Sabtu, 4 Oktober 2025

Terima Gelar Adat dari Masyarakat Dayak Lundayeh, Jokowi : Menambah Motivasi Mambangun Perbatasan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan anugerah penghargaan gelar adat Darayen Acang Aco.

Foto: BPMI Setpres
Presiden Jokowi dianugerahu gelar adat Dayak Lundayeh saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (19/12/2019). Terima Gelar Adat dari Masyarakat Dayak Lundayeh, Jokowi : Menambah Motivasi Mambangun Perbatasan 

TRIBUNNEWS.COM - Berkunjung ke wilayah perbatasan dan menerima kehormatan dengan anugerah gelar adat Derayen Acang Aco, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan menambah motivasinya membangun wilayah perbatasan.

Penghargaan tersebut diterima Presiden Jokowi berupa Darayen Acang Aco,dari masyarakat Dayak Lundayeh di Nunukan, Kalimantan Utara Kamis (19/12/2019).

Dikutip dari Setkab.go.id, Jokowi mengungkapkan gelar adat tersebut merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya.

Gelar ada ini diberikan kepada Jokowi karena ia merupakan presiden pertama yang datang ke wilayah tersebut.

“Saya kira ini sebuah kehormatan yang sangat baik yang diberikan kepada kita karena memang ini adalah presiden yang pertama yang datang ke perbatasan di sini, di Kecamatan Krayan,” kata Presiden.

Jokowi melalui akun sosial media facebooknya menyampaikan, gelar ini bersampirkan harapan kepada seorang pemimpin untuk mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Dengan diterimanya gelar adat ini, Jokowi menyebut akan menambah motivasinya dalam membangun, terutama di wilayah perbatasan.

“Oh pasti (menambah motivasi membangun perbatasan),” jelas Jokowi.

Prosesi

Dilansir situs Sekretaris Presiden, acara penyerahan gelar adat tersebut dilangsungkan di Bandara Yuvai Semaring, kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Acara berlangsung saat rombongan Presiden tiba dengan menggunakan menggunakan helikopter Super Puma TNI-AU yang terbang dari Bandara Internasional Juwata, Kota Tarakan.

Jokowi terlebih dahulu melakukan prosesi pemotongan rotan sebagai simbol memasuki wilayah adat Dayak Lundayeh.

Proses penganugerahan gelar adat ini dilakukan oleh 5 orang kepala adat Dayak lundayeh.

Kelima Kepala Adat tersebut masing-masing menyematkan atribut Dayak Lundayeh berupa sigar (topi adat), rompi (baju Talun dari kulit kayu), kalung manik, gelang, klupit (tas selempang), dan mandau/pelepet.

Setelah itu, Kepala Adat kemudian menyerahkan surat keputusan nama adat dan aspirasi masyarakat kepada Presiden Jokowi.

Prosesi penyerahan gelar adat tersebut diiringi dengan Tarian adat Arang Parisanang.

Asian of The Year

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah menerima kehormatan dengan dinobatkan sebagai Asian of the Year 2019 oleh media Singapura, The Straits Times pada Kamis (5/12/2019).

Presiden Jokowi menjadi penerima kedelapan dari anugerah bergengsi Asian of the Year yang digagas oleh The Straits Times.

Penghargaan ini diberikan setiap akhir tahun kepada tokoh atau institusi yang telah berkontribusi signifikan dan positif terhadap masyarakat, bangsa, dan benua Asia.

Nama-nama yang pernah memenangi penghargaan itu di antaranya pendiri sekaligus perdana menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, kemudian Presiden China Xi Jinping, dan PM India Narendra Modi.

Jokowi sendiri sudah memberikan respons atas penunjukan dirinya sebagai Asian of the Year 2019 dalam akun Instagram miliknya @jokowi Kamis (5/12/2019).

"Terima kasih. Ini kehormatan bukan untuk saya semata-mata, tapi untuk Indonesia," ujarnya sembari menampilkan fotonya di halaman depan harian yang berdiri sejak 1845 tersebut.

Dalam ulasannya, Jokowi disebut merupakan presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elite politik maupun militer.

The Straits Times menjelaskan, penghargaan terhadap Jokowi merupakan bentuk penghormatan terhadap perjalanan dan perjuangannya yang luar biasa menuju kursi presiden, dan prestasi yang dicapai dalam melayani rakyat Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dinilai berhasil memperkuat dan mengonsolidasi posisi politiknya, baik di level domestik dengan kemenangan meyakinkan pada Pilpres April lalu.

Kemudian, dia juga mendapat perhatian di dunia internasional dengan menelurkan gagasan ASEAN Outlook, demikian laporan The Straits Times.

Pemimpin redaksi media Singapura itu, Warren Fernandez, memberikan penjelasan mengapa Jokowi dipilih sebagai Asian of the Year 2019.

Menurut Fernandez, presiden asal Solo tersebut telah berkontribusi terhadap Asia dengan cemerlang. Tak hanya karena memenangi periode keduanya.

Dia juga dianggap telah menyatukan Indonesia dan terus membawa Indonesia untuk terus melangkah ke depan.

"Adapun di ASEAN, masih ada banyak ruang bagi Jokowi untuk mengarahkannya lebih jauh jika beliau menggunakan keterampilan politiknya yang piawai dan hubungan baik yang dimilikinya dengan negara lain," kata Fernandez.

(Tribunnews.com/Tio/Synatrya) (Kompas.com/Ericson)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved