Selasa, 7 Oktober 2025

Santri Milenial dan Pondok Pesantren Harus Mampu Berinovasi dan Memanfaatkan Teknologi Informasi

Santri harus mengambil tanggungjawab dalam bagian perubahan sosial dan penguatan ekonomi masyarakat Indonesia

Editor: Eko Sutriyanto
ist
Kyai Ma’ruf Amin saat Launching Aplikasi Kopi Abah & Coffee Moving di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/10/2019).\ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan industri 4.0 yang serba digital, perlu juga direspon oleh para santri.

Santri milenial dan pondok pesantren harus mampu berinovasi dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) demi kemajuan bangsa.

Kehadiran Aplikasi Kopi Abah menjadi salah satu solusi digital Santri Usahawan.

Hadirnya gagasan Arus Baru Ekonomi Indonesia sangat membutuhkan peran umat dan pesantren dalam membangun ekonomi bangsa.

Wakil Presiden Terpilih, KH Ma’ruf Amin mengatakan, tantangan Indonesia ke depan adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Dengan segala potensi yang dimiliki tentu perlu ada program yang memiliki target untuk peningkatan soft skill SDM, salah satu sasaran yang memiliki potensi besar adalah santri.

Menurut data Kementerian Agama RI hingga tahun 2016 jumlah santri 4.290.626 orang.

"Apabila sebagian jumlah santri tersebut telah lulus di tahun 2019, maka jumlah SDM lulusan pesantren menjadi sebuah potensi yang perlu dikembangkan," kata Kyai Ma’ruf Amin saat Launching Aplikasi Kopi Abah & Coffee Moving di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Baca: Anggota DPR RI Dari PDIP, Gus Nabil Wujudkan Silaturrahmi Nasionalis Dan Santri ke Pesantren

Dikatakannya, santri harus mengambil tanggungjawab dalam bagian perubahan sosial dan penguatan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Peran santri dalam pembangunan ekonomi harus dikelola dengan baik," kata Ma'ruf.

Hadirnya SIMAC (Santri Millenial Center) yang menggagas program Gerakan Santri Usahawan (GUS IWAN) ini adalah wujud nyata dari peran santri dalam penguatan ekonomi umat.

GUS IWAN biasa disebut juga Santri Bagus, Pinter Ngaji, dan Usahawan’.

“Saya mengapresiasi hadirnya SIMAC sebagai sebuah role model santri yang sukses dan keren, pemuda masa kini dan masa depan yang mempunyai visi dalam hal ekonomi, keagamaan dan nasionalisme kebangsaan harus bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional,”ujarnya.

Direktur Utama SIMAC, Nur Rahman mengatakan keberadaan GUS IWAN harus menjadi gerakan bersama bagi para santri untuk menjadi usahawan (santripreneur). Gerakan bersama berarti harus bersinergi dan kolaborasi satu sama lain, salah satunya mengendeng PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Baca: Wapres JK Ingin Kemiskinan Ditiadakan di Indonesia Tahun 2030

“Untuk menjadikan santri milenial sebagai salah satu tenaga penggerak ekonomi digital di Indonesia. Para santri milenial bias memanfaatkan teknologi digital Telkomsel dalam mengoptimalkan pertumbuhan bisnis seperti usaha yang telah dirintis saat ini yakni Kopi Abah, produk UMKM dari SIMAC lainnya,”kata Nur Rahman.

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, pihaknya berupaya untuk mendorong kesiapan Indonesia untuk dapat menjadi negara digital secara menyeluruh dan berkelanjutan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved