Penghapusan Ujian Nasional
Nadiem Makarim Bocorkan Pengganti UN 2021 akan Berbasis Komputer dan Siswa Tak Perlu Menghafal Lagi
Nadiem Makarim akan mengganti program ujian nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada 2021 mendatang.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan mengganti program ujian nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada 2021 mendatang.
Meskipun UN akan diganti, Nadiem Makarim memastikan Ujian Nasional 2020 akan tetap dilaksanakan seperti rencana sebelumnya.
Nadiem menjelaskan, penggantian tersebut dengan pertimbangan setelah dilakukan persiapan oleh pihak sekolah dan siswa untuk menghadapinya.
"Pada tahun 2021, UN itu akan diganti menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter," jelas Nadiem Makarim saat Rapat Koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).
Dikutip dari YouTube Kompascom Reporter on Location, Nadiem Makarim menjelaskan, pelaksanaan program pengganti UN itu akan dilakukan berbasis komputer.
Selain itu, nantinya pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
"Ini sudah pasti computer based, dilaksanakannya di saat yang sama," jelas Nadiem.
Mendikbud mengatakan, format dari program tersebut kemungkinan adalah pilihan ganda.
Namun, ia menjelaskan, meskipun bentuknya pilihan ganda, nantinya bersifat pertanyaan yang berisi permasalahan.
"Kalau computer based, ada kemungkinan sudah pasti format yang paling memudahkahkan contohnya pilihan ganda, tapi bersifat pertanyaan dan problem setnya," jelasnya.

Selain itu, perbedaan UN dengan program pengganti ini menurut Nadiem adalah, tidak ada lagi beban stres yang dirasakan oleh wali murid dan siswa.
"Tapi kuncinya, yang sudah berubah adalah, ini tidak jadi beban stres buat orangtua dan murid," kata Nadiem.
Perbedaan yang kedua menurut Nadiem, tidak ada lagi hafalan dalam proses pembelajaran.
"Nggak ada tuh mau hapal apa nggak bisa, apa yang mau dihafal?" tanya Nadiem.
Alasannya, ia mengatakan, siswa sudah tidak diberi materi hafalan oleh guru.
Pembelajaran yang sebelumnya hafalan, diganti dengan proses analisa dengan konsep yang sederhana.
"karena sudah tidak ada materi hafalannya lagi, semuanya adalah proses analisa daripada konsep-konsep yang simple," jelasnya.
Nadiem Makarim memastikan Ujian Nasional 2020 akan tetap dilaksanakan seperti rencana sebelumnya.
Sehingga, wali murid dan siswa yang akan mengikuti UN 2020, bisa mempersiapkannya.
"Jadi untuk 2020, banyak orangtua yang sudah investasi mereka untuk anaknya belajar untuk materi UN itu silakan untuk 2020," kata Nadiem.
"Tapi itu hari terakhir UN seperti tahun lalu diselenggarakan," lanjut Nadiem.
Program UN ini pada 2021 akan digantikan dengan program Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Perubahan program UN ini termasuk dalam empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”.
Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Penjelasan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter
Nadiem Makarim menjelaskan pengertian dari program pengganti Ujian Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Menurutnya, program pengganti itu sedang dibahas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Namun, sudah ditentukan, pelaksanaan program tersebut akan berbasis komputer.
"Secara teknis, detailnya kita sedang membahas, tapi sudah pasti akan dilaksanakan melalui komputer," ungkap Nadiem.
Pelaksanaan berbasis komputer tersebut, menurutnya itu berdasarkan standar nasional yang sudah ditentukan.
"Apapun dalam standar nasional itu computer based," lanjutnya.
Program pengganti UN itu, Nadiem mengatakan sebagai gerakan Kemendikbud ke depan.

Selain itu, program baru tersebut akan menjadi tugas ke depan Kemendikbud untuk membantu semua siswa di Indonesia dapat mengoperasikan komputer.
"Jadi itu adalah gerakan kita, PR kita selama satu tahun ke depan ini adalah memastikan semua murid itu bisa (menggunakan)," jelasnya.
Alasannya, menurut Nadiem, masih ada siswa di beberapa daerah yang belum bisa mengoperasikan komputer.
"Karena beberapa di daerah kan belum bisa," jelasnya.
Sehingga tugas tersebut, akan dituntaskan Nadiem Makarim bersama Kemendikbud pada tahun ini.
"Jadi itu harapannya harus kita tuntaskan tahun ini," tambah Nadiem.
(Tribunnews.com/Nuryanti)