Minggu, 5 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Beredar Kabar Nadiem Jadi Menteri Pendidikan, Pengamat: Bukan Pakemnya

Rumor berhembus Nadiem akan diposisikan sebagai Menteri Digital dan Ekonomi Kreatif apabila nomenklatur diubah.

Editor: Johnson Simanjuntak
WARTA KOTA/henry lopulalan
DATANG KE ISTANA KEPRESIDENAN -Salah satu pendiri yang juga CEO goJek Nadiem Makarim usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Menurut Presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya usai dilantik Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan keduanya bersama Wapres Ma'ruf Amin periode tahun 2019-2024. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri GoJek Indonesia Nadiem Makarim dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Jakarta kemarin.

Rumor berhembus Nadiem akan diposisikan sebagai Menteri Digital dan Ekonomi Kreatif apabila nomenklatur diubah.

Ada juga yang menyebut Nadiem diplot menjadi Menteri Pendidikan.

Kebenaran Nadiem menduduki dua pos tersebut di kabinet masih harus menunggu esok saat Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi 34 menterinya.

Kendati demikian Pengamat Politik Indo Strategi Arif Nurul Iman dengan latar belakang Nadiem yang seorang pengusaha dinilai tidak cocok duduk menjadi orang nomor satu di Kementerian Pendidikan.

Baca: Polisi Pastikan Tidak Ada Rekayasa Dalam Kasus Ninoy Karundeng

"Saya kira untuk kursi yang disebutkan terakhir, Nadiem bukan pakemnya. Bukan apa-apa, dia kan basicnya pengusaha dalam dunia usaha itu yang dihitung bagaimana sesuatu yang menghasilkan, ada keuntungan, profit. Bahwa Nadiem bunya success story itu di bidang bisnis, transportasi, dan itu tentu tidak pas jika ditempatkan di kementerian yang menangani pendidikan, "ujar Arif Nurul kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Menurut Arif, yang perlu dilihat dan diketahui menjadi seorang menteri di bidang pendidikan membangun sumber daya manusia tidak sekedar injeksi pengetahuan tapi juga membangun karakter.

"Ini titik krusial bagi menteri pendidikan ke depan. Dia bukan hanya profesional, tapi juga harus memahami dunia pendidikan. Menteri yang kemarin menjabat, saya kira masih sangat layak meneruskan di periode kedua," ujar Arif.

Tidak hanya itu, lanjut Arif secara histori politik, bahwa NU dan Muhammadiyah mempunyai saham politik yang sangat besar bagi NKRI.

Sehingga secara politis lanjut Arif sangat wajar jika NU dan Muhammadiyah diberikan slot di kabinet.

Kalau kemudian basis pengalaman di Muhammadiyah itu pendidikan dan pelayanan sosial, maka menurut Arif menjadi wajar Muhammadiyah diberi mendikbud karena dua alasan.

Pertama karena alasan profesional, Muhammadiyah lama berkecimpung di dunia pendidikan dan kedua alasan politis.

"Muhammadiyah mempunyai saham besar dalam membangun Nkri dan memiliki pengalaman panjang, tidak instan,"ujar Arif Nurul.

Ketika ditanya soal reaksi pengemudi transportasi online GoJek yang akan berunjuk rasa menolak Nadiem jadi menteri menjadi sebuah catatan penting.

"Itu jadi catatan tersendiri. Saya saya kira salah satu indikator seseorang layak jadi menteri itu adalah success story, diantaranya kepemimpinan dia sebelum ditunjuk menjadi menteri, misalnya nadiem sukses membangun Gojek, tapi kemudian ada ketimpangan dalam kesejahteraan mitra, itu juga tentu menjadi catatan. Karena sukses itu kan bisnisnya, tapi seharusnya juga dibarengi dengan kesejahteraan karyawannya, "ujar Arif Nurul. (Willy Widianto)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved