Senin, 6 Oktober 2025

Susi Pudjiastuti Tinggalkan Kabinet: Pesan untuk Menteri Baru hingga Tetesan Air Mata

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP 2014-2019, Susi Pudjiastuti akhirnya terpental dari kabinet. Ia digantikan oleh Edhy Prabowo.

Penulis: Daryono
tangkap layar Kompas TV
Sertijab Menteri Kelautan dan Perikanan dari Susi Pudjiastuti ke Edhy Prabowo, Rabu (23/10/2019). 

TRIBUNNNEWS.COM - Sempat diprediksi banyak pihak bakal kembali masuk dalam kabinet baru Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP 2014-2019, Susi Pudjiastuti akhirnya terpental dari kabinet. 

Namanya tak ada dalam daftar menteri Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Jokowi pada Rabu (23/10/2019) pagi.

Sinyal Susi tak masuk kabinet mulai terlihat pada Selasa (22/10/2019) malam.

Dari 32 orang yang dipanggil Jokowi sebagai calon menteri dan anggota kabinet, tak terlihat Susi.

Baca: Daftar Menteri yang Tak Dipakai Jokowi Lagi di Kabinet, Susi Pudjiastuti hingga Hanif Ucap Selamat

Sadar Susi tak masuk dalam kabinet, warganet pun berharap Jokowi mempertahankan Susi.

Sertijab Menteri Kelautan dan Perikanan dari Susi Pudjiastuti ke Edhy Prabowo, Rabu (23/10/2019)
Sertijab Menteri Kelautan dan Perikanan dari Susi Pudjiastuti ke Edhy Prabowo, Rabu (23/10/2019) (tangkap layar Kompas TV)

Tagar WeWantSusi sempat trending di Twitter.

Namun, akhirnya Susi benar-benar tak masuk dalam kabinet.

Susi digantikan oleh kader Gerindra, Eddy Prabowo.

Pesan untuk Menteri Baru

Susi Pudjiastuti memberikan pesan untuk menteri baru, Edhy Prabowo

Hal itu disampaikan Susi saat melakukan acara serah terima jabatan Menteri KKP (Sertijab) di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Rabu (23/10/2019). 

Baca: Pisah Sambut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dan Edhy Prabowo Mengajak Keluarga

Susi menyarankan Menteri Edhy Prabowo untuk tidak menurunkan ritme kerja di jajaran KKP yang menurut Susi sudah terbangun selama ini. 

"Bapak harus dorong. Kawan-kawan ini sudah terbiasa dengan high speed . Jangan diturunin lagi kecepatannya Pak. Nanti turunin lagi, nanti nggak bisa gerak cepat lagi. Apalagi ini pak Presiden kan Indonesia maju," kata dia. 

Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti (Mafani Fidesya Hutauruk)

Lebih lanjut Susi juga titip Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Susi juga meminta Edhy untuk tetap melarang penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan baik seperti cantrang, trol, dan bom supaya laut tetap lestari.

Terakhir, Susi berpesan soal kedaulatan laut.

"Jaga kedaulatan laut kita hanya untuk bangsa kita karena itu satu-satunya sumber protein, sumber kehidupan yang masih aksessable bagi kebanyakan rakyat kita," ujar dia.

Teteskan Air Mata

Ada suasana haru saat Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jilid 1 Susi Pudjiastuti menyerahterimakan jabatannya kepada Edhy Prabowo.

Susi Pudjiastuti terlihat meneteskan air mata saat Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo membacakan puisi dari sebuah karikatur.

Adapun karikatur bergambar laut, ikan, dan wajah Susi itu merupakan kenang-kenangan untuk wanita asal Pangandaran ini dari para penjabat eselon I KKP dan warga KKP seluruhnya.

Setelah mendapat karikatur, Susi dan Edhy Prabowo menerima jabatan tangan tanda ucapan selamat dan terimakasih dari para penjabat dan karyawan di lingkup Kementerian.

Baca: Edhy Prabowo Ikuti Jejak Susi Pudjiastuti Tenggelamkan Kapal Asing

Adapun dalam sambutannya saat serah terima jabatan, Susi mengaku senang karena yang menggantikannya adalah sosok yang dia kenal.

Artinya, Edhy sudah tahu perjuangan dan persoalan di Kementerian yang sebelumnya dia pimpin.

"Perubahan adalah hal yang biasa. Tapi saya senang yang masuk ke KKP bukan orang asing. Dia (Edhy) adalah orang yang biasa saya ketemu beberapa bulan sekali. Kadang minum kopi bareng," kata Susi Pudjiastuti sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Dengan begitu, kata Susi, kekhawatiran laut tidak sejahtera dan berdaulat hilang.

Susi percaya, laut akan terus berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.

"Kekhawatiran saya hilang. Pak Edhy bukan orang lain. Dari Sekjen, Dirjen, sampai Eselon III juga kenal semua. KKP ini adalah my passion in the last five years. Cinta saya, kerja keras saya, semua akan dilanjutkan Pak Edhy," pungkasnya. 

Edhy Janji Pertahankan Kebijakan yang Baik dari Susi

Edhy Prabowo mengatakan, tidak akan mengganti kebijakan yang baik di masa Susi Pudjiastuti.

Adapun kebijakan yang dia maksud antara lain soal penenggelaman kapal, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti bom ikan, trawl, cantrang, dan sebagainya, serta Teluk Benoa.

"Tadi ada yang tanya penenggelaman, alat tangkap. Saya yakin begini, yang baik-baik di masanya Ibu Susi tidak akan saya ganti. Melainkan kita perkuat," ucap Edhy Prabowo seperti dikutip dari Kompas.com.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri)
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) (ISTIMEWA)

Kata Edhy, dia akan menyempurnakan kebijakan dan perjuangan yang belum sempat diselesaikan oleh Susi Pudjiastuti.

Adapun dalam menyempurnakan kebijakan, Edhy mengaku akan membuka lebar-lebar pintu Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Susi jika ingin memberikan masukan maupun dorongan guna mencapai visi misi Presiden dan Wakil Presiden.

"Yang belum baik harus kami sempurnakan. Kami perbaiki. Mungkin periode ini saya yang meneruskan, tapi sebenarnya Ibu Susi juga tidak tertutup di rumah ini untuk memberikan masukan, dorongan, atau apapun. Rumah ini tidak tertutup untuk Bu Susi," tutur Edhy.

Tidak hanya itu, Edhy juga menegaskan bahwa dirinya akan mengawal Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Perpres tersebut salah satunya mengatur soal penanaman modal yang seluruhnya alias 100 persen harus modal dalam negeri dan mendapat izin dari KKP terkait alokasi sumber daya ikan dan titik kordinat daerah penangkapan.

"Ya perpres 44 kan bagus. Industri perikanan dalam negeri memang harus diutamakan untuk dalam negeri. Nelayan kita dulu yang menikmati, baru nelayan asing. Nelayan kita sudah sejahtera belum? Ini yang selama ini saya lihat Bu Susi sedang perjuangkan," ungkap Edhy.

Memang dia mengaku prosesnya akan memakan waktu lama.

Tapi dia akan pastikan prosesnya akan diteruskan dan berlanjut.

"Percayalah saya tidak akan merusak yang sudah baik. Malah kalau yang belum baik akan saya perbaiki," ucap dia.

(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Fika Nurul Ulya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved