Maruf Amin Ingin Adanya Terobosan untuk Tingkatkan Penerimaan Zakat
Maruf Amin berharap adanya inovasi yang bisa diterapkan sehingga bisa mencapai target yang ingin dicapai pemerintah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Presiden Maruf Amin menyebut saat ini pengumpulan dana zakat nasional telah meningkat sebesar 24 persen.
Dalam acara World Zakat Forum (WZF) Conference2019, Maruf Amin mengatakan potensi zakat ini terus mengalami pertumbuhan selama lima tahun terakhir.
Wapres Maruf Amin Sebut Potensi Zakat yang Belum Terkelola Masih Besar
"Saya mendapat laporan bahwa dalam 5 tahun terakhir pengumpulan zakat nasional kita tumbuh sekitar 24 persen," ujar Maruf Amin dalam sambutannya pada acara yang digelar di The Crown Plaza Hotel, Bandung, Selasa (5/11/2019).
Untuk meningkatkan capaian pengumpulan dana zakat itu, Maruf Amin berharap adanya inovasi yang bisa diterapkan sehingga bisa mencapai target yang ingin dicapai pemerintah.
"Meskipun telah bertumbuh cukup baik, tapi perlu untuk dilakukan terobosan agar lebih baik lagi, karena masih sangat jauh dari potensi zakat yang ada," jelas Maruf Amin.
Menurutnya, gebrakan dalam bentuk inovasi diyakini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dari kalangan mampu terkait pentingnya menyisihkan sebagian harta mereka.
"Berbagai upaya perlu untuk terus dilakukan, misalnya meningkatkan kesadaran masyarakat wajib zakat (muzzaki) dengan cara-cara yang lebih baik," kata Maruf Amin.
Memasuki era disrupsi digital, tentunya diharapkan lembaga zakat mampu menghadapi dan memanfaatkan teknologi sebagai 'fasilitas' untuk semakin dekat dengan masyarakat.
Maruf Amin kembali menekankan harapannya agar pemanfaatan teknologi ini mampu menjadi 'alat branding' bagi lembaga zakat untuk memperoleh kepercayaan dari para masyarakat wajib zakat.
"(Yakni) penggunaan teknologi informasi berbasis digital dalam pengelolaan zakat, sehingga menumbuhkan kepercayaan yang semakin tinggi dari muzakki," tegas Maruf Amin.
Upaya dalam meningkatkan kepercayaan itu juga bisa dilakukan melalui gelaran acara-acara yang menggaungkan pentingnya berzakat namun dikemas secara menarik.
"Juga dapat menggunakan event-event tertentu yang cukup popular untuk menyampaikan pesan mengenai zakat," pungkas Maruf Amin.
Saat ini potensi zakat yang dikumpulkan mencapai Rp 230 triliun dengan pengelolaan yang mencapai angka 3,5 persen atau sekitar Rp 8 triliun.
Artinya masih ada lebih dari 95 persen potensi zakat yang bisa dikelola untuk memberdayakan masyarakat.
Banyak sektor yang bisa dikelola melalui potensi zakat ini untuk mendorong pemerataan ekonomi pada masyarakat, demi meminimalisir angka kemiskinan di Indonesia.
Perlu diketahui, Indonesia pada tahun ini didapuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan WZF Conference 2019 bertajuk 'Optimizing Global Zakat Role through Digital Technology'.
Konferensi ke-8 zakat di dunia ini merupakan gelaran kali kedua yang diadakan di Indonesia.
Sebelumnya, konferensi pertama yang digelar di tanah air telah sukses digelar di Yogyakarta pada 2008 silam.
Dari 33 negara anggota WZF yang tersebar di seluruh dunia, 28 diantaranya pun hadir.
Sekitar 300 tokoh organisasi pengelola zakat pun hadir dan membahas berbagai hal terkait pengelolaan zakat.
Khususnya mengacu pada kemajuan teknologi digital saat ini.
Pemerintah selama ini memang sangat fokus pada pengelolaan zakat.
Masyarakat Indonesia pun mempercayakan pembayaran zakat mereka melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Pada Maret lalu, Wapres ke-12 Jusuf Kalla (JK) juga memiliki kesempatan membuka Rapat Koordinasi Nasional Baznas di Surakarta.
Disebut Bakal Jadi Dewan Pengawas KPK, Ahok: Hoaks Itu
Pesan Wapres ke-12 JK saat itu yakni mendorong agar pengelolaan zakat dilakukan secara terbuka.
Selain itu, zakat yang dikelola Baznas juga harus segera dikeluarkan kepada yang berhak hingga tak ada yang tersisa.