Jumat, 3 Oktober 2025

Komnas HAM Sebut Penembak di Aksi Demo 21-23 Mei Adalah Orang Terlatih

Dugaan penembak adalah orang terlatih, kata Beka, terlihat dari luka tembak di tubuh korban. Penembak diduga sengaja menyasar bagian tubuh yang vital.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tangkapan Layar Kompas Tv Live
5 Fakta Demo Bawaslu Ricuh - Polisi Tembakan Gas Air Mata hingga Beberapa Orang Diamankan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut aktor penembakan dalam aksi demo 21-23 Mei merupakan orang terlatih.

Hal tersebut, kata Wakil Ketua Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, setelah dilakukannya beberapa penyelidikan mendalam.

"Kami bilang terlatih atau terorganisir itu karena didasarkan pada fakta yang kami temukan. Jadi fakta yang pertama karena lokasi yang di Jakarta dari 8 orang yang meninggal karena terkena peluru tajam itu berbeda-beda lokasinya," ujar Beka di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).

Dugaan penembak adalah orang terlatih, kata Beka, terlihat dari luka tembak di tubuh korban. Penembak diduga sengaja menyasar bagian tubuh yang vital.

"Tidak semua orang bisa menggunakan senjata terus mengarah pada organ yang vital," katanya.

Baca: Komnas HAM Sebut Korban Kerusuhan 22-23 Mei Ditembak Orang Terlatih, Ini Indikasinya

Beka juga menduga penembak misterius ini tidak bekerja sendirian. Ada pihak yang merencanakan hal tersebut.

"Tidak mungkin dilakukan oleh hanya satu orang saja nah itu yang kemudian kami menyebutnya terorganisir," ujar Beka.

Hanya saja, Beka tidak bisa memastikan penembak dalam kerusuhan itu adalah penembak jitu atau bukan. Pengungkapan lebih lanjut dari temuan Komnas HAM itu diserahkan kepada polisi.

"Kami tidak membedakan antara itu sniper atau orang terlatih biasa artinya itu tugas kepolisian untuk mengungkapnya. Artinya kami tidak punya kemampuan untuk mengungkap apakah itu sniper atau bukan," ujar dia.

"Mungkin tanya kepolisian. karena kepolisian sudah pernah merilis kasus itu jenis senjatanya begitu," sambung Beka.

Beka mengaku telah menyerahkan hasil investigasinya ini kepada presiden dan Polri. Ia berharap agar Presiden Jokowi dapat mengambil langkah untuk menenangkan masyarakat terkait kasus penembakan misterius itu.

"Presiden harus kemudian memperbaiki atau ikut memperbaiki suasana yang ada dan menjamin peristiwa yang sama tidak terulang di masa depan," ujar Beka.

Beka pun berharap agar polisi dapat segera menemukan aktor lapangan dan intelektual di balik penyerangan itu. Polisi diharap juga bisa merubah sistem lembaga mereka agar tidak menggunakan kekerasan berlebih.

"Saya juga meminta kepolisian memperbaiki sistem internal mereka dengan meningkatkan kapasitas anggota kepolisian sehingga bisa meminimalisir pelanggaran HAM," kata Beka.

Sebelumnya, Mabes Polri mengungkapkan pelaku diduga menembak dengan menggunakan senjata Glock 42. Pelaku memiliki ciri-ciri berbadan kurus dan berambut gondrong.

“Ciri-cirinya tinggi 175 cm agak kurus dan rambut panjang,” ujar Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (8/7/2019).

Kerusuhan 21-23 Mei terjadi setelah sejumlah orang melancarkan protes ke kantor Bawaslu, Jakarta Pusat. Mereka menentang KPU yang mengumumkan pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres 2019.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved