Selasa, 30 September 2025

Eksklusif Tribunnews

Tri Rismaharini, Wali Kota Rasa Menteri

Saya jadi wali kota juga nggak minta. Bahkan saya berdoa untuk nggak jadi. Soalnya tanggung jawabnya berat.

TRIBUN/DANY PERMANA
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) berfoto bersama Newspaper Director Regional News KG Media Febby Mahendra Putra (kiri) saat berkunjung ke Redaksi Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Risma yang baru saja berulang tahun ke-58 pada Rabu 20 November, memaparkan apa yang telah dicapainya di Kota Surabaya. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Di Kota Surabaya sekarang sudah dipasang kamera face recognition (pengenalan wajah), itu untuk keperluan apa?
Saya butuhnya macam‑macam. Bukan hanya untuk (mengenali) teroris. Saya juga butuh terkait kasus penculikan anak. Makanya di sekolah saya juga pasang kamera. Selain itu di tempat ibadah dan bank.

Menggunakan kamera itu kita bisa kenali wajah orang berikut gerakan tubuhnya. Wajah orang yang mencurigakan langsung kita hubungkan dengan data kependudukan, sehingga langsung bisa dikenali.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke Redaksi Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Risma yang baru saja berulang tahun ke-58 pada Rabu 20 November, memaparkan apa yang telah dicapainya di Kota Surabaya. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke Redaksi Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Risma yang baru saja berulang tahun ke-58 pada Rabu 20 November, memaparkan apa yang telah dicapainya di Kota Surabaya. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Selepas dari menjabat Wali Kota Surabaya, bagaimana rencana Anda selanjutnya?
Nggak, saya nggak merencanakan sesuatu, termasuk jabatan. Saya jadi wali kota juga nggak minta. Bahkan saya berdoa untuk nggak jadi. Soalnya tanggung jawabnya berat.

Saya pernah dapat cobaan berat ketika kejadian bom (bunuh diri di tiga tempat ibadah dan Polrestabes Surabaya pada 13-14 Mei 2018). Pada hari biasa kami bisa mendapat pemasukan Rp 300‑500 juta per hari, tapi setelah ada bom sehari cuma dapat Rp 1 juta.Itu berlangsung selama seminggu. Coba bayangkan kalau suasana seperti itu berlangsung lebih lama.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan