Sabtu, 4 Oktober 2025

Surya Paloh Beberkan Logika Berpikir Nasdem, Ungkap Kesetiaan pada Jokowi

Beberkan logika berpikir Nasdem, Surya Paloh juga ungkap kesetiaan pada Pemerintahan Joko Widodo.

Editor: Miftah
KOMPAS/KRISTIAN ERDIANTO/VITALIS YOGI TRISNA
Surya Paloh, Sohibul Iman dan Jokowi 

TRIBUNNEWS.COM - Pasca pertemuan dengan Presiden PKS, Sohibul Iman, Surya Paloh menjadi sorotan.

Pasalnya, Nasdem yang termasuk partai koalisi pemerintahan, bertemu dengan PKS yang menyatakan berada di luar koalisi pemerintahan.

Pertemuan keduanya berlangsung tanggal 30 Oktober 2019 di Kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Pertemuan tersebut hanya berjarak sepekan dari pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju, 23 Oktober 2019.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat merangkul Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Mereka berbincang dalam jarak yang cukup dekat. Tidak terdengar apa yang mereka bicarakan karena volume suara yang sangat kecil seperti berbisik. Sesekali mereka tertawa dengan lepas. Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Sekjen Partai Nasdem Johnny G. Plate juga ikut berbincang. Momen tersebut terjadi sesaat sebelum Surya Paloh meninggalkan kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat merangkul Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Mereka berbincang dalam jarak yang cukup dekat. Tidak terdengar apa yang mereka bicarakan karena volume suara yang sangat kecil seperti berbisik. Sesekali mereka tertawa dengan lepas. Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Sekjen Partai Nasdem Johnny G. Plate juga ikut berbincang. Momen tersebut terjadi sesaat sebelum Surya Paloh meninggalkan kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Beberkan Logika Berpikir Nasdem

Surya Paloh memberikan penjelasan pertemuannya dengan Presiden PKS.

Hal tersebut diungkapkan Surya Paloh dalam program tayangan Kabar Petang TV One yang diunggah di Youtube tvOneNews, Kamis (31/10/2019).

“Ini sebuah pertemuan yang biasa, bukan yang luar biasa. Pertemuan dua institusi partai politik, yang masing-masing mempunyai harapan yang sama, bagaimana komunikasi yang ada bisa terjalin lebih baik lagi,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan posisi partai baik di dalam maupun di luar memiliki tujuan yang sama.

“Saya punya keyakinan, semua sedang berjuang membangun perjalanan kebangsaan yang lebih baik. Kenapa harus ada jarak yang luar biasa?” ungkapnya.

Surya Paloh mengungkapkan semua memiliki tujuan yang sama.

“Niatnya saya pikir sama, untuk memajukan bangsa,” ujar Surya Paloh.

Disebutnya partai politik di luar pemerintahan perlu dijalin komunikasi yang lebih baik.

“Kalau kawan-kawan yang ada di koalisi pemerintahan sebenarnya jauh harusnya lebih ada komunikasi yang sudah terjalin, tapi kalau dengan kawan-kawan yang di luar pemerintahan, perlu ditingkatkan dari apa yang kita sudah miliki selama ini, itu logika berpikirnya Nasdem, jadi tidak ada hal yang luar biasa,”

Ungkap Kesetiaan

Menepis anggapan menjauh dari pemerintahan Jokowi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengungkapkan kesetiaannya.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam Kongres Nasdem II di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam Kongres Nasdem II di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Hal tersebut diungkapkan Surya Paloh saat membuka kongres kedua di JIExpo, Kemayoran, Jakarta (8/11/2019).

Dilansir melalui Kompas.com, Surya Paloh menyebut adanya partai yang menyatakan paling setia dengan Presiden Jokowi.

Surya Paloh mengungkapkan semestinya ucapan tersebut juga dibuktikan lewat perbuatan.

"Karena apa? Karena nanti (jika) ada ujian berat yang dijalani Bapak Presiden, jangan-jangan hanya tinggal Nasdem yang bersama Bapak Presiden," ungkapnya.

Surya Paloh menyebut Nasdem harus berkomitmen untuk melaksanakan pengawalan terhadap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin hingga tujuan yang ditetapkan tercapai.

Surya Paloh mengatakan Nasdem tetap bisa kritis meski berada di dalam koalisi pemerintahan.

"Kalau kita mau, memperoleh kursi yang lebih tinggi lagi maka diperlukan konsistensi ucapan dan perbuatan. Diperlukan komitmen kesetiaan yang mengikat, bukan hanya janji sembarang janji," ungkapnya.

Surya Paloh mengingatkan untuk memiliki rasa bangga lebih tinggi menjadi warga Indonesia dari pada rasa bangga memiliki Nasdem.

"Kami bangga berada di Nasdem. Kami bangga memiliki Nasdem. Tapi kita harus lebih berbangga lagi menjadi rakyat dan warga negara Indonesia. Itu lah manifesto kita. Jadi bukan dasar Nasdem partai pengusung pemerintah kemudian hanya memikirkan kepentingan koalisi," lanjut dia.

Ajak Kader Hormati Partai Lain

Dalam sambutannya pula, Surya Paloh mengimbau kadernya untuk rendah hati dan menghormati kritikan.

Dilansir melalui Kompas.com, Surya Paloh juga menginstruksikan kadernya agar merangkul teman.

Surya Paloh meminta kadernya menghormati partai lain yang tidak sejalan dengan Nasdem.

Awalnya, Surya meminta seluruh kadernya untuk bersikap rendah hati dan menghormati kritik. Surya juga menginstruksikan seluruh kader Nasdem untuk merangkul sesama teman.

"Saya menginstruksikan, tunjukkan kepeloporan saudara-saudara, bersikap rendah hati, mau mendengar, mau menerima kritik. Hormati kritik, rangkul teman," kata Surya yang disambut tepuk tangan dan sorak sorai meriah peserta kongres.

Surya Paloh juga mengingatkan agar tidak menjadikan partai yang tidak memiliki arah yang sama sebagai musuh bebuyutan.

"Jangan karena partai tidak searah dengan jalannya kita, kita menjadikan musuh bebuyutan. Seakan-akan tidak ada tempat sama sekali dalam bergandengan tangan, itu bukan Indonesia sejatinya," ujar Surya.

Ia juga meminta kader Nasdem untuk menjaga persatuan dan menghilangkan pikiran yang tidak baik.

"Ajak semuanya bersatu, buang prasangka-prasangka, pikiran-pikiran, yang mengandung sinisme, menghina. Kalau kita tidak bisa bantu janganlah menghina orang lain," katanya.

Sindiran Jokowi

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan sindiran atas pertemuan Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

Sindiran tersebut diucapkan Jokowi saat acara HUT Golkar ke-55 di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

"Bapak Surya Paloh yang kalau dilihat malam ini, beliau cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ucap Jokowi yang disambut tawa audience.

"Wajahnya cerah, setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," sambung Jokowi yang kembali disambut riuh seisi ruangan.

Jokowi mengungkapkan tidak mengetahui makna dari rangkulan dan pertemuan keduanya.

"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman. Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya dilain waktu di jawab," ungkap Jokowi.

Sementara itu Surya Paloh membenarkan dirinya belum berbicara langsung secara fisik dengan Jokowi.

Namun Surya Paloh menyebut telah bertemu secara batin dengan mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Belum ketemu dalam fisik, tapi bertemu dalam batin," ucap Surya Paloh usai menghadiri HUT ke-55 Partai Golkar, di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (6/11/2019) malam.

(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto/Vincentius Jyestha Candraditya)

(Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Fitria Chusna Farisa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved