Rizieq Shihab Pulang
Soal Pencekalan Rizieq Shihab, Dubes Arab Saudi Sebut Masih Ada Negosiasi
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia mengatakan, masih ada negosiasi antara Indonesia dengan Arab Saudi terkait dugaan pencekalan Habib Rizieq Shihab
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, HE Esam Abid Althagafi mengatakan, masih ada negosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi, terkait dugaan pencekalan Habib Rizieq Shihab.
Esam Abid Althagafi juga berharap adanya titik terang dari permasalahan tersebut.
Ia ingin polemik tersebut segera diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi.
"Masalah ini sebenarnya masih dinegosiasikan antara kedua negara," ujar HE Esam Abid Althagafi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (3/12/2019).
"Saya harap secepatnya akan selesai," lanjut Dubes Arab Saudi ini.
Ditanya mengenai dugaan adanya permintaan dari pemerintah Indonesia soal terhambatnya kepulangan Rizieq Shihab, ia mengaku belum bisa memberikan jawaban.

Menurutnya, permasalahan tersebut masih dinegosiasikan oleh kedua negara.
"Saya tidak bisa berkomentar terkait hal tersebut, sebab masih ada negosiasi antara Indonesia dan Saudi Arabia," ungkap Esam Abid Althagafi.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengatakan, pemerintah tidak tahu mengenai surat pencekalan Rizieq Shihab.
"Nah itu dia, pemerintah belum pernah dapat surat itu, saya tanya-tanya nggak ada yang tahu surat itu," ujar Mahfud MD.
Mahfud pun meminta dikirimi surat pencekalan tersebut, untuk membuktikan kebenarannya.
"Kirimkan saja ke saya, bisa fotokopinya, gampang sih yang begitu," kata Menkopolhukam ini.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengaku ingin mendalaminya.
"Kalau kita lihat ada urgensinya, kenapa itu ada, kan gitu," ujarnya.
"Belum tentu salah juga kalau ada, kan tentu kita harus dalami," jelas Mahfud.
Mengenai dugaan yang Rizieq Shihab lontarkan, pemerintah Indonesia yang meminta pencekalan itu, Mahfud juga meminta bukti adanya permintaan tersebut.
"Apakah itu hanya berita di koran, yang kemudian dianggap kebijakan, kita tidak bisa menanggapi sesuatu yang tidak jelas," katanya.
"Kalau ada, kirim ke saya, nanti kita lihat," lanjut Mahfud MD.
Sebelumnya, Habib Rizieq Shihab menyebut tidak bisa pulang ke Indonesia, karena mendapatkan pencekalan dari pemerintah Arab Saudi.
Hal tersebut ia sampaikan dalam tayangan video, saat memberikan sambutan pada Reuni Akbar 212, yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Senin (2/12/2019).
Pencekalan tersebut menurutnya karena alasan keamanan, dan atas perintah pemerintah Indonesia.
"Pertanyaannya, kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini? Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia, dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," jelas Habib Rizieq, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (2/12/2019).
Oleh sebab itu, Habib Rizieq meminta kepada pemerintah Indonesia untuk berhenti berbohong atas kasus pencekalannya itu.
"Kami minta kepada pemerintah Indonesia untuk stop kebohongan, stop dusta," lanjut Rizieq Shihab.

Ia mengatakan, pemerintah Indonesia tidak perlu lagi melakukan kebohongan kepada seluruh warga Indonesia.
"Tidak perlu lagi ada kebohongan publik di tengah-tengah umat," kata dia.
"Karena bagaimana pun kita menutup bangkai, tentu saja baunya akan tercium dan terendus," ungkapnya.
Habib Rizieq meminta tidak lagi bertanya apa alasan pencekalan itu kepada dirinya.
Namun harus ditanyakan kepada pemerintah Indonesia.
"Jadi kesimpulannya, kenapa saya masih dicekal sampai hari ini, maka jangan ditanyakan kepada saya."
"Jangan juga ditanyakan pada pemerintah Saudi, tapi tanyakan pada pemerintah Indonesia," ujarnya.
Ia berujar, pemerintah Indonesia tidak hanya membuat pencekalan, namun juga membuat sebuah pengasingan kepada dirinya.
"Yang sudah membuat pencekalan tersebut, bahkan membuat pengasingan dalam kemasan pencekalan," katanya.
Sebelumnya pihak Istana melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan tidak pernah melakukan pencekalan terhadap Habib Rizieq Shihab.
Moeldoko meminta Habib Rizieq tidak menciptakan narasi untuk hal yang tidak pernah dilakukan pemerintah.
Ia menegaskan dirinya telah mengecek langsung ke pihak imigrasi, kementerian luar negeri, dan kementerian koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan terkait isu pencekalan Rizieq Shihab.
Menurutnya, hasil yang didapat adalah tidak ada pencekalan kepada pimpinan organisasi Front Pembela Islam (FPI) itu.
"Saya sudah cek kemana-mana tidak ada pencekalan itu, saya sudah cek ke Dirjen Imigrasi tidak ada pencekalan," ujar Moeldoko, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (26/11/2019).
Moeldoko meminta Habib Rizieq tidak menuduh pemerintah telah melakukan upaya pencekalan.
"Jangan mengembangkan sesuatu yang memang pemerintah tidak lakukan, kalau memang tercekal ya silakan gitu," jelas Moeldoko.
Ia menyampaikan, hasil dari pengecekan itu diketahui, Habib Rizieq Shihab tidak pernah berkomunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi sebelumnya.
"Saya sudah cek, selama ini Pak Rizieq tidak pernah berkomunikasi ke kedutaan, saya sudah cek," tegas Moeldoko.
Dirinya menyebut, Habib Rizieq hanya melakukan upaya komunikasi melalui media sosial atas pencekalannya itu.
Mantan Panglima TNI ini menyarankan Rizieq untuk mengadukan masalah itu kepada pihak kedutaan dan tidak melemparkan pernyataan kontroversial di media sosial.
"Tadi Pak Mahfud mengatakan seperti itu, tidak pernah koordinasi dengan kedutaan, hanya di media sosial, sehingga tidak terjadi komunikasi dengan baik," imbuh Moeldoko.
(Tribunnews.com/Nuryanti)