Minggu, 5 Oktober 2025

Ahok akan Jadi Bos BUMN, Fahri Hamzah: Kalau soal Talenta, BUMN itu Perlu Saudara Ahok

Fahri Hamzah turut berkomentar terkait rencana mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok untuk menjadi bos di BUMN.

Penulis: Daryono
Editor: bunga pradipta p
kolase tribunnews/Kompas.com
Fahri Hamzah dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut berkomentar terkait rencana mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok untuk menjadi bos BUMN

Hal itu disampaikan Fahri dalam program Aiman Witjaksono di KompasTV, Senin (18/9/2019) malam. 

Dalam keterangannya kepada Aiman, secara talenta dan sisi profesionalisme, Fahri Hamzah mendukung Ahok untuk masuk ke BUMN

"Kalau soal talenta, saya mengatakan BUMN itu memerlukan saudara Ahok," kata politikus Partai Gelora ini. 

Ahok diperlukan, lanjut Fahri, karena BUMN membutuhkan sosok yang tegas dan keras. 

"Karena ada beberapa institusi di BUMN itu yang memerlukan orang keras, orang tegas," ujar dia. 

Meski demikian, Fahri Hamzah meminta pemerintah secara jelas menyampaikan posisi hukum Ahok

Jika memang secara undang-undang Ahok diperbolehkan untuk menjabat di BUMN, Fahri meminta pemerintah terbuka dan membela keputusan memilih Ahok

Presiden atau Menteri BUMN pun harus siap menerima resiko berupa kritik dari pihak yang tidak sepakat dengan penunjukkan Ahok

"Resiko politiknya akan diterima oleh Presiden, resiko politiknya akan diterima oleh menteri BUMN. Tidak populer. Dikritik orang. Itu memang resiko hari hari politisi," ujar Fahri. 

Lebih lanjut Fahri mengatakan jika secara peraturan Ahok bisa menjabat di BUMN, maka ia pun ikut mendukung Ahok

Ia pun siap membela Ahok

"Kalau itu dia (pemerintah,-Red) bikin clear, belalah sudara Basuki dengan terbuka. Saya akan bela jika itu tidak ada kesalahan. Harus fair dong. Semua orang di Republik ini berhak mendapatkan hak-haknya. Gak boleh orang selama-lamanya kita siksa," terang dia. 

Terkait kemungkinan bergabungnya Ahok di BUMN bakal membuka borok-borok korupsi di BUMN, Fahri justru mendukung hal itu. 

Fahri menyarankan agar Ahok dimasukkan ke BUMN yang selama ini dianggap paling korup. 

"Saya ingin melihat itu dilakukan. Karena itu masukkan Ahok ke tempat yang paling banyak dituduh korupsi. PLN, Pertamina.

Masukin ke situ. Apapun (direksi atau komisaris), kita ingin lihat keberaniannya di situ," ujar dia. 

Inisiator Partai Gelora Fahri Hamzah
Inisiator Partai Gelora Fahri Hamzah (KOMPAS.com/Haryanti Puspasari)

Ahok Jawab soal Statusnya sebagai Anggota Partai

Kabar Ahok bakal menjadi bos di BUMN itu diwarnai pro dan kontra.

Sejumlah kalangan yang menolak Ahok mempersoalkan status Ahok sebagai mantan narapidana, status Ahok sebagai anggota PDI Perjuangan hingga gaya komunikasi Ahok yang sebelumnya dikenal meledak-ledak.

Berikut rangkuman pernyataan Ahok terkait rencananya masuk BUMN disebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Senin (18/11/2019):

1. Soal Perusahaan yang Akan Dipimpin

Dikutip dari video pemberitaan Kompas TV yang diunggah di YouTube, Ahok mengungkapkan ada tiga BUMN yang sekiranya diproyeksikan akan dimasukinya.

Ketiga BUMN tersebut adalah Pertamina, PLN, dan Krakatau Steel.

"Kemarin dia (Erick Thohir) ngomong yang paling besar dan yang paling rumit untuk kepentingan orang banyak adalah Pertamina dan PLN, ada Krakatau Steel juga."

"Tapi saya nggak tau, nanti tanya Pak Erick aja ya. Belum pasti juga kan, masih dipelajari," ucap Ahok seusai menghadiri acara di sekolah Ipeka Puri Indah, Jakarta Barat, Jumat (15/11/19).

2. Penentuan Melalui Proses di Internal BUMN

Proses penentuan BUMN mana yang akan dipimpin oleh Ahok melalui proses di internal BUMN

Dikutip dari tayangan Kompas TV, Ahok menyatakan ada proses di internal BUMN yang melakukan pemetaan dan kemudian menentukan posisi yang akan ia tempati.

"Kalau saya setuju, itu akan ada prosesnya, ada tim di dalam. Ada tim di dalam, cocokin, cocoknya di mana, nah kayak gitu," kata Ahok

3. Tidak Akan Keluar dari PDIP

Ahok menegaskan, dirinya tidak akan keluar dari PDIP jika nantinya resmi menduduki jabatan di BUMN

Pasalnya, menurut Ahok, syarat untuk mundur hanya jika ia merupakan pengurus partai. 

Hersebut diungkapkan Ahok dalam wawancara unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (17/11/2019).

"Kalau secara peraturan, yang tidak boleh (jadi bos BUMN) itu pengurus partai atau anggota dewan," tegas Ahok.

"Saya kan hanya kader," imbuhnya.

Ahok sempat melontarkan candaan bahwa PDIP bukanlah partai terlarang sehingga ia bisa tetap bertahan di sana jika menjadi bos BUMN.

"Memangnya PDIP partai terlarang? Enggak kan?" tanya Ahok sambil tertawa.

"Enggak (keluar dari PDIP) dong, kalau peraturannya enggak ya saya tetap anggota partai," sambungnya.

Ahok menyatakan dirinya akan tetap bertahan menjadi kader PDIP meski nantinya dipilih menjadi petinggi BUMN.

"Saya setia sama PDI Perjuangan kok," tuturnya.

(Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto/Daryono/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved