Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengamat Nilai Partai Gelora Sulit Ikuti Jejak Sukses Demokrat dan NasDem, Ini Alasannya

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio ragu Partai Gelora mampu mengukir kesuksesan dalam dunia politik nasional.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Pengamat politik sekaligus pakar komunikasi politik Hendri Satrio di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio ragu Partai Gelora mampu mengukir kesuksesan dalam dunia politik nasional.

Jejak sukses yang pernah ditorehkan Partai Demokrat dan Partai NasDem saat menjadi partai pendatang baru, dinilai akan sulit diikuti Partai Gelora.

Baca: Tepat di Hari Pahlawan, Susunan Pengurus Partai Gelora Terbentuk, Anis Matta Jadi Ketua Umum

Apalagi melihat tokoh-tokoh yang kini bernaung di Partai Gelora, tidak ada yang sekaliber Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pertama kali mengikuti pemilihan umum pada tahun 2004, Partai Demokrat meraih suara sebanyak 7,45 persen (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan 57 kursi di DPR.

Baca: Fahri Hamzah Dirikan Partai Gelora, Begini Tanggapan Petinggi Nasdem

Selain itu, dia menjelaskan, Partai Gelora tidak seperti NasDem yang memiliki media massa.

Kekuatan media massa ini mampu berperan membuat NasDem pada pemilu 2014 meraih suara sebanyak 6,72 persen atau 8.402.812.

"Gelora, secara ketokohan, belum memiliki tokoh sekaliber SBY. Mereka juga tidak memiliki media massa," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Minggu (10/11/2019).

Baca: AHY Berpenampilan Baru, Kini Pelihara Kumis dan Jenggot, Intip Foto-foto Sulung SBY di Sini

Karena itu ia menilai sudah bagus, jika prestasi Gelora sama dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di pemilu 2019 lalu.

"Kalau Gelora ini berprestasi sama saja seperti PSI, itu sudah sangat baik," kata Hendri Satrio.

Dia juga tidak yakin, Gelora akan menjadi ancaman bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Meskipun para pentolan Partai Gelora adalah mantan kader PKS.

"Apalagi PKS, kemarin di Pemilu 2019 lalu, suaranya naik. Saat itu kan para pentolan Partai Gelora ramai-ramai keluar dari PKS," kata Hendri Satrio.

Susunan pengurus Partai Gelora

artai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia telah mengukuhkan sususan pengurus nasionalnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved