Reuni Akbar 212
Slamet Ma'arif Ajak Bangsa Indonesia Bersatu dalam Momen 212: Sudah Tidak Ada 01 02, Hilang Semua
Ketua PA 212, Slamet Ma'arif mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya 01 dan 02.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
"Kami juga mengungkapkan harus ada keadilan di negeri ini," katanya.

Slamet Ma'arif menilai wajar jika dalam reuni 2018 lalu, disoroti sebagai kegiatan politis.
Mengingat pada 2018 kemarin, berdekatan dengan tahun politik 2019 yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden.
Namun, pada reuni 2019, Slamet mempertanyakan sorotan kepada PA 212 tersebut.
"Kalau tahun kemarin kita disoroti kegiatan kita politis, itu wajar, kalau sekarang pertanyaannya politisnya apa?" tanya Slamet.
Slamet mengatakan, aksi Reuni Akbar 212 tidak ada keterkaitan dengan kegiatan politik.
"Justru kita membuktikan bahwa kita tidak ada urusannya dengan politis," kata Slamet.
Ia menegaskan, tetap membela agama Islam, terlepas itu berkaitan dengan kegiatan politik atau tidak.
"Ada urusan politik, tidak ada urusan politik, membela agama, membela Islam, tetap kita laksanakan," jelasnya.
Mengenai pernyataan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, yang menyebut politik Indonesia sudah stabil sejak bergabungnya 02 ke 01, tapi kurang 212 saja, Slamet mengatakan ada fobia 212.
"Kalau kita melihatnya ada sekelompok orang yang mengidap penyakit 212, fobia gitu," kata Slamet.

Ditanya apakah yang dimaksud mengidap fobia 212 itu adalah pemerintah, Slamet menolak untuk menjawabnya.
Alasan slamet menggunakan fobia 212 tersebut, karena ada sekelompok orang yang menurutnya akan panik dan di luar kontrol saat mendengar nama 212.
"Siapapun dia kalau dengan 212 kemudian dia menjadi panik, menjadi luar dikontrol, kita menganggapnya dia kena fobia 212," jelasnya.
Slamet kemudian kembali menegaskan, aksi Reuni Akbar 212 bukanlah kegiatan politik.