Sabtu, 4 Oktober 2025

Pertemuan Birateral Indonesia-Maroko, Sepakati Penguatan Kerjasama Bidang Ekonomi

Menteri Retno juga menawarkan kepada pemerintah Maroko dalam hal penguatan akses pasar manufaktur seperti tekstil, karet, sepatu, elektronik.

Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Maroko dan Menteri Luar Negeri RI, Senin (8/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Maroko dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menggelar pertemuan bilateral.

Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan lima penguatan kerjasama dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

Di antaranya pentingnya untuk segera melakukan negosiasi preferential trade agreement (PTA) antar kedua negara, agar hambatan dalam perdagangan dapat dihilangkan.

"Diharapkan negosiasi tersebut dapat dimulai sebelum akhir tahun ini," ujar Menteri Retno, Senin (28/10/2019) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Menteri Retno juga menawarkan kepada pemerintah Maroko dalam hal penguatan akses pasar manufaktur seperti tekstil, karet, sepatu, elektronik dan perabotan rumah tangga serta furniture.

Baca: Bank Indonesia dan Bank Sentral Singapura Perpanjang Perjanjian Keuangan Bilateral

Baca: Bersama Menkeu, Dirjen Bea Cukai Adakan Pertemuan Bilateral dengan WCO di Belgia

Baca: Retno Marsudi Selalu Siapkan Sneakers di Mobil untuk Jogging

"Saya juga menawarkan kesiapan Indonesia untuk mensuply minyak sawit, teh, dan kopi," ujar Menteri Retno

Menlu juga menawarkan kerjasama dalam bidang vaksin dan farmasi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia siap untuk memenuhi kebutuhan vaksin dan farmasi untuk Maroko.

"Tidak hanya Maroko, BUMN kami juga siap memenuhi kebutuhan vaksin dan farmasi untuk Afrika, Timur Tengah, dan Eropa," ujar Menteri Retno

Menlu di Kabinet Indonesia Maju tersebut juga menawarkan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan infrastruktur di Maroko dan menjalani kerjasama antara perusahaan pupuk Indonesia dan pihak Maroko.

Selain itu Menteri Retno juga menawarkan kerjasama dalam industri halal. Sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk muslim, kerjasama dalam industri halal dinilai sangat potensial bagi kedua negara.

"Tahun 2017 kita memiliki data bahwa nilai dari industri halal mencapsi USD 2,1 triliun dan diperkirakan nilai ini akan mencapai USD 3 triliun pada tahun 2023."

Pihak Indonesia, diwakili Menlu secara khusus mengundang Pemerintah Maroko untuk berpartisipasi pada Halal Summit 2020, yang akan digelar di Indonesia pada November 2020.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved