga, setelah ada kesimpulan dari pemikiran-pemikiran kami, nanti kan disampaikan ke kementerian teknis, kementerian teknis enggak telan mentah-mentah, dianalisis. Prosesnya panjang.
Anda menjamin sebagai Ketua Tim Ahli Wapres, tak ada kepentingan personal yang Anda bawa?
Tidak mungkin ada. Lain kalau misalnya saya menteri ya. Saya cuma tim ahli, semacam penasihat, memberikan sumbangan pemikiran, bukannya eksekutor.
Eksekutor kan di kementerian. Jadi ini akan sangat sulit, dan orang kadang suka salah membedakan, mungkin karena lihat saya yang mantan menteri, wah sama dengan menteri.
Baca: Jusuf Kalla Negarawan yang Selalu Menjaga Tali Silaturahmi
Anda sebagai ketua tim ahli, melihat dan mengenal sosok Wapres Kiai Maruf Amin seperti apa?
Beliau orangnya sangat menerima masukan-masukan, dan perlu diketahui juga, orang banyak yang masih punya pemikiran bahwa Abah ini karena seorang ulama, paling tahu hanya tentang agama. Itu salah besar.
Justru beliau sangat paham masalah masalah ekonomi terutama yang terkait dengan ekonomi umat.
Kalau sudah bicara itu bisa panjang dengan argumen argumen yang sangat runut, layak, dan masuk akal.
Saya ingat betul ketika Pak Wapres masih aktif di MUI kalau sudah diskusi tentang ekonomi umat bisa lama dan seru betul diskusinya.
Saat menjabat Menperin, Anda pernah memperkenalkan strategi klasterisasi untuk memacu berkembangnya industri, khususnya di luar Pulau Jawa, apakah masukan itu nanti juga akan diberikan kepada Wapres?
Klaster industri tentu sangat perlu terutama diluar pulau jawa sehingga industri dan ekonomi juga tumbuh tidak hanya di pulau jawa.
Kita bisa lihat di Morowali sekarang sangat maju pesat dan pendapatan negara dari pajak triliunan rupiah setiap tahun dari kawasan tersebut dan menyerap tenaga kerja yang sangat besar, baik langsung maupun tidak langsung.
Kondisi ekonomi yang ada di masyarakat sekitar pun tumbuh pesat.
Saya kira Menperin Agus Ginanjar akan terus mendorong hal tersebut karena itu sudah merupakan tugas Kemenperin. Namun masukan agar kita dapat membuat klasterisasi usaha.
Wapres Kiai Maruf Amin mengatakan tantangan ekonomi Indonesia ke depan akan berat, dan sektor perindustrian berada di dalamnya bagaimana bapak melihat ini dalam atribusi sebagai tim ahli wapres?
Tantangan ke depan sangat berat apalagi dalam suasana ekonomi global yang belum menentu.
Maka dari itu guna menarik investasi masuk maka kita harus memangkas rantai birokrasi dan mempermudah berbagai izin dan aturan serta adanya kepastian hukum dalam berusaha.
Ini penting karena kita harus berlomba dengan negara tetangga terutama Vietnam, Thailand, Malaysia dan lain-lain.