Jokowi Gelar Rapat Terbatas Perdana, Antisipasi Menghadapi Resesi 2020
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas perdana dengan para menterinya dengan topik "Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian".
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan seluruh menterinya untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi dunia yang menghadapi kemungkinan resesi di 2020 dalam upaya menyelesaikan perjanjian perdagangan.
Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin menggelar rapat terbatas (ratas) perdana bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Rapat ini juga dihadiri para menteri dan wakil menterinya.
Ratas digelar di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (30/10/2019).
Tampak hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan kepala BPKM Bahlil Lahadalia.
Baca: Jokowi Rapat Terbatas dengan Luhut hingga Wishnutama, Fokus 7 Hal dari Investasi sampai Tol Laut
Baca: Gelar Ratas, Jokowi Tugasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Tekan Defisit Neraca Perdagangan
Pada awal pidatonya Jokowi menyebut ekspor dan investasi merupakan kunci menghadapi resesi.
Ia menekankan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, beserta menteri terkait di bawah koordinasinya, mengenai kondisi global terkini maupun perkiraannya di masa mendatang.
Jokowi pun memerintahkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri segera merampungkan perjanjian-perjanjian perdagangan hingga akhir 2020.
Diketahui pada Maret 2019 lalu, Indonesia dan Australia resmi menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Presiden menyampaikan pesan khusus pada empat jajaran pembantunya, Mendag Agus Suparmanto dan Wamendag Jerry Sambuaga, Menlu Retno Marsudi, dan Wamenlu Mahendra Siregar.
Pesan tersebut mengenai upaya peningkatan ekspor.
"Saya menyampaikan baik pada Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Perdagangan, badan Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Luar Negeri, sudah saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian-perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus-menerus tanpa henti."
"Kita telah menyelesaikan Indonesia-Australia CEPA, dan ini harus diteruskan ke negara-negara lain," ungkap Jokowi dalam kanal YouTube KompasTV, Rabu.
Pihaknya meminta agar eksekusi lapangan tersebut juga terus-menerus dikerjakan agar dapat diwujudkan dengan lain yaitu Uni Eropa.
Baca: Menlu Telah Panggil Duta Besar Terkait Impor Sampah Mengandung Bahan Beracun
Baca: Rapat Terbatas Karhutla di Riau, Jokowi Minta Kinerja Pemda Diaktifkan Lebih Baik Lagi
Ia juga menginstruksikan agar membidik perjanjian dagang dengan 10 negara ASEAN dan enam negara mitra perdagangan bebas yang tergabung dalam The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).