Jumat, 3 Oktober 2025

Staf Khusus Jokowi

Juru Bicara PKS Nilai Pengangkatan Staf Khusus Presiden Membuat Kabinet Jokowi Semakin 'Tambun'

Juru Bicara PKS menilai penunjukan staf khusus presiden bertentangan dengan niat pemerintahan Jokowi yang menginginkan postur birokrasi yang ramping.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengumumkan tujuh staf khusus presiden yang berasal dari kalangan milenial, Kamis (21/11/2019).

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menilai penunjukan staf khusus presiden dari kalangan milenial itu justru membuat kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin tambun.

Menurutnya, hal itu bertentangan dengan niat pemerintahan Jokowi yang menginginkan postur birokrasi lebih ramping.

Sementara itu, Muhammad Kholid juga memandang peran staf khusus presiden kurang signifikan jika hanya memberi saran.

Hal tersebut Muhammad Kholid sampaikan dalam dialog mingguan Polemik Trijaya, yang kemudian diunggah di kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (23/11/2019).

"Tambun sekali. Katanya membantu tugas presiden, semuanya juga membantu tugas presiden.

Membantu berkomunikasi dengan birokrasi, semuanya juga demikian," ujar Muhammad Kholid, seperti yang diberitakan Kompas TV.

Baca: Kesal Dibandingkan dengan Putri Tanjung Usia 23Tahun Jadi Staf Khusus, Jerome Polin: Tahu Kakek KFC?

Pihaknya menilai, semakin banyak yang membantu tugas presiden maka akan semakin banyak pula yang memberi masukan pada presiden.

"Nanti terlalu banyak yang membantu, terlalu banyak yang memberi masukan, apa Bapak Presiden nggak makin bingung?" ujarnya.

Melihat hal itu, Muhammad Kholid berharap penunjukan staf khusus presiden dari kalangan milenial bukan merupakan politik akomodasi ataupun pencitraan. 

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019)
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019) (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

"Saya berharap ini bukan hanya politik akomodasi, politik pencitraan, gimik, dan sebagainya," kata Muhammad Kholid.

Ia pun mengajak masyarakat menilai apakah Presiden Jokowi bersama pemerintahan yang baru ini akan pro dengan milenial.

"Nanti kita akan melihat apakah Bapak Presiden dan pemerintahan yang baru ini pro terhadap milenial," ujarnya.

Baca: Tanggapan Gerindra Soal Gaji Staf Khusus Presiden yang Capai Rp 51 Juta

Staf Khusus Presiden dari Kalangan Milenial Dinilai Sebagai Politik Simbol

Sementara itu, Ketua DPP PKS Pipin Sopian menilai pengenalan staf khusus presiden yang dilakukan langsung oleh presiden merupakan budaya baru.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved