Sabtu, 4 Oktober 2025

Mendikbud Tinjau Kerusakan SD Negeri Gentong Pasuruan, Nadiem: Kejadian Ini Tidak Dapat Saya Terima

Nadiem meninjau kerusakan SD Negeri Gentong Pasuruan. Ia mengaku kejadian ini tidak dapat diterima dan harus dilakukan perbaikan oleh seluruh pihak.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Wulan Kurnia Putri
Surya.co.id/Galih Lintartika
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim mendatangi SDN Gentong Kota Pasuruan yang ambruk dan tewaskan dua orang, Kamis (7/11/2019). Surya.co.id/Galih Lintartika 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengunjungi SD Negeri Gentong di Pasuruan, Jawa Timur.

Kunjungan tersebut Nadiem lakukan untuk meninjau kerusakan yang terjadi di empat ruang kelas SD Negeri Gentong, Pasuruan, Kamis (7/11/2019).

Diketahui, empat atap ruang kelas SD Negeri Gentong, Pasuruan ambruk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (5/11/2019).

Akibat peristiwa ambruknya atap kelas di SD Negeri Gentong, Pasuruan, satu orang siswa dan seorang guru meninggal dalam kejadian tersebut.

Sementara itu, terdapat 11 murid yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka tertimpa reruntuhan gedung kelas.

Mendikbud Nadiem mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.

Bahkan ia mengatakan kejadian ini merupakan hal yang tidak dapat diterima olehnya.

"Saya melihat ini adalah suatu hal yang tidak bisa saya terima. Harusnya kita melakukan yang lebih baik lagi dari semua pihak," ujar Nadiem dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV.

Nadiem menyebutkan, seluruh pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, harus dapat bekerja sama dan bergotong royong.

Menurutnya, pemerintah harus dapat memastikan kejadian nahas ini tidak terulang lagi.

"Karena keamanan guru, murid, dan orang tua harus menjadi nomor satu, agar kita dapat belajar dengan aman dan senang," kata Nadiem.

Nadiem menegaskan, dirinya sudah mengirim inspektorat jenderal untuk segera melakukan investigasi mengenai apa yang terjadi.

Mendikbud menyebutkan, investigasi tersebut diupayakan supaya seluruh pihak dapat merencanakan bagaimana cara untuk menghindari peristiwa ambruknya atap sekolah tidak terulang.

Atap empat kelas di UPT SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang ambruk, Selasa (5/11/2019) (surya.co.id/galih lintartika)
Atap empat kelas di UPT SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang ambruk, Selasa (5/11/2019) (surya.co.id/galih lintartika) (Surya/Galih Lintartika)

Selain meninjau langsung gedung sekolah yang ambruk, Nadiem juga mengadakan pertemuan.

Pertemuan tersebut melibatkan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Pasuruan.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endy Purwanto, mengaku pihaknya telah memeriksa empat orang untuk menyelidiki ambruknya atap sekolah.

Selain memeriksa kontraktor, AKP Endy mengatakan, Polres Pasuruan Kota, Jawa Timur, juga memeriksa panitia pelaksana pembangunan sekolah.

Polisi juga akan menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas ambruknya SD Negeri Gentong, Pasuruan, setelah dilakukan gelar perkara.

"Terkait saksi, kami sudah memeriksa empat orang yang terdiri dari kontraktor, pihak panitia pembangunan, kemudian pihak rumah sakit untuk memastikan siapa-siapa saja yang menjadi korban, dan aparatur rumah sakit," jelas AKP Endy.

AKP Endy belum mau memberi pendapat tentang siapa yang paling bertanggung jawab atas kejadian ini.

Dirinya menyebutkan, tersangka baru akan diketahui setelah mengetahui penyebab ambruknya atap gedung sekolah.

"Kami tidak berandai-andai. Kalau sudah diketahui penyebabnya, kami akan gelarkan, baru diketahui siapa yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini," pungkas AKP Endy.

Keluarga Korban Tidak Akan Menuntut Kontraktor

Diketahui, terdapat dua korban meninggal dalam peristiwa ini.

Dua korban tersebut merupakan seorang guru dan seorang siswi.

Mengutip dari Kompas.com, seorang guru yang meningal dunia di lokasi bernama Sevina Arsy Putri Wijaya (19).

Korban meninggal saat berada di kelas V A.

Sementara, siswa yang meninggal dari kelas II B, bernama Irza Almira.

Kedua korban meninggal tertimpa reruntuhan bangunan kelas.

Dilansir dari Kompas TV, Ahmad Jubair, ayah Almira mengaku menyesalkan peristiwa ambruknya gedung SD Negeri Gentong, Pasuruan, yang merenggut nyawa putrinya.

Namun, ayah Almira memastikan tidak akan menuntut pihak kontraktor.

Pihak keluarga menyerahkan penanganan kasus ini seluruhnya kepada aparat kepolisian.

"Kalau dari pihak kami, in sha Allah, tidak akan melaporkan. Karena mungkin sudah kehendak takdir. Saya mengikhlaskan," ujar Ahmad Jubair.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Kontributor Surabaya/Achmad Faizal)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved