Sabtu, 4 Oktober 2025

Jokowi Diminta Pilih Menteri Agama dari Pesantren

Syarifuddin Ra'uf meminta Presiden Joko Widodo untuk memilih Menteri Agama dari kalangan santri.

Tribunnews/Jeprima
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maruf Amin menerima ucapan selamat dari Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad seusai Jokowi dan Maruf Amin dilantik dalam acara Sidang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Masa Jabatan 2019-2024 di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019) sore. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (MADANI), Syarifuddin Ra'uf meminta Presiden Joko Widodo untuk memilih Menteri Agama dari kalangan santri.

Menurut Syarifuddin, hal itu penting agar bisa menangka berkembangnya paham agama radikal di Indonesia. Selama ini, paham itu cukup mengganggu harmoni kehidupan kebangsaan Indonesia yang plural.

Syarifuddin juga menyebut, Islam yang berkembang di Indonesia merupakan warisan para wali yang menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan cara damai. Cara-cara seperti ini sangat dipahami oleh santri dan pesantren, khususnya yang berasal dari kalangan Nahdhiyyin.

Baca: Hasil French Open 2019: Kalah dari Wakil India, Tommy Sugiarto Angkat Koper di Babak Pertama

Baca: Kisah Penyandang Disabilitas yang Kini Punya ‘Tempat’ di Jakarta

Baca: Campina Es Krim Kenalkan Produk Baru dan Luncurkan Web Series

“Presiden Jokowi di periode kedua perlu memastikan bahwa Menteri Agama berasal dari kalangan pesantren yang memiliki akar tradisi pemikiran dan gerakan keagamaan Islam yang moderat dan bisa mengayomi semua agama dan golongan,” kata Syarifuddin Ra'uf saat di konfirmasi, Selasa (22/10/2019).

Pengasuh Pesantren Husnul Islam Tambak Gresik Jawa Timur tersebut pun menambahkan, paham Islam radikal tidak bisa diberantas dengan pendekatan represif dan keamanan. Namun, perlu dengan memperkuat pemahaman Islam moderat yang ini merupakan salah satu tugas Kementerian Agama.

Sebab pendekaan keamaan dengan menerjunkan Densus anti Teror malah akan bisa menumbuhkan sikap radikal itu sendiri.

“Presiden Jokowi harus cermat memilih Menteri yang memiliki tradisi kuat dalam pemikiran keagamaan moderat dan memiliki basis jaringan keagamaan yang mumpuni. Jangan sampai langkah baik dan bijak yang sudah ditempuh Presiden Jokowi di periode pertama tercederai oleh kesalahan memilih Menteri Agama,” ucap Syarifuddin.

“Terlebih hari ini, 22 Oktobe bertepatan dengan Hari Santri, sudah sepatutnya Presiden Jokowi untuk tidak mengecewakan pesantren,” jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved