Sabtu, 4 Oktober 2025

SMK Ichthus

Buntut Kasus Siswa Tikam Guru hingga Tewas, Izin SMK Ichthus Dibekukan

Akibat peristiwa penikaman yang dilakukan siswa terhadap gurunya, Dinas Pendidikan Daerah Sulawesi Utara memutuskan membekukan SMK Ichthus.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUN MANADO/FISTEL MUKUAN
Kemendikbud Datang Tinjau, SMK Ichthus akan Dievaluasi Kembali Layak atau tidak Dilanjutkan 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah peristiwa penikaman yang dilakukan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) Ichthus terhadap gurunya, Dinas Pendidikan Daerah Sulawesi Utara memutuskan membekukan SMK tersebut.

Alexander Werupangkey (54) tewas, Senin (21/10/2019) setelah ditikam di halaman sekolah.

Guru Agama SMK Ichthus tersebut meninggal meski mendapatkan perawatan.

SMK Ichthus terletak di Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Kronologi Peristiwa

Dikutip dari TRIBUNMANADO.CO.ID, Peristiwa ini berawal dari siswa berinisial FL (16) dan satu temannya yang terlambat masuk sekolah.

FL dan satu temannya diberi sanksi untuk menanam bunga di plastik.

Setelah selesai melakukan tugas, FL dan temannya ini duduk di halam sekolah sambil merokok.

Korban yang melihat tindakan tersebut, menegur untuk tidak merokok di sekolah.

FL yang tidak terima kemudian adu mulut dengan sang guru.

Beberapa saat kemudian, pelaku datang dengan membawa pisau jenis stanlis dari rumahnya.

Pelaku kemudian langsung menikam korban di atas motornya.

Alexander ditusuk lebih dari satu kali.

Korban sempat meminta pertolongan dengan berlari ke halaman sekolah.

FL masih mengejar gurunya hingga ke halaman sekolah dan masih menikam berulang kali.

Siswa SMK Ichthus tersebut kemudian langsung kabur dari lokasi kerjadian.

Korban dibawa ke RS AURI dan dirujuk ke RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou.

Pelaku saat ini sudah dibawa ke Polresta Manado.

"Memang tersangka di bawah umur, tapi untuk proses kasusnya, kami mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka, dengan ancaman 20 tahun penjara," penuturan Kapolresta Manado kepada Tribunmanado.co.id. 

Katanya juga, untuk motifnya, hanya karena korban, tersangka tidak terima teguran dari korban.

"Tersangka memang ada pengaruh alkohol semalam. Saat itu, korban tegur tersangka jangan merokok, dan tersangka sakit hati, pergi mengambil pisau di rumahnya, dan kembali menikam korban," jelasnya.

Tentang SMK Ichthus yang Bermasalah

Kondisi murid sampai saat ini masih merasa ketakutan karena peristiwa penusukan yang terjadi.

Banyak orangtua juga yang datang untuk menanyakan hal tersebut.

Data total siswa di SMK Ichthus memiliki perbedaan data.

Menurut data sekolah terdapat 40 siswa.

Tapi di data pokok pendidikan (Dapodik) terdapat 60 siswa yang bersekolah di SMK ini.

Di SMK Ichthus terdapat banyak anak didik yang kurang mampu.

Lebih dari 60% murid merupakan anak yang broken home.

Selain itu, anak didik memilih sekolah di Ichthus karena dekat dengan rumah.

"Anak murid itu dari lima kampung di sekitaran sekolah mulai dari Lusa, Pinetin sampai Warisa," jelas kepsek Ichthus kepada Tribunmanado.co.id.

Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulawesi Utara, dr Grace Punuh mengatakan tim dari kementerian pendidikan didampingi dinas sudah melakukan investigasi terkait peristiwa di SMK Ichthus.

Hasilnya tim mengeluarkan lima rekomendasi:

1. Izin sekolah dibekukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

2. Siswa dimutasikan ke sekolah terdekat, atau didaftarkan paket C.

3. Siswa kelas 10 dan 11 dipindahkan ke sekolah terdekat setelah melewati tes kompetensi.

4. Sebelum melaksanakan mutasi, siswa akan diadakan pertemuan dengan orangtua siswa.

5. Akun dipodik sekolah akan diblokir sementara.

Dokter Grace juga membeberkan borok pengelolaan sekolah hasil investigasi timnya.

SMK Ichtus merupakan sekolah tempat menampung siswa bermasalah.

Siswa yg kena masalah di sekolah sebelumnya, dikeluarkan lalu ditampung di SMK Ichthus.

FL satu di antaranya, ia dikeluarkan dari SMA 10.

Tim juga sering mendapati siswa merokok di sekolah dan sudah dinasehati.

Di SMK Ichthus juga terdapat kasus dua dari empat siswa perempuan sudah hamil dan melahirkan.

Jadwal pelajaran tidak ada yang paten, jadwalnya fleksibel dan sering digabung.

SMK Ichthus diberikan izin operasional sejak tahun 2017.

Namun ternyata tidak menjalankan proses belajar sesuai ketentuan.

Jam 7 pagi, di mana proses belajar dan mengajar seharusnya sudah di mulai, di SMK Ichthus justru belum ada siswa.

Selain itu, sekolah tidak pernah mengadakan upcara bendera.

Permasalahan lain yang ditemukan adalah gaji guru yang tidak lancar dibayar oleh pihak yayasan.(*)

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved