Sabtu, 4 Oktober 2025

Jokowi akan Gunakan Artificial Intelligence untuk Pelayanan Publik, Pengamat: Ini Perlu Sosialisasi

Jokowi mengaku sudah bicara dengan para ahli teknologi informasi, terkait usulan menggantikan jabatan eselon dengan Artificial Intelligence (AI).

Penulis: Nuryanti
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi 

Trubus menilai selama ini pemerintah belum melaukan proses sosialisasi.

"Tapi ini kan perlu sosialisasi, perlu proses, selama ini belum ada," ungkap Trubus.

Ia menilai para ASN mempunyai pikiran bahwa yang membantu nanti adalah sebuah robot.

Sebuah robot yang dibayangkan wujudnya seperti dalam film.

"Persepsinya yang pertama kan bahwa itu robot, karena selama ini yang terbayang di film-film itu, dibayangannya seperti itu," katanya.

"Jadi mereka membayangkan semuanya dikerjakan oleh robot, terus kita suruh ngapain, gitu," jelas Trubus.

Praktisi Artifisial Intelijen Nazim Manchresa menanggapi wacana presiden terkait pemangkasan eselon III dan IV yang akan digantikan dengan robot.
Praktisi Artifisial Intelijen Nazim Manchresa menanggapi wacana presiden terkait pemangkasan eselon III dan IV yang akan digantikan dengan robot. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Sementara itu, Praktisi Artifisial Intelijen, Nazim Machresa mengatakan, pernyataan Jokowi tentang penggantian dan robot tersebut, ia menilainya kurang tepat.

"Sebaiknya presiden tidak bilang mengganti ya, kemudian juga jangan bilang robot," ujar Nazim.

Nazim mengatakan, nantinya tugas AI adalah membantu pekerjaan administrasi yang dilakukan sehari-hari.

"Sebetulnya yang dimaksud kapasitas AI itu adalah membantu pekerjaan-pekerjaan yang nantinya hanya klerikal atau sesuatu yang berulang-ulang," jelasnya.

Baca: Presiden Jokowi Mengeluh Terjebak Macet 30 Menit, Anies Baswedan: Kita Mengalami Penurunan Kemacetan

Klerikal adalah tipe pekerja yang dibutuhkan secara operasional, bersifat keseharian, dan tidak membutuhkan proses menetapkan sesuatu dalam pekerjaannya.

"Jadi pekerjaan yang tadinya itu klerikal digantikan oleh robot sehingga sumber daya manusianya bisa mengerjakan pekerjaan yang lebih valuable (bernilai) untuk bisnis," lanjut Nazim.

Nazim mengungkapkan, manusia yang melakukan tugas administrasi tersebut nantinya tidak digantikan, namun dialokasikan dalam pekerjaan lain.

"Sehingga manusianya sendiri tidak digantikan, hanya saja dialokasikan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih tidak klerikal lagi," ujarnya.

Ditanya mengenai apa saja pekerjaan dari AI. Nazim mengatakan pekerjaan seperti menginput, dan pekerjaan administrasi seharu-hari yang sifatnya klerikal.

"Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya klerikal, sesuatu yang sifatnya hanya menginput, itu tentu sangat bisa untuk digantikan," jelasnya.

Selain itu, AI juga bisa membantu pekerjaan dengan sistem aturan yang sudah jelas sebelumnya.

"Kedua, sesuatu yang rules-nya jelas," lanjut Nazim.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved